TENTANGKITA.CO – Pemerintah, melalui Kementerian Kesehatan, mengeluarkan surat edaran mengenai waspada terhadap Virus Nipah.
Dalam keterangannya, Kemenkes menjelaskan, pada tanggal 12 September 2023, Pemerintah Kerala, India melaporkan kembali adanya wabah penyakit virus Nipah di wilayah Kerala yang sebelumnya dilaporkan pada tahun 2021. Per 18 September 2023, telah dilaporkan 6 kasus konfirmasi dengan dua kematian (CFR 33,33%) yang dilaporkan dari Distrik Kozhikode.
Virus Nipah adalah infeksi virus berbahaya yang bisa menyebabkan radang otak. Penularan virus Nipah terjadi dari hewan ke manusia. Sampai saat ini belum diketahui pengobatan yang efektif untuk infeksi virus ini.
Surat edaran itu dikeluarkan Rabu (27/9) di Jakarta. Di mana Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.02/C/4022/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Penyakit Virus Nipah.
SE yang ditandatangani Dirjen P2P Maxi Rein Rondonuwu pada 25 September ini ditujukan kepada para kepala dinas kesehatan (dinkes), kepala kantor kesehatan pelabuhan (KKP), kepala laboratorium kesehatan masyarakat, direktur rumah sakit, kepala puskesmas, serta Asosiasi Klinik Indonesia.
Baca Juga
- Formasi CPNS Kemenkes 2023 PDF Ada Ratusan Lowongan Dosen Bukan PPPK, Ini Syarat dan Tata Cara Pendaftarannya
- BOCORAN INFO TERBARU!! Kemenkes Buka Seleksi CASN CPNS 2023 untuk Ratusan Ribu Kuota, CEK Formasi dan Persyaratan Lengkap
Dirjen P2P mengatakan, penerbitan SE ini dimaksudkan untuk meningkatkan kewaspadaan bagi semua pemangku kepentingan terkait deteksi dini kasus penyakit virus nipah.
“Hingga saat ini keberadaan virus nipah pada manusia di Indonesia belum banyak diketahui. Namun mengingat letak geografis Indonesia berdekatan dengan negara yang melaporkan wabah, maka kemungkinan risiko penyebaran dapat terjadi,” ujar Maxi, dalam keterangan di website resmi Kemenkes [kemkes.go.id], Rabu (27/9).
Dalam SE, Maxi meminta KKP, dinkes provinsi/kabupaten/kota, serta fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) untuk melakukan pemantauan kasus dan negara terjangkit di tingkat global melalui kanal resmi Kemenkes dan Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Kemudian, meningkatkan pengawasan terhadap orang (awak, personel, dan penumpang), alat angkut, barang bawaan, lingkungan, vektor, binatang pembawa penyakit di pelabuhan, bandar udara (bandara), dan pos lintas batas negara (PLBN), terutama yang berasal dari negara terjangkit.
Selanjutnya, meningkatkan kewaspadaan dini dengan melakukan pemantauan kasus sindrom demam akut yang disertai gejala pernapasan akut atau kejang atau penurunan kesadaran serta memiliki riwayat perjalanan dari daerah terjangkit. Deteksi dan respons selanjutnya dapat merujuk Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nipah.
Fasyankes juga diminta untuk memantau dan melaporkan kasus yang ditemukan sesuai dengan pedoman melalui laporan Surveilans Berbasis Kejadian/Event Based Surveillance (EBS) kepada Dirjen P2P melalui aplikasi SKDR dan Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC) di nomor Telp//WhatsApp 0877-7759-1097.
Baca Juga:
- Berbagai Jenis Virus Trojan, Aplikasi di BCA Mobile Kemungkinan Masuk di Jenis yang Mana?
- UGM Kembangkan Vaksin Rotavirus RV3, Solusi Diare Berat pada Anak Nih
Maxi meminta dinkes untuk mengirimkan spesimen kasus suspek ke Balai Besar Laboratorium Biologi Kesehatan d/h Laboratorium Prof. dr Srie Oemijati untuk dilakukan pemeriksaan.
Untuk laporan penemuan kasus suspek/probable/konfirmasi dari fasyankes, kata Maxi, harus dilakukan investigasi dalam 1×24 jam termasuk pelacakan kontak erat.
Berbagai Gejala Virus Nipah yang Perlu Dikenali
Rentang waktu munculnya gejala setelah terpapar virus Nipah (masa inkubasi), tulis laporan di alodokter.com, sekitar 4–14 hari. Gejala awal infeksi virus Nipah bisa mirip dengan gejala flu biasa.
Kemudian, saat infeksi berlanjut, akan muncul gejala berat akibat peradangan dan pembengkakan otak (ensefalitis) hingga kematian.
Setelah masa inkubasi selesai, akan muncul gejala awal yang bisa berlangsung selama 3–14 hari pertama.
Gejala-gejala yang bisa muncul adalah sebagai berikut:
- Demam
- Sakit kepala
- Batuk
- Sakit tenggorokan
- Nyeri otot
- Sulit bernapas
- Diare
- Muntah
Jika infeksi berlanjut, akan muncul gejala yang berat dan parah akibat ensefalitis. Berikut ini adalah beberapa gejala yang terjadi di fase radang otak:
- Kantuk berat
- Perasaan kebingungan dengan tempat dan waktu (disorientasi)
- Sulit fokus dan konsentrasi
- Kejang
- Koma