TENTANGKITA.CO – “Kita tidak akan berkompromi pada konspirasi politik securang apa pun,” ujar Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono.
“Saya tahu, para kader Demokrat marah dan kecewa, bukan karena Ketumnya tidak jadi Cawapres, tapi karena perjuangan Demokrat dilukai oleh mereka yang tidak jujur, serta telah melanggar komitmen dan kesepakatan. Bagi Demokrat, ini sesuatu yang fundamental.” katanya dalam konferensi pers di Kantor DPP Partai Demokrat Jakarta, Selasa (5/9).
Pernyataan AHY ini terkait Koalisi Perubahan Untuk Persatuan [Parati Nasdem] mendeklarasi pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) beberapa waktu lalu.
Paadahal, sebelumnya, Anies dan AHY sudah bersepakat menjadi bacalon presiden dan wakil presiden dari koalisi itu.
Baca Juga: Ini Pernyataan Lengkap AHY Tentang Pasangan Anies-Cak Imin
ETIKA TIDAK DIANGGAP PENTING
Dia merasakan, dalam hiruk pikuk politik menuju Pemilu 2024, seolah etika, integritas pribadi, dan komitmen politik, menjadi tidak penting dan relevan, dalam mencapai tujuan.
“Ini yang justru menebalkan keyakinan politik saya, perubahan benar-benar diperlukan; karena demokrasi yang sejati hanya bisa dirawat dan tetap eksis jika hal-hal mendasar tadi tetap dipertahankan.”
Menurut AHY: “Dalam kondisi perang saja, kami diwajibkan untuk mematuhi etika dan aturan. Sehingga, perang bukan hanya soal killed or to be killed. Bukan hanya tentang menang atau kalah. Tetapi juga soal cara untuk bisa memenangkan peperangan itu.”
Baca Juga: Cak Imin Cerita Detik-detik Terima Jadi Cawapres Anies Baswedan, Ditodong Surya Paloh Minta Salaman
KOMITMEN JADI BARANG LANGKA
Komitmen, kata dia, menjadi barang yang langka. Kata maaf dijadikan obat yang murah, untuk pengingkaran atas sebuah komitmen. “Ini tentu berbahaya. Jika dibiarkan,” ujarnya.
Memilih pemimpin, menurut AHY, utamanya calon presiden dan calon wakil presiden, yang kelak akan bertanggung jawab atas lebih dari 270 juta jiwa; tidak bisa hanya diputuskan begitu saja, dalam hitungan menit, oleh segelintir orang.
“Kata maaf dijadikan obat yang murah, untuk pengingkaran atas sebuah komitmen. “Ini tentu berbahaya. Jika dibiarkan,” ujarnya.
“Sesuai dengan konstitusi Partai Demokrat, tentu harus dimusyawarahkan terlebih dulu, dan dibicarakan dalam wadah Majelis Tinggi Partai.”