TENTANGKITA, JAKARTA – Ustadz Adi Hidayat menjelaskan satu doa yang orang Arab sendiri tidak tahu tentang doa tersebut yaitu doa sapu jagat.
“Rabbana aatina fiddunya hasanah, wa fil akhirati hasanah waqina ‘adzabannaar.”
(Ya Allah anugerahkan segala hal yang terbaik untuk urusan dunia kami dan kebaikan di akhirat, dan lindungi kami dari siksa neraka.)
Doa tersebut termaktub dalam Al Qur’an surat kedua Al Baqarah ayat 201. Tentu, Ustadz Adi Hidayat tidak bicara serius tentang doa sapu jagat yang orang Arab pun tidak tahu tentang istilah itu.
Dalam bahasa Arab, menurut Ustadz Adi Hidayat, baik itu bisa dalam bentuk lima sampai enam kosa kata seperti:
- Thoyyib: kebaikan yang bersifat fisik
- Khair: dalam bentuk sifat
- Ma’ruf: aktualisasi dari sifat
- Ihsan: aktualisasi kebaikan yang dikerjakan karena Allah
- Sholeh: Gabungan dari poin 1 sampai 4.
“Kebaikan yang dikerjakan oleh orang sholeh ini yang melahirkan pahala yang disebut dengan hasanah. Kebaikan yang menghasilkan nilai-nilai kemuliaan, namanya hasanah,” kata Ustadz Adi Hidayat ceramahnya yang tayang di YouTube.
“Jadi, ketika Anda berdoa rabbana aatina fiddunya hasanah, itu bukan sekadar berdoa Anda supaya jadi orang baik, tapi bagaiman caranya kebaikan tadi menghasilkan kemuliaan untuk akhirat Anda. Makanya setelah kalimat hasanah dunia disempurnakan kalimatnya dengan hasanah akhirat.”
“Maka disebutlah doa ini dengan istilah apa…, doa sapu jagat. Dan cuma Anda yang tahu, orang Arab pun tidak kenal dengan doa sapu jagat. Silakan pergi ke Arab tanyakan tahu doa sapu jagat.”
NASIHAT USTADZ ADI HIDAYAT: Ingin Doa Terkabul dan Dosa Diampuni? Baca Dzikir dan Shalawat (UAH)
USTADZ ADI HIDAYAT (UAH)
Ustadz Adi Hidayat (UAH), seperti disebut di laman www.quantumakhyar.com, memulai pendidikan formal di TK Pertiwi Pandeglang tahun 1989 dan lulus dengan predikat siswa terbaik. Kemudian melanjutkan pendidikan dasar di SDN Karaton 3 Pandeglang hingga kelas III dan beralih ke SDN III Pandeglang di jenjang kelas IV hingga VI.
Di dua sekolah dasar ini dia juga mendapat predikat siswa terbaik, hingga dimasukan dalam kelas unggulan yang menghimpun seluruh siswa terbaik tingkat dasar di Kabupaten Pandeglang. Dalam program ini, dia juga menjadi siswa teladan dengan peringkat pertama.
Dalam proses pendidikan dasar ini, Adi Hidayat kecil juga disekolahkan kedua orang tuanya ke Madarasah Salafiyyah Sanusiyyah Pandeglang. Pagi sekolah umum, siang hingga sore sekolah agama. Di madrasah ini, dia juga menjadi siswa berprestasi dan didaulat sebagai penceramah cilik dalam setiap sesi wisuda santri.
Tahun 1997, dia melanjutkan pendidikan Tsanawiyyah hingga Aliyah (setingkat SMP-SMA) di Ponpes Darul Arqam Muhammadiyyah Garut. Ponpes yang memadukan pendidikan Agama dan umum secara proporsional dan telah mencetak banyak alumni yang berkiprah di tingkat nasional dan internasional.
Di Ponpes inilah ia mendapatkan bekal dasar utama dalam berbagai disiplin pengetahuan, baik umum maupun agama. Guru utama dia, Buya KH. Miskun as-Syatibi ialah orang yang paling berpengaruh dalam menghadirkan kecintaan dia terhadap al-Qur’an dan pendalaman pengetahuan.
Selama masa pendidikan ini dia telah meraih banyak penghargaan baik di tingkat Pondok, Kabupaten Garut, bahkan Provinsi Jawa Barat, khususnya dalam hal syarah al-Qur’an. Di tingkat II Aliyah bahkan pernah menjadi utusan termuda dalam program Daurah Tadribiyyah dari Universitas Islam Madinah di Ponpes Taruna al-Qur’an Jogjakarta. Dia juga sering kali dilibatkan oleh pamannya KH. Rafiuddin Akhyar, pendiri Dewan Dakwah Islam Indonesia di Banten untuk terlibat dalam misi dakwah di wilayah Banten.
Ustaz Adi Hidayat lulus dengan predikat santri teladan dalam 2 bidang sekaligus (agama dan umum) serta didaulat menyampaikan makalah ilmiah “konsep ESQ dalam al-Qur’an” di hadapan tokoh pendidikan M. Yunan Yusuf. Tahun 2003, dia mendapat undangan PMDK dari Fakultas Dirasat Islamiyyah (FDI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bekerja sama dengan Universitas al-Azhar Kairo, hingga diterima dan mendapat gelar mahasiswa terbaik dalam program ospek.
Tahun 2005, dia mendapat undangan khusus untuk melanjutkan studi di Kuliyyah Dakwah Islamiyyah Libya yang kemudian diterima, walau mesti meninggalkan program FDI dengan raihan IPK 3,98.
Ustadz Adi Hidayat Ungkap Rahasia Mendatangkan Nikmat, Harus Bersyukur
STUDI DI LIBYA
Di Libya, Adi Hidayat belajar intensif berbagai disiplin ilmu baik terkait dengan al-Qur’an, hadis, fikih, usul fikih, tarikh, Lughah, dan selainnya. Kecintaannya pada al-Qur’an dan Hadits menjadikan dia mengambil program khusus Lughah Arabiyyah wa Adabuha demi memahami kedalaman makna dua sumber syariat ini. Selain pendidikan formal, dia juga ber-talaqqi pada masyayikh bersanad baik di Libya maupun negara yang pernah dikunjunginya.
Dia belajar al-Qur’an pada Syaikh Dukkali Muhammad al-‘Alim (muqri internasional), Syaikh Ali al-Liibiy (Imam Libya untuk Eropa), Syaikh Ali Ahmar Nigeria (riwayat warsy), Syaikh Ali Tanzania (riwayat ad-Duri).
Adi Hidayat juga belajar ilmu tajwid pada Syaikh Usamah (Libya). Adapun di antara guru tafsir dia ialah Syaikh Tanthawi Jauhari (Grand Syaikh al-Azhar) dan Dr. Bajiqni (Libya) Ilmu Hadits dia pelajari dari Dr. Shiddiq Basyr Nashr (Libya).
Dalam hal Ilmu Fiqh dan ushul Fiqh di antaranya dia pelajari dari Syaikh ar-Rabithi (mufti Libya) dan Syaikh Wahbah az-Zuhaili (Ulama Syiria). Dia mendalami ilmu lughah melalui syaikh Abdul Lathif as-Syuwairif (pakar bahasa dunia, anggota majma’ al-lughah), Dr. Muhammad Djibran (pakar bahasa dan sastra), Dr. Abdullâh Ustha (pakar nahwu dan sharaf), Dr. Budairi al-Azhari (pakar ilmu arudh), juga masyayikh lainnya.
Adapun ilmu tarikh, dia pelajari di antaranya dari Ustaz Ammar al-Liibiy (Sejarawan Libya). Selain para masyayikh tersebut, dia juga aktif mengikuti seminar dan dialog bersama para pakar dalam forum ulama dunia yang berlangsung di Libya.
Di akhir 2009 dia diangkat menjadi amînul khutabâ, Ketua Dewan Khatib Jami’ Dakwah Islamiyyah Tripoli yang berhak menentukan para khatib dan pengisi di Masjid Dakwah Islamiyyah. Dia juga aktif mengikuti dialog internasional bersama para pakar lintas agama, mengisi berbagai seminar, termasuk acara tsaqafah islâmiyyah di kanal At-Tawâshul TV Libya.
Awal tahun 2011 dia kembali ke Indonesia dan mengasuh Ponpes al-Qur’an al-Hikmah Lebak Bulus. Dua tahun kemudian dia berpindah ke Bekasi dan mendirikan Quantum Akhyar Institute, yayasan yang bergerak di bidang studi Islam dan pengembangan dakwah.
Demikian nasihat dari Ustadz Adi Hidayat yang kali ini membahas doa sapu jagat yang orang Arab sendiri tidak tahu, termasuk pula 5 kategori baik dalam bahasa Arab.