TENTANGKITA.CO – Waduh, kini, kita wajib mewaspadai diare khususnya untuk Balita dan anak-anak. Diare Ancaman serangan diare sangat berisiko tinggi.
Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia.
Menurut Kemenkes, selain menyebabkan kesakitan dan kematian, diare juga akan menghambat tumbuh kembang seorang anak karena dapat menimbulkan stunting.
Kebutuhan zat mikro pada tubuh anak untuk tumbuh hilang karena infeksi diare yang berulang dan nilai gizi pada tubuh anak pun akan berkurang.
Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 juga menunjukkan prevalensi diare yang tinggi pada balita, mencapai 9,8%.
Baca Juga: Mulai 1 September, Pasien Covid-19 Bayar Sendiri
Data Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2020:
- Diare penyumbang kematian nomor dua setelah pneumonia (infeksi paru) pada bayi usia 29 hari-11 bulan yaitu 9,8%
- Pada kelompok balita usia 12-59 bulan 4,5% dari total kematian.
Menurut sumber data Indonesia Rotavirus Surveillance Network 2001-2017, Rotavirus penyebab utama diare berat pada balita, yaitu sekitar 41% sampai 58% dari total kasus diare pada balita yang rawat inap, saat ini 1 dari 8 anak balita menderita diare.
“Melihat data di atas, saya sangat sedih. Anak-anak yang sedang masa lucu-lucunya, aktif-aktifnya, harus tersiksa, terkulai lemas, dan menderita akibat diare,” ujar Wakil Menteri Kesehatan RI Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono di Kemenkes.go.id.
Baca Juga: UGM Kembangkan Vaksin Rotavirus RV3, Solusi Diare Berat pada Anak Nih
Pemerintah mengajak masyarakat ikut Imunisasi Rotavirus. “Gratis!” katanya.
Imunisasi Rotavirus:
- Diberikan tiga dosis mulai bayi usia 2 bulan dan maksimal usia 4 bulan dengan interval minimal empat minggu antar dosis.
- Pemberian imunisasi Rotavirus tepat waktu untuk memberikan perlindungan sedini mungkin pada bayi dari diare yang disebabkan oleh Rotavirus.
”Imunisasi Rotavirus ini diberikan tiga dosis, pada bulan kedua, bulan ketiga, dan pada bulan keempat saat anak-anak tersebut mulai berkembang, karena waktu-waktu itulah anak mulai makan makanan tambahan yang cenderung peluang diare lebih besar,” katanya.