TENTANGKITA.CO – Sosiolog UGM, Wahyu Kustiningsih, S.Sos., M.A, mengatakan anak muda merupakan kelompok rentan termasuk mengalami gangguan kesehatan mental. Bahkan, tidak sedikit anak muda yang terkena gangguan kesehatan mental.
“Ada beban dan disabilitas yang cukup besar terkait dengan kondisi kesehatan mental, terutama diantara mereka yang masalahnya dimulai sejak masa muda,” jelasnya dalam siaran pers.
Wahyu mengatakan bahwa kondisi kesehatan mental memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan anak muda dan integrasi sosial serta ekonomi. Beragam faktor menjadi pemicu persoalan kesehatan mental di masyarakat termasuk anak muda. Mulai dari pengaruh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, persoalan sosial, ekonomi hingga budaya.
Pengalaman traumatis, termasuk kejadian buruk di masa kecil dikatakan Wahyu juga memengaruhi anak muda di seluruh dunia, tetapi sangat umum terjadi pada situasi pascakonflik atau bencana. Pengalaman tarumatis tersebut misalnya kematian orang tua, pelecehan, maupun menjadi pengungsi.
BACA JUGA;INFO Terbaru Hari Ini KLJ 2023 Agustus, SIMAK PANDUAN Cara Cek Data di Siladu LENGKAP
“Sebuah studi juga menyebutkan masalah kesehatan mental pada remaja berhubungan dengan tingkat pendidikan dan wilayah tempat tinggal,” imbuhnya.
Kelompok anak muda tertentu, lanjutnya juga memiliki risiko tertentu terhadap kondisi kesehatan mental. Persoalan lain masih adanya stigma di kalangan anak muda. Stigma ini menjadi penghalang yang cukup besar bagi penyediaan layanan kesehatan jiwa.
Wahyu menuturkan harus ada upaya untuk memperluas dan memperbanyak fasilitas dan layanan kesehatan mental. Kampus-kampus di Indonesia sudah mulai menginisasi pusat krisis untuk mengurai persoalan kesehatan mental mahasiswa dan juga warga kampus lainnya.
BACA JUGA:Info Resmi! Berikut Tanggal FIX Pencairan KLJ Tahap 2 di Agustus 2023
Hanya saja masih banyak juga yang belum bisa membangun pusat krisis untuk kesehatan mental ini. Sementara di sisi lain hingga saat ini bekum ada data pasti terkait masalah kesehatan jiwa dan kebutuhan anak muda di masa transisi. Padahal, data itu diperlukan untuk memetakan dan mengurai persoalan yang ada.
Wahyu menambahkan sebagai upaya pencegahan perilaku dan kondisi kesehatan mental diperlukan pendekatan kesehatan masyarakat. Hal ini sangat penting dalam mengatasi masalah ini di tingkat global.