TENTANGKITA.CO– Penerimaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Al Zaytun untuk jenjang SMK dinilai mencurigakan.
Pasalnya, sekolah dalam yayasan milik Panji Gumilang tersebut tidak ditemukan datanya baik di Kementerian Agama (Kemenag) maupun Dinas Pendidikan (Dindik).
Hal ini diketahui setelah Bareskrim Polri melakukan rapat koordinasi dengan Kemenag Jawa Barat dan Dindik Provinsi Jabar.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi untuk melakukan audit dana BOS periode tahun 2022 -2023 dan periode 2017 sampai dengan 2020.
“Dalam rapat koordinasi dengan Kementerian Diknas didapatkan informasi bahwa tidak ditemukan daftar program studi SMK dengan atas nama Yayasan Pendidikan Islam (YPI) ataupun Al Zaytun,” katanya dalam laman Polri, Selasa 25 Juli 2023.
Dengan adanya temuan ini, kata dia, Kementerian Diknas melalui kantor dinas pendidikan Jawa Barat akan melakukan penelusuran terkait adanya kemungkinan SMK dengan atas nama YPI ataupun Al Zaytun.
Baca Juga: Dua Anak Kandungnya Diperiksa Bareskrim Polri, Antarkan Panji Gumilang Menjadi Tersangka?
Penelusuran dana BOS Al Zaytun memang menjadi salah satu perkara dalam dugaan penggelapan dan tindak pidana pencucian uang (TPPU).
Periksa 8 Saksi
Ramadhan mengatakan, dalam dugaan TPPU Panji Gumilang ini pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap delapan saksi.
Kedelapan saksi yang dimintai klarifikasi, kata dia, adalah saksi yang terkait dengan Yayasan Pendidikan Islam (YPI) tersebut.
Baca Juga: Bareskrim Polri Akan Panggil Lagi Pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang Jadi Tersangka?
Dua diantaranya adalah anak kandung Panji Gumilang dengan inisial IP dan YP yang punya jabatan penting di Al Zaytun.
IP saat ini menjabat sebagai Ketua Pengurus Yayasan Pesantren Indonesia (YPI) dan AP Sekretaris YPI.
“Saudara IP ini anak kandung PG. Kedua, AP. Sekretaris pengurus YPI, anak kandung juga,” katanya kepada awak media.
Baca Juga: Panji Gumilang Klaim Tak Punya Rekening Pribadi, Uang Triliunan Adalah Milik Al Zaytun
Sementara, petinggi lainnya yang dihadirkan adalah saksi berinisial IS yang merupakan Bendahara dari Yayasan Ponpes Al Zaytun.