TENTANGKITA.CO– Pengamat militer, Connie Rahakundini Bakrie menemui Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang, Selasa 18 Juli 2023.
Pada kunjungannya ini, Connie berkeliling di galangan kapal yang dimiliki Ponpes Al Zaytun di Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu.
Tidak sendiri, ia yang datang bersama Komandan Lanal Letkol Ridwansyah menyempatkan diri untuk melihat kapal yang dibuat Al zaytun.
Baca Juga: MANTAP PKH Tahap 2 Tahun 2023 CAIR, Lihat dan Cek Di Cekbansos.kemensos.go.id
Hal ini diketahui dari di IG @connierahakundinibakrie yang memposting foto-foto dan video saat dirinya di galangan kapal Al Zaytun.
“Seeing is Believing (melihat baru percaya, red) sesederhana itu. Bersama Syekh Panji Gumilang melihat langsung galangan kapal mandiri yang dibangunnya.Saya tiba bersama Komandan Lanal Letkol Ridwansyah sebagai representasi “penguasa laut dan pesisir” NKRI, Dosen Unhan dan Dosen STIK-PTIK,” tulisnya dalam akun IGnya @connierahakundinibakrie.
Menurutnya, kunjungannya kali ini adalah untuk mempelajari dan melihat sendiri kondisi di Al Zaytun yang tengah ramai dibicarakan publik.
Baca Juga: DEAR Pecinta Kuliner, Ini Daftar 5 Rekomendasi Mie Ayam Legendaris dan Bikin Nagih di Yogyakarta
Connie Rahakundini Bakrie juga mengajak kepada netizen untuk lebih bijaksana dalam menanggapi kasus Panji Gumilang, dan tidak serta merta menghakimi.
“Jadi, biasakan ya budaya mempelajari, melihat sendiri dan menggunakan kedewasaan berfikir, bukan main menghakimi… Let’s be wise (mari menjadi bijak, red)!,” tulisnya.
Dahlan Iskan Takjub
Kunjungan tokoh ke galangan kapal Al Zaytun, bukan hanya kali ini saja. Sebelumnya, Mantan Menteri BUMN juga sempat melihat kapal Al Zaytun.
Saat itu, Dahlan Iskan merasa takjub dengan apa yang dilakukan oleh Panji Gumilang dan lembaga pendidikannya.
Baca Juga: UNIK! 25 Ucapan Tahun Baru Islam 2023 Bahasa Jawa Plus Artinya, Cocok untuk Di Post di Sosmed
“Saya melihat dua kapal yang sudah praktis selesai dibangun tinggal diluncurkan, salah satunya berukuran 600 ton. Bagi saya itu fenomenal karena ketika menjadi menteri BUMN, saya membangkitkan perusahaan perikanan milik BUMN waktu itu dan problemnya ternyata dijawab oleh Al Zaitun,” katanya.
Menurutnya, problem yang dialami para nelayan adalah mereka tidak bisa lama-lama berada di laut.
Kapal nelayan Indonesia paling hanya mampu melaut maksimal untuk 5 hari dan setelah itu mereka harus kembali ke pelabuhan.
Baca Juga: Link Mirror Akses Pengumuman Hasil SMMPTN Barat 2023, Diikuti 25 Perguruan Tinggi Negeri
“Karena apa? Pertama kapalnya kecil yang kedua kapal itu tidak dilengkapi denganprasarana yang bisa mengawetkan ikan sehingga dia harus cepet-cepet ke pelabuhan supaya tidak busuk,” Dahlan Iskan memberikan penjelasan.
Dengan kapal buatan Al Zaytun dengan ukuran 600 ton itu, menurut perhitungan Dahlan Iskan, nelayan bisa melaut sampai dengan 15 hari.
“Berarti (nelayan) akan menghasilkan tangkapan ikan 10 kali lipat dari umumnya nelayan. Karena apa? Karena kapal ini dilengkapi dengan cool storage. Ini mau berapa lama pun di tengah laut tidak masalah dan karena itu Ikannya langsung bisa dibawa ke pusat konsumen yaitu di Jawa,” kata Dahlan Iskan.