TENTANGKITA.CO- Polisi menduga peristiwa kerusuhan di Prancis adalah bagian dari sebuah proyek teroris dan empat dalang kejadian itu sudah diamankan polisi.
Kematian bocah Nahel,17, pada Selasa (27 Juni 2023) oleh polisi karena Nahel melarikan diri saat Polisi akan melakukan pemeriksaan lalu-lintas, memicu kerusuhan di seantero Prancis. Warga minoritas—keteurunan Aljazair, Maroko, Afrika—turun ke jalan. Mereka membentang spanduk protes dan menuntut keadilan atas kematian Nahel, yang mengklaim sebagai saudara mereka.
BACA JUGA: Siapa Nahel? Korban Penembakan Polisi, Picu Kerusuhan Prancis
Polisi sudah mengamankan petugas yang melakukan penembakan Nahel di Nanterre, sebuah commune di pinggiran barat Paris, Prancis. Terletak 11,1 km dari pusat kota Paris. Ini adalah ibu kota dari Hauts de-Seine dan Arondisemen Nanterre.
Polisi menangkap empat orang yang bergabung dengan grup obrolan internet pribadi, di mana pembicaraan “dengan sangat cepat beralih ke persiapan proyek teroris.
Pengadilan Paris, Jumat (30 Juni 2023), tulis newarab.com, sudah menjatuhkan hukuman penjara kepada keempat pria tersebut. Mereka diduga kelompok neo-Nazi Prancis yang membahas serangan terhadap masjid dan target Yahudi dalam grup obrolan online.
BACA JUGA: Ini Situasi Terkini di Prancis, Macron Gelar Pertemuan Darurat
Seorang mantan petugas polisi sukarela berusia 27 tahun dengan dugaan sebagai biang keladi mendapat hukuman 18 tahun penjara.
Penangkapan pria bernama Alexandre Gilet, setelah polisi mengetahui dia telah memesan peralatan untuk bahan peledak dan memiliki senjata, termasuk dua senapan mesin Kalashnikov.
BACA JUGA: Cek KJP Bulan Juli 2023 Kapan Cair Bisa Lewat 3 Link Berikut, Jangan Lupa Siapkan NIK