Rabu, 20 November 2024

Konsumsi Minuman Manis Pada Anak-Anak di Indonesia Meresahkan

Kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) atau penyakit kronis seperti obesitas, diabetes dan gagal ginjal pada anak disebabkan oleh pola konsumsi dengan gizi yang tidak seimbang sejak usia dini mengalami tren kenaikan.

Hot News

TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Konsumsi minuman manis pada anak usia 3-4 tahun di Indonesia semakin meresahkan karena sudah berlebih.

Dokter  Tan Shot Yen,  lulusan FK Universitas Tarumanagara, menyampaikan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023  menunjukan 51,4 persen anak berusia 3-4 tahun mengkonsumsi minuman manis lebih dari satu kali sehari.

Jumlah tersebut sangat meresahkan karena gula bukan hanya menyebabkan diabetes, akan tetapi bisa menekan daya tubuh yang dapat meningkatkan infeksi akibat bakteri, virus dan jamur.

Selain itu, gula juga dapat menyebabkan peningkatan kasus alergi, memperburuk penglihatan, mempermudah sakit kepala, hingga menyebabkan depresi.

“Kita juga perlu mengenal gula tersembunyi. Di kemasan biasanya diakhiri dengan “ol” seperti manitol, sorbitol, xylitol, hingga istilah lain,” katanya di website kemenpppa.go.id, Kamis (29/8).

Selain itu, kata dia, sirup jagung atau high fructose corn syrup yang sebagian orang kira harusnya sehat karena terbuat dari jagung, sebenarnya adalah olahan pabrik. “Jika mau sehat, makan jagung asli, bukan sirupnya,” kata Tan.

Selain gula, garam dan lemak dalam makanan anak juga perlu menjadi perhatian. Tan menghimbau untuk mengkonsumsi garam dan lemak dari sumber alami, seperti garam dari sayuran dan ikan atau lemak tak jenuh dari ikan laut, kuning telur, kacang-kacangan dan alpukat.

Tren Kenaikan

Kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) atau penyakit kronis seperti obesitas, diabetes dan gagal ginjal pada anak disebabkan oleh pola konsumsi dengan gizi yang tidak seimbang sejak usia dini mengalami tren kenaikan.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), mengajak orang tua untuk memahami pentingnya pemberian gizi yang sehat khususnya dalam mengkonsumsi gula, garam dan lemak.

Upaya memberikan gizi yang baik pada anak adalah salah satu bentuk pemenuhan hak anak atas kesehatan yang perlu diupayakan bersama baik oleh orang tua, pemerintah, tenaga kesehatan, dunia usaha dan media massa.

Berdasarkan data sampai tanggal 31 Januari 2023 yang dikeluarkan IDI (Ikatan Dokter Indonesia) terdapat kenaikan prevalensi kasus diabetes pada anak sampai dengan 70 kali lipat, sedangkan menurut data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 menunjukkan prevalensi kegemukan dan obesitas pada anak usia 5-12 tahun mencapai angka sekitar 19,7 persen.

“Dari data-data ini menunjukan  anak-anak terancam penyakit kronis, padahal biasanya penyakit seperti ini dialami orang yang sudah lansia,” kata Asisten Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Atas Pendidikan dan Kesehatan Kemen PPPA, Amurwani Dwi Lestariningsih pada kegiatan Media Talk Kemen PPPA (27/8).

Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak di masa depan, sehingga kasus-kasus seperti ini perlu mendapat perhatian.

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Pneumonia Ancaman Serius bagi Anak-Anak, Kematian Terjadi Setiap 43 Detik

TENTANGKITA.CO, JAKARTA - Pneumonia menjadi ancaman serius bagi anak-anak di dunia dan kematian akibat pneumonia  terjadi setiap 43 detik.Wakil...