TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Ramadhan bulan yang ditunggu-tunggu muslim di seluruh dunia, tapi apakah penderita diabetes melitus atau kencing manis bisa menjalani puasa dengan tenang? Simak, ini rahasianya.
Penderita diabetes melitus memang disarankan agar berhati-hati saat menjalani puasa, termasuk Ramadhan.
Risiko puasa bagi penderita diabetes melitus
Ini karena ada beberapa alasan, di antaranya ada risiko hipoglikemia yaitu kondisi kadar gula darah turun (hipoglikemia) yang dapat menyebabkan gejala seperti pusing, gemetar, keringat dingin, dan bahkan pingsan.
Puasa bagi penderita diabetes melitus juga mempunya risiko hiperglikemia, yaitu kadar gula darah naik (hiperglikemia) yang menyebabkan dehidrasi, kelelahan, dan komplikasi serius seperti ketoasidosis diabetik.
Puasa juga bisa membawa risiko dehidrasi yang bisa memperburuk kondisi diabetes dan menyebabkan pusing, kelelahan, dan bahkan gagal ginjal.
Puasa pada penderita diabetes melitus juga bisa membawa gangguan elektrolit, yaitu gangguan keseimbangan elektrolit, seperti natrium dan kalium. Gangguan elektrolit dapat menyebabkan kelemahan otot, kram, dan bahkan aritmia jantung.
Syarat penderita diabetes menjalani puasa ramadhan
Dr Juliamse, dokter spesialis penyakit dalam RSUD Teluk Kuantan mengatakan, pada dasarnya penderita penyakit diabetes melitus boleh menjalankan puasa, namun dengan syarat dan ketentuan.
Sebelumnya pastikan bahwa pasien diabetes melitus yang akan berpuasa dalam kondisi stabil. Artinya tidak ada keluhan, tidak ada infeksi dan tidak ada gula yang turun naik.
Jadi harus diperhatikan secara klinis dan subjektif atau pasien sendiri merasakan. Apakah dengan kadar gula sudah nyaman tidak ada keluhan demam, tidak ada sesak tidak ada tukak di kaki.
Tentunya kondisi gulanya terkontrol, tidak pernah turun drastis atau naik drastis hingga mengalami hipoglikemia atau kadar gula darah pernah sampai pada angka 60 atau melebihi 400.
Puasa boleh dijalankan oleh penderita diabetes melitus yang kondisi gula yang sudah stabil atau mendekati normal. Selain itu kondisi fisiknya atau kondisi subjektifnya enak, tidak ada demam.
Namun, pasien diabetes melitus yang akan menjalani puasa sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk membantu persiapan pasien selama menjalani puasa.
Jadwal minum obat penderita diabetes melitus yang menjalani puasa
Pasien diabetes melitus akan minum obat-obatan tertentu untuk menekan kadar gulanya, bahkan ada Karena ada yang harus disuntik insulin hingga 3 kali sehari. Bagaimana jadwal minum obat selama puasa?
Biasanya obat diabetes dimakan pada pagi hari atau suntik setiap hendak makan untuk insulin.
Tips meminum obat seperti glimepiride yang dimakan tiap pagi sehari sekali bisa dialihkan dikonsumsi saat buka puasa.
Sedangkan untuk obat-obatan yang dikonsumsi 2-3 kali sehari bisa dialihkan. Jika biasanya jadwal minum pagi dialihkan saat buka, jadwal sore dialihkan saat sahur.
Untuk insulin lebih spesifik lagi. Insulin yang diberikan satu kali saat malam saat hendak tidur, tetap diberikan pada malam hari setelah berbuka dengan dosis yang sama.
Untuk insulin yang diberikan tiga kali, pemberian selama puasa bisa dua kali saja. Misalnya novorapid yang biasanya diberikan tiga kali, bisa diberikan dua saat buka 10 unit dan saat sahur dosisnya bisa dikurangi menjadi lima atau dikurangi setengah dosis.
“Tapi kalau ragu pemberian obatnya, bisa konsultasi dulu dengan dokter,” ujar Dr Juliamse.
Pola makan penderita diabetes melitus saat puasa
Pola makan penderita diabetes perlu diatur, karena biasanya cenderung sering merasa lapar haus.
Harus ada pembatasan makan, bukan larangan. Karena saat menjalani puasa artinya ada perubahan pola makan. Biasanya kita makan 24 jam sekarang dibatasi hanya dari magrib hingga subuh.
Namun pantangan makannya tetap sama, yaitu tidak boleh mengonsumsi yang manis-manis seperti gula. Bisa diganti dengan gula yang zero kalori.
Catatan bagi para penderita diabetes melitus saat menjalankan puasa adalah tidak boleh memaksakan diri. Jika merasa ada gejala gula darah turun, seperti keringat dingin, pusing harus berbuka, cepat minum air gula.
Pasien memang harus mengenali tanda-tanda bahaya selama menjalani ibadah puasa.
Para pasien diabetes yang juga mengalami hipertensi juga tetap harus mengonsumsi obat dengan dosis yang sama.
Aktivitas fisik penderita diabetes melitus saat puasa
Penderita diabetes memang disarankan untuk tetap melakukan aktivitas atau olahraga selama puasa Ramadhan.
Sebaiknya lakukan saat sore hari jelang buka puasa, cukup dengan jalan kaki setengah jam.