TENTANGKITA.CO, JAKARTA — Kementerian Kesehatan Singapura menyebut kasus Covid-19 di negara itu naik tajam bahkan sampai dua kali lipat.
Kemenkes Singapura juga mendapatkan laporan terbaru tentang melonjaknya penyakit pernapasan di negara-negara di wilayah beriklim sedang. Namun, secara keseluruhan di Singapura tetap stabil untuk kasus itu.
Menurut artikel di laman Kemenkes Singapura, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melaporkan peningkatan aktivitas virus pernapasan, termasuk influenza dan virus pernapasan syncytial (RSV), di beberapa bagian belahan bumi utara.
Beberapa negara beriklim sedang telah melaporkan atau mengantisipasi peningkatan jumlah penyakit pernapasan selama musim dingin.
Secara regional, terdapat laporan peningkatan kasus penyakit pernafasan pada anak-anak dan remaja di China.
BACA JUGA: Celoteh Cing Abdel: Salah Kaprah Soal Putusan MK, Katanya Gibran Padahal Kaesang
Berdasarkan informasi yang tersedia dari WHO, menurut Kemenkes Singapura, hal itu kemungkinan besar disebabkan oleh sirkulasi patogen pernapasan yang bukan merupakan hal baru.
Penyakit itu termasuk influenza, RSV, Mycoplasma pneumoniae , dan adenovirus. Hingga saat ini, WHO mencatat bahwa tren peningkatan tersebut bukanlah hal yang tidak terduga karena dimulainya musim dingin.
Menurut Kemenkes Singapura, secara keseluruhan kejadian penyakit pernafasan di negara itu tetap stabil selama sebulan terakhir, dan tidak ada indikasi peningkatan penyakit pernafasan parah, termasuk pada anak-anak.
NAIK DUA KALI LIPAT
Namun, infeksi COVID-19, yang berkontribusi terhadap jumlah kasus penyakit pernafasan secara keseluruhan, telah menunjukkan peningkatan yang signifikan.
“Jumlah perkiraan infeksi COVID-19 meningkat dua kali lipat pada pekan tanggal 19 hingga 25 November 2023 (22.094 infeksi dibandingkan 10.726 pada minggu sebelumnya). Rata-rata kasus rawat inap dan ICU harian akibat COVID-19 tetap stabil,” tulis laman Kemenkes Singapura.
Pada tanggal 27 November 2023, EG.5 dan sub-garis keturunannya HK.3 tetap menjadi subvarian utama secara lokal, mencakup lebih dari 70% kasus yang diurutkan.
Peningkatan perkiraan infeksi COVID-19 dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk musim perjalanan di akhir tahun dan menurunnya kekebalan penduduk.
BACA JUGA: Kapan KJP Bulan Desember 2023 Cair? Tunggu Info Tanggal Berapa Mengucur dari Disdik dan P4OP
Saat ini, tidak ada indikasi bahwa subvarian utama (misalnya EG.5 dan HK.3) lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit lebih parah dibandingkan varian lain yang beredar.
Untuk itu, Pemerintah Singapura mengimbau warganya untuk menjaga kebersihan diri dan berhati-hati saat bepergian.
“Bila merasa tidak enak badan, mohon kenakan masker jika harus keluar rumah, dan minimalkan pekerjaan dan interaksi sosial, terutama dengan kelompok rentan,” tulis Kemenkes Singapura.
Selain itu, warga Singapura diminta selalu mengikuti perkembangan vaksinasi Covid-19.
KETERSEDIAAN VAKSIN
Dosis tambahan sekitar satu tahun setelah dosis vaksin terakhir direkomendasikan untuk mereka yang berusia 60 tahun ke atas, orang yang rentan secara medis, dan penghuni fasilitas perawatan lansia.
Di luar kelompok itu, semua individu berusia 6 bulan ke atas juga dianjurkan untuk menerima dosis tambahan, terutama bagi petugas kesehatan dan anggota rumah tangga/pengasuh individu yang rentan secara medis.
Kemenkes Singapura juga suadh menyedikan vaksin monovalen COVID-19 Pfizer-BioNTech/Comirnaty dan Moderna/Spikevax yang diperbarui di Pusat Pengujian dan Vaksinasi Bersama (JTVC), Klinik Kesiapsiagaan Kesehatan Masyarakat (PHPC) dan poliklinik terpilih sejak November 2023. Vaksin tersebut juga tersedia bebas.
Kemenkes Singapura juga terus memantau situasi global dan lokal dengan cermat. Dengan dimulainya musim puncak perjalanan ke luar negeri, Kementerian Kesehatan ingin mengingatkan semua wisatawan untuk waspada dan menerapkan tindakan pencegahan perjalanan yang relevan.
“Silakan kunjungi Penasihat Kesehatan Kementerian Kesehatan untuk Wisatawan di www.moh.gov.sg/diseases-updates/travel-advisory untuk informasi lebih lanjut.”