TENTANGKITA.CO– Demensia atau dikenal dengan sebutan pikun rentan menyerang para lanjut usia alias lansia. Beberapa gejala demensia yang cukup umum dikenali adalah pelupa, pikun, sulit berkonsentrasi, hingga pelemahan fungsi otot.
Kendati begitu, ada pula gejala-gejala demensia yang mungkin kurang begitu diketahui. Salah satu di antaranya adalah gangguan pendengaran ketika mendengarkan suara seperti musik.
Demensia memang umumnya ditemukan pada kelompok lansia. Pada kelompok ini, gangguan pendengaran sebenarnya merupakan masalah yang cukup umum terjadi.
Akan tetapi, gangguan pendengaran pada kasus demensia sedikit berbeda dengan gangguan pendengaran pada umumnya. Pada pasien demensia, gangguan yang terjadi bukan hanya sebatas pada kemampuan mendengar.
Mereka juga akan mengalami kesulitan dalam menginterpretasikan suara-suara yang terpisah, lantunan kata-kata atau lirik, atau kesulitan mengenali jenis suara tertentu.
Sebagai contoh, seorang pasien demensia sedang mendengarkan lagu favoritnya. Gejala demensia bisa membuat lagu tersebut tidak terdengar sama seperti sebelumnya. Pasien demensia juga mungkin tidak bisa mengenali instrumen yang dimainkan dalam lagu.
Belum diketahui mengapa demensia bisa mempengaruhi pendengaran. Akan tetapi, Alzheimer UK menilai gangguan pendengaran pada kasus demensia mungkin dipengaruhi oleh masalah aliran darah.
Alzheimer UK menyebut beberapa jenis demensia vaskular terjadi ketika aliran darah ke otak terhambat. Aliran darah yang menurun di otak bisa memicu kerusakan pada sel-sel pendengaran yang bertugas mengolah suara di otak. Faktor lain adalah peradangan otak.
Beberapa studi berbeda mengindikasikan gangguan pendengaran pada demensia mungkin berkaitan dengan perasaan terisolasi. Menurut studi, rasa terisolasi atau menjauh dari kehidupan sosial bisa melemahkan ‘cadangan kognitif’, salah satunya pendengaran.
Menurut Dementia UK, setidaknya ada lima masalah pendengaran yang mungkin dirasakan oleh pasien demensia ketika mendengarkan lagu atau suara. berikut ini adalah kelima masalah tersebut, seperti dilansir Daily Record melalui PMJ News Jumat 8 September 2023
1. Sulit untuk mengidentifikasi atau mengenali suara.
2. Sulit membedakan suara yang satu dengan suara lainnya.
3. Sulit untuk menginterpretasikan informasi yang didengar, sehingga tidak dapat memahami suatu percakapan atau membutuhkan waktu lebih lama untuk memahami percakapan.
4. Sulit untuk membedakan beberapa bebunyian dengan percakapan.
5. Mudah kaget atau takut bila mendengar suara yang keras atau tiba-tiba.
Kesulitan-kesulitan ini tak hanya dapat mengganggu kemampuan pasien demensia untuk menikmati lagi. Beragam kesulitan ini juga bisa membuat pasien demensia kesulitan untuk mendengarkan percakapan atau berkomunikasi dengan orang lain.
BACA JUGA:BINGUNG! KJP Plus 2023 di September Sudah Cair Tapi Agustus Belum Turun, Ini Jawaban UPT.P4OP
Hambatan dalam berkomunikasi ini dapat mempengaruhi kondisi kesehatan mental pasien demensia. Mereka akan merasakan kecemasan, frustrasi, kebingungan, atau sedih. Lambat laun, kondisi ini bisa membuat mereka menarik diri dari kehidupan sosial.
Hingga saat ini, belum ada obat atau terapi yang bisa menyembuhkan demensia. Meski begitu, diagnosis yang lebih cepat dapat memungkinkan pasien demensia mendapatkan terapi lebih awal.