Kamis, 21 November 2024

5 Mitos dan Fakta Seputar Bedah Bariatrik untuk Kurangi Obesitas yang Lagi Tren di Kalangan Artis, Ini Lifestyle? 

Operasi Bariatrik saat ini menjadi perbincangan hangat. Hal ini menyusul keberhasilan beberapa publik figur dan artis Indonesia yang melakukan bedah lambung ini untuk alasan estetika dan kesehatan yakni mengurangi obesitas yang berlebih.

Hot News

TENTANGKITA.CO– Operasi Bariatrik saat ini menjadi perbincangan hangat. Hal ini menyusul keberhasilan beberapa publik figur dan artis Indonesia yang melakukan bedah lambung ini untuk alasan estetika dan kesehatan yakni mengurangi obesitas yang berlebih.

Setelah banyak publik figur yang menjalani sebut saja Melly Goeslaw, Jennifer Dunn serta terbaru Shindy Samuel salah satu pemilik produk kecantikan terkemuka.

Bedah bariatrik adalah teknik operasi untuk menurunkan berat badan pada pasien obesitas atau kegemukan saat metode lain tidak terlihat perubahan signifikan. Bedah ini dilakukan dengan memanipulasi anatomi saluran pencernaan dengan membatasi makanan yang masuk dan diserap oleh tubuh.

Banyak orang ternyata masih bertanya tanya apa itu operasi bedah bariatrik dan bagaimana dampak pada tubuh untuk jangka panjang. Konon operasi yang menghabiskan dana ratusan juta rupiah ini ternyata ada juga dampak negatifnya selain dampak positif. Konon juga pascaoperasi bariatrik organ tubuh juga terlihat semakin sehat.

BACA JUGA:Begini Cara Reaktivasi Kartu BPJS Kesehatan yang Sudah Lama Tidak Aktif

Ada salah satu dokter yang tenar telah berhasil melakukan operasi bariatrik untuk beberapa artis termasuk pada salah satu publik figur dengan berat badan lebih yakni Shindy Samuel. Dokter ini bernama Dr. dr. Peter Ian Limas, Sp. B, Subsp. B. D. (K).

Berikut mitos dan fakta mengenai bedah bariatrik ini.

1. Tindakan operasi ini sangat mahal

Faktanya memang operasi ini membutuhkan biaya yang mahal. Kebanyakan artis yang melakukan operasi ini karena memang biayanya tidak sedikit. Pada operasi yang dijalani oleh Melly Goeslaw, harganya sekitar Rp 100 juta. Sedangkan jika dilakukan di Singapura, harga rata-rata bedah bariatrik adalah sekitar Rp 200 juta.

Namun, harga ini bisa dianggap lebih efisien pada pasien dengan komorbid. Efek domino dari bedah bariatrik bisa mengurangi atau bahkan menghilangkan risiko gangguan jantung dan ginjal, stroke, hingga kanker.

Dengan kata lain, operasi bariatrik bisa mengurangi kemungkinan serangan jantung yang jika terjadi, biaya pemasangan untuk satu buah stent jantung saja sudah jauh melebihi biaya bedah bariatrik.

BACA JUGA:Kurangi Obesitas dan Bikin Langsing dengan Operasi Bariatrik, Ini Resiko dan Keuntungannya!

2. Operasi Bariatrik Berbahaya dan Berisiko Tinggi

Faktanya bedah bariatrik merupakan teknik pembedahan yang memiliki risiko sebanding dengan risiko pembedahan untuk mengangkat kantung empedu.

Operasi pengangkatan kantung empedu merupakan salah satu jenis operasi yang rutin dilakukan di banyak jenis rumah sakit dan dengan tingkat keberhasilan yang tinggi.

Begitu juga dengan operasi bariatrik yang juga termasuk memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi.

3. Operasi Bedah Bariatrik Membutuhkan Pemulihan yang Cukup Lama

Mitos selanjutnya bedah bariatrik menyebabkan sakit dan memiliki durasi kesembuhan yang lama. Sementara fakta yang terjadi pasien bedah ini biasanya sudah bisa pulang 2 hari setelah tindakan.

Lama waktu recovery bedah ini sama dengan pasien pengangkatan usus buntu atau pengangkatan kandung empedu. Selain itu, bedah ini 99% dilakukan dengan teknik laparoskopi, yaitu pembedahan dengan sayatan kecil.

4. Diperlukan Konsultasi Rutin dan Bertahun

Banyak yang beranggapan bedah ini cukup merepotkan karena pasien perlu datang kontrol dalam waktu yang lama. Faktanya, konsultasi dengan dokter bukanlah hal yang wajib.

Meski tetap ada monitoring, namun konsultasi ini bersifat untuk mendampingi pasien dalam menjalani gaya hidup yang baru.

5. Operasi Hanya Sekadar Lifestyle, Tak Vital untuk Kesehatan Jangka Panjang

Banyak yang menganggap tindakan ini merupakan salah satu lifestyle. Padahal, bedah bariatrik tidak bertujuan membuat langsing, melainkan menyelamatkan pasien obesitas dari komplikasi seperti stroke dan serangan jantung yang bisa didapat dari diabetes, hipertensi, dan hiperkolesterolemia.

Penyakit di atas bisa dengan mudah bersarang di tubuh mereka yang memiliki kelebihan berat badan. Setelah dilakukan operasi bariatrik, jika berat tubuh menyusut, maka itu menjadi bonus atau efek tambahan.

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Piala Dunia FIFA 2026: Ini Syarat Indonesia Lolos

TENTANGKITA.CO, JAKARTA - Peluang Indonesia menjadi  satu dari dua negara di Grup C yang lolos  dari babak ketiga Kualifikasi...