TENTANGKITA.CO – Universitas Gadjah Mada (UGM) tengah mengembangkan vaksin rotavirus V3, yang menjadi penyebab diare berat pada anak.
Dosen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM Hera Nirwati mengatakan rotavirus merupakan penyebab diare berat pada balita di negara maju dan negara berkembang.
“Rotavirus ini bisa menginfeksi semua anak tanpa melihat status sosial ekonominya. Sebab hampir semua anak pernah mengalami paling tidak sekali episode diare pada saat berumur lima tahun,” kata Hera dalam dalam pidato pengukuhan jabatan Guru Besar, Kamis (11/5) di ruang Balai Senat UGM.
Rotavirus di Indonesia pertama kali dilaporkan oleh Soenarto yang melakukan penelitian dan mengumpulkan feses anak balita penderita gastroenteritis akut di Yogyakarta.
Hingga saat ini surveilans rotavirus di Indonesia sudah terus dilakukan dan menunjukkan tingginya beban kesakitan dan kematian akibat diare rotavirus.
Diare rotavirus sebenarnya merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin.
Vaksin rotavirus yang tersedia saat ini dapat bereplikasi di usus manusia untuk memperoleh respons imun.
Terdapat empat vaksin yang diprakualifikasi oleh WHO dan tersedia di pasaran yakni Rotarix, Rotateq, Rotavac, dan Rotasiil.
Sementara di Indonesia saat ini sedang dikembangkan vaksin rotavirus RV3 dan uji klinisnya sedang dilakukan oleh peneliti di UGM. Bahkan vaksin ini telah memasuki uji klinik fase 3.
“Dalam waktu dekat RV3 diperkirakan bisa diproduksi massal oleh Bio farma dan ditargetkan bisa digunakan untuk imunisasi bagi anak-anak di Indonesia,” ujar dia.
Dalam uji klinik vaksin Rotavirus RV3-BB fase 2b, kata Hera, telah dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh antibodi ibu plasenta atau ASI terhadap efektivitas vaksin.
“Selain itu setelah diuji juga diketahui bahwa vaksin rotavirus RV3-BB juga bisa diberikan dengan vaksin lainnya seperti vaksin polio secara oral,” paparnya.
Diare pada Anak Berakibat Fatal
Diare pada anak balita masih menjadi persoalan besar di bidang kesehatan. Dilaporkan bahwa diare merupakan penyebab 9,1 persen kematian pada anak balita di seluruh dunia.
Di Indonesia, angka kematian akibat diare dilaporkan sebesar 9,8 persen pada kelompok anak dibawah satu tahun dan merupakan penyebab kematian kedua terbanyak. Diare mempunyai dampak merugikan dalam perkembangan anak.
Diare berulang pada masa pertumbuhan menyebabkan anak berpotensi mengalami hambatan pertumbuhan tinggi badan, kebugaran yang kurang serta kecerdasan yang tidak optimal.
Oleh karena itu, sangat penting menghilangkan semua gangguan dalam masa pertumbuhan karena angka adalah aset masa depan yang berharga.
Menurut Hera tindakan pencegahan diare rotavirus dengan pemberian vaksin harus segera dilakukan. Oleh karena itu, penerapan baksin rotavirus dalam imunisasi nasional merupakan suatu keniscayaan agar anak-anak terlindungi.