TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Menkeu Sri Mulyani Indrawati memberikan analogi menarik dengan menyebut situasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) seperti Timnas Indonesia U-23 yang baru saja mengalahkan Korea Selatan lewat adu penalti.
“Situasi #APBNKiTa saat ini seperti kemenangan Timnas Indonesia melawan KorSel pada pertandingan perempat final Piala Asia U-23 AFC tadi malam,” begitu analogi dari Menkeu Sri Mulyani yang disampaikan lewat akun Instagram pribadinya, @smindrawati, Jumat 26 April 2024.
Tim nasional (timnas) Indonesia U-23 pada Kamis 25 April memastikan tiket ke semifinal Piala Asia U-23 tahun 2024 di Qatar setelah mengalahkan Korsel.
Keberhasilan timnas Indonesia U-23 itu didapat melalui perjuangan panjang selama lebih dari 120 menit karena pertandingan harus ditentukan oleh adu penalti.
Pertandingan Indonesia vs Korsel imbang dengan skor 2-2 selama 120 menit. Laga harus melakoni adu penalti untuk menentukan siapa yang akan masuk babak empat besar.
Lewat adu penalti tersebut, Indonesia akhirnya memenangkan pertandingan dengan memasukkan 11 kali gol sementara Korsel hanya 10 gol.
Menurut Menkeu Sri Mulyani, baik APBN maupun timnas U-23 sudah berjalan dengan baik dan on-track namun harus menghadapi tantangan yang semakin tidak mudah.
“Perlu kehati-hatian, kesiapan yang matang, serta fokus agar masing-masing bisa mencapai tujuan: Timnas membawa kemenangan untuk Indonesia, sementara APBN melindungi masyarakat dan menjaga stabilitas perekonomian Indonesia di tengah gejolak situasi global,” tulis Menkeu Sri Mulyani.
Dalam unggahan itu, Menkeu Sri Mulyani melengkapi dengan data postur APBN hingga Maret 2024:
-Pendapatan negara Rp620,01 triliun (22,1% target), turun 4,1% year on year (yoy).
-Belanja negara Rp611,9 triliun (18,4% pagu), naik 18% yoy.
-Surplus APBN Rp8,1 T (0,04% produk domestik brutp/PDB).
“Kondisi perekonomian global yang masih lemah mengalami tekanan bertubi-tubi, terutama dari sisi geopolitik. Situasi berubah sangat cepat, ketegangan geopolitik di Timur Tengah meningkatkan disrupsi rantai pasok dan volatilitas harga komoditas,” Menkeu Sri Mulyani mengingatkan.
Di samping itu, kata Menkeu Sri Mulyani, perekonomian Amerika Serikat yang sudah pulih, tetapi inflasi masih tetap tinggi menyebabkan kebijakan suku bunga higher for longer masih berlanjut melampaui ekspektasi pasar.
“Ini yang menyebabkan obligasi US dan indeks Dollar menguat, sehingga terjadi arus modal keluar di banyak negara dan perlemahan mata uang selain Dollar,” tulis Menkeu.
Dengan situasi di mana perekonomian Indonesia masih terjaga baik, menurut Sri Mulyani Indrawati, Kemenkeu memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Q1 2024 masih berada di sekitar 5% yoy.
“Hingga Maret ini, PMI kita masih tetap ekspansif di 54,2; Indeks Keyakinan Konsumen masih tinggi di 123,8; Mandiri Spending Index tetap tumbuh di 46,9; Indeks Penjualan Rill juga positif di 3,5% yoy. Inflasi kita juga relatif terkendali di 3,05% yoy,” ungkap Menkeu Sri Mulyani.
Untuk itu, menurut dia, APBN akan terus dikelola dengan penuh kehati-hatian serta responsif terhadap risiko global yang sangat dinamis.