TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Roman Abramovich dikenal di seluruh dunia sebagai multi-miliarder yang memiliki saham di Evraz, Norilsk Nickel, dan tim sepak bola Inggris Chelsea.
Dia juga memiliki kapal pesiar terbesar ketiga di dunia (yang dia beli seharga 400 juta dolar AS pada tahun 2010) dan memiliki kekayaan bersih sebesar 14 miliar dolar AS.
Namun, sebelum dia masuk dalam Daftar Miliarder Forbes, menurut catatan scmp.co, dia seorang yatim piatu yang tumbuh di Moskow. Selalu termotivasi untuk menghasilkan sesuatu, Abramovich meninggalkan kuliahnya untuk menjadi wirausaha.
Dia membalik banyak investasi di perusahaan-perusahaan seperti raksasa industri minyak Sibneft, Aluminium Rusia dan pembuat baja Evraz Group untuk menghasilkan keuntungan besar.
- Baca Juga: Serial Orang Tajir: Harold Hamm, Semua Berawal Dari Buruh Konstruksi
- Baca Juga: Serial Orang Tajir: Sheldon Adelson, Kisah Nyata dari Miskin jadi Kaya
Bahkan dia sempat menjadi pemilik Chelsea FC. Namun, kemudian, dijual dengan harga hampir 5 miliar dolar AS pada Mei 2022 kepada grup yang dipimpin oleh miliarder Amerika, Todd Boehly; dia tidak mendapatkan hasil penjualannya. Menyusul aksi boikot Rusia yang menginvasi Ukraina.
Dalam laporan theguradian.com, dituliskan perjalanan Roman Abramovich dari masa kanak-kanak yang miskin dan yatim piatu hingga menjadi miliarder pemilik Chelsea ditempa dalam transformasi kacau di Rusia sendiri, pada tahun-tahun setelah tirai besi runtuh.
Pengangkatannya menjadi seorang oligarki didokumentasikan dengan sangat baik, dicatat dengan sangat rinci dalam keputusan pengadilan tinggi Inggris atas Lady Justice Gloster pada tahun 2012, ketika Abramovich berhasil mempertahankan gugatan yang diajukan oleh mantan mentornya, Boris Berezovsky.
Dalam kasus tersebut, kedua pria tersebut menggambarkan karier mereka, dan jalan mereka untuk menjadi miliarder, sebagai “kisah unik Rusia”.
Roman Abramovich adalah oligarki Putin yang paling setia dan berbakti. Loyalitas mereka sangat jelas. Dia dengan sepenuh hati mendukung semua yang dilakukan Putin selama dua dekade. “Bahkan sekarang, selama perang, dia berada di sisi presiden, menerima dan menyambut perintah presiden,” kata jurnalis Rusia yang bekerja untuk organisasi nirlaba yang berbasis di Moskow di jejaring sosialnya, yang didirikan pada tahun 2011 oleh tahanan politik Alexei Navalny, tulis infobae.com.
Menurut cerita yourtechstory.com, Roman Abramovich kehilangan kedua orang tuanya pada usia tiga tahun dan dibesarkan oleh kerabatnya di Rusia. Saat kuliah di perguruan tinggi teknik di Ukhta, ia pertama kali terjun ke dunia bisnis dengan menjual kembali ban bekas dan komponen kendaraan dari apartemennya untuk menambah penghasilannya.
- Baca Juga: Serial Orang Tajir: Dolly Parton, Kisah Anak Petani Tembakau
- Baca Juga: Serial Orang Tajir: Alan Gerry, Dari Karyawan Bengkel TV Jadi Miliarder
Dia melanjutkan pendidikannya di Institut Minyak dan Gas Gubkin di Moskow sebelum memulai wajib militernya pada tahun 1974. Saat ia bertugas di militer, ia menyadari militer bukanlah bidang yang cocok untuknya. Dia memanfaatkan kepiawaian bisnisnya untuk menjual bahan bakar kepada pasukan sebagai bisnis sampingan.
Hasilnya, dia bisa mulai menabung dan perusahaan pertamanya adalah Comfort Co-op, yang menjual mainan plastik impor. Roman Abramovich memiliki perusahaan manufaktur mainan anak-anak ini selama era Perestroika di Rusia ketika liberalisasi ekonomi mengizinkan usaha kecil. Dia menggunakan keuntungan dari perusahaan mainan tersebut untuk membuka perusahaan minyak pertamanya di wilayah Omsk.