TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Kesuksesan –mengubah sampah menjadi emas– tidak jatuh dari langit. Ada proses, konsistensi dan kerja kerja yang harus dilalui, sebelum sukses itu tiba. Seperti kata pribahasa kuno: Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.
Itulah gambaran saat Direktur Utama Permodalan Nasional Madani (PNM), Arief Mulyadi mengungkapkan cerita ‘metamorfosa’ perjalanan sebelum dan sesudah para nasabah ikut Program Mekaar milik PNM.
Program yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan ekonomi keluarga itu yang diluncurkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada November 2015.
PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekaar) merupakan layanan pinjaman modal untuk perempuan prasejahtera pelaku UMKM yang diluncurkan pada 2015.
BACA JUGA
- Presiden Jokowi dan Nasabah Mekaar Binaan PNM Bersilaturahmi
- Ketika Presiden Jokowi Kangen dengan Ibu-Ibu Mekaar dan AO PNM
Program itu beranjak dari keyakinan pada dasarnya nasabah PNM Mekaar memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam berusaha. Namun, terbatasnya akses pembiayaan modal kerja, menyebabkan keterampilan berusaha mereka kurang termanfaatkan. Beberapa alasan keterbatasan akses tersebut antara lain kendala formalitas, skala usaha, dan ketiadaan agunan.
Siapkan Strategi Program
PNM pun menerapkan sistem kelompok tanggung renteng. Harapannya? Dapat menjembatani kesenjangan akses pembiayaan sehingga para nasabah mampu mengembangkan usaha dalam rangka menggapai cita-cita dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Hasilnya? Kini, nasabah Mekaar sudah 15,2 juta orang. Selain jumlah nasabah yang meningkat, nilai pembiayaan yang disalurkan juga naik dari semula Rp 800 miliar menjadi Rp 244 triliun.
Tak sampai di situ. “Ada testimoni dari ibu-ibu nasabah Mekaar terutama di pelosok [Indonesia],” kata Direktur Utama Permodalan Nasional Madani (PNM), Arief Mulyadi saat menceritakan kisah perjalanan sejumlah nasabah yang bergabung dengan program Mekaar dalam Perayaan 15 juta nasabah ultramikro, di Jakarta International Velodrome, Senin (12/2).
“Pak,” kata Arief saat menceritakan kisah seorang nasabah kepadanya. “Kemarin, keluarga saya makan pakai telur seminggu dua kali. Itu pun telur ditambah air, tepung, diiris dibagi enam. Dua telur, dikasih tepung dikasih air, digoreng, dipotong dibagi enam supaya semua kebagian. Itu pun seminggu dua kali,” ujar Arief.
“Sekarang, setiap hari, setiap makan, anak saya minta telur dan alhamdulillah bisa dipenuhi,” kata Arief, masih menceritakan kisah si nasabah itu.
Arief menceritakan bagaimana proses ‘metamorfosa’ itu sehingga nasabah Mekaar itu bisa meningkatkan kualitas hidup mereka lewat program tersebut [Mekaar].
Pada awal program Mekaar, yang diluncurkan delapan tahun silam, Arief bertemu dengan seorang anak laki-laki di sebuah desa di Jawa Barat. “Anak laki-laki itu berpakaian perempuan karena harus bergantian [pakaian] dengan kakaknya yang sedang pergi sekolah.”
BACA JUGA
- Salbiawati, Nasabah PNM Mekaar, yang Daur Ulang Sampah Anorganik jadi Bisnis
- Optimistis Jutaan Nasabah Bisa ‘Naik Kelas’, Ini Dua Tips dari Presiden Jokowi untuk Ibu-ibu Mekaar
“Kalau teteh pulang bagaimana? Seragam teteh digantung, baju yang ini dipakai teteh. Terus kamu pakai apa? Dia menunjukkan kaos yang dia kenakan di bagian dalam. Berupa kaos kutang yang bolong-bolong,” kenang Arief tentang cerita laki-laki itu.
“Beberapa tahun kemudian, dia [lelaki itu] sudah sekolah dan punya baju sendiri,” kata Arief. “Itulah kebahagiaan kami. Kami harap itu tersebar di seluruh Indonesia,” tambahnya.
Apresiasi Presiden Jokowi
Tak ayal, program Mekaar pun diapresiasi Presiden Joko Widodo (Jokowi). “Presiden mengaku senang melihat program Mekaar yang kini semakin tumbuh,” tutur Arief.
“Saya sangat senang sekali karena PNM Mekaar yang kita buka pada 2015 dengan nasabah 400 ribu di seluruh Indonesia, hari ini sudah 15,2 juta nasabah,” kata Jokowi saat bertemu dengan nasabah dan pendamping program Mekaar di Bale Rame, Kabupaten Bandung, pada Sabtu (3/2).
“Padahal, pada awal tahun 2015, pinjaman awal [hanya] Rp 2 juta. Kini meningkat. Tadi di depan ada yang sudah Rp8 juta atau Rp 10 juta,” ucap Jokowi.
BACA JUGA
- Ketika Presiden Jokowi Paparkan Soal Mekaar PNM di KTT G20 Italia
- Bagaimana Cara Jadi Nasabah PNM Mekaar? Cuma Butuh 4 Langkah Ini Kok
Bahkan, apresiasi Jokowi seperti bertambah lantaran nasabah yang cicilannya macet hanya berada di kisaran angka 0,5 persen. Dia memuji nasabah yang didominasi emak-emak dapat menjaga kedisiplinan dalam membayar cicilan.
Ke depan, Jokowi menitipkan pesan agar para nasabah dapat fokus untuk mengembangkan usahanya. “Jangan sampai, nasabah tergiur barang yang bersifat konsumtif dan tidak bermanfaat. Keuntungan dari hasil usaha yang dijalankan oleh para nasabah pun harus dikalkulasi dengan baik.”
“Kalau dapet keuntungan Rp2 juta atau Rp 1 juta, itu yang ditabung,” tutur Jokowi.