TENTANGKITA.CO – Salah satu kisah menarik tentang orang yang hendak menunaikan ibadah atau naik haji ke Tanah Suci Mekkah adalah mengenai pengalaman Ibnu Mubarak.
Cerita tentang Syaikih Ibnu Mubarak yang bernama asli Abdullah bin Mubarak termaktub dalam kitab An-Nawadir karya Syekh Syihabuddin Ahmad ibn Salamah Al Qulyubi.
Setting dari dari cerita Ibnu Mubarak yang hendak naik haji adalah ketika dia sempat singgah di kota Kuffah, Irak, sebelum sampai ke Tanah Suci Mekkah.
Di kota itu, Ibnu Mubarak bertemu dengan seorang perempuan tengah mencabuti bulu itik.
Syaikh Abdullah Mubarak sempat bertanya tentang kondisi hewan ternak tersebut kepada si perempuan.
“Ini bangkai atau hasil sembelihan yang halal?” tanya Abdullah bin Mubarak memastikan.
“Bangkai, dan aku akan memakannya bersama keluargaku,” begitu kata si perempuan.
BACA JUGA: Rahasia Duta Sheila On 7 Jaga Rumah Tangga Harmonis, Selalu Terbuka
Mendengar keterangan perempuan itu, ulama ahli fiqih dan hadits kelahiran Marwa 118 H tersebut merasa heran mengapa di Negeri Kuffah bangkai ternyata menjadi santapan keluarga.
Tidak heran kalau Ibnu Mubarak kemudian mengingatkan perempuan itu bahwa tindakannya itu termasuk perbuatan haram. Alih-alih menuruti nasihat tersebut, si perempuan malah mengusir Abdullah bin Mubarak.
Sang Ulama itu lantas pergi, tetapi kemudian dia selalu datang lagi dengan memberikan nasihat serupa kepada perempuan itu. Hal itu terjadi berkali-kali.
Hingga, pada suatu ketika, perempuan itu menjelaskan perihal keadaan dia dan keluargannya.
“Aku memiliki beberapa anak. Selama tiga hari ini aku tak mendapatkan makanan untuk menghidupi mereka,” ungkap si perempuan.
Tak ayal, nurani Abdullah bergetar. Segera Ibnu Mubarak pergi dan kembali lagi bersama keledainya dengan membawa makanan, pakaian, dan sejumlah bekal.
“Ambilah keledai ini berikut barang-barang bawaannya. Semua untukmu,” kata ulama tersebut.
Tak terasa, musim haji berlalu dan Abdullah bin Mubarak masih berada di Kuffah. Hal itu artinya, Ibnu Mubarak gagal menunaikan ibadah haji.
Ibnu Mubarak pun memutuskan bermukim sementara di sana sampai para jamaah haji pulang ke negeri asal dan kemudian dia ikut bersama rombongan.
Begitu tiba di kampung halaman, Abdullah bin Mubarak mendapatkan sambutan antusias masyarakat. Mereka beramai-ramai memberi ucapan selamat atas ibadah hajinya. Abdullah malu. Keadaan tak seperti yang disangkakan orang-orang.
“Sungguh aku tidak menunaikan haji tahun ini,” kata Ibnu Mubarak meyakinkan para penyambutnya.
BACA JUGA: NASIHAT USTADZ ADI HIDAYAT: Petunjuk Quran untuk Mendapatkan Keturunan (1)
Sementara itu, kawan-kawannya yang berhaji menyuguhkan cerita lain. “Subhanallah, bukankah kami menitipkan bekal kepadamu saat kami pergi kemudian mengambilnya lagi saat kau di Arafah?”
Yang lain ikut menanggapi, “Bukankah kau yang memberi minum kami di suatu tempat sana?”
“Bukankah kau yang membelikan sejumlah barang untukku,” kata satunya lagi.
Abdullah bin Mubarak semakin bingung. “Aku tak paham dengan apa yang kalian katakan. Aku tak melaksanakan haji tahun ini.”
Hingga malam harinya, dalam mimpi Abdullah mendengar suara, “Hai Abdullah, Allah telah menerima amal sedekahmu dan mengutus malaikat menyerupai sosokmu, menggantikanmu menunaikan ibadah haji, dan tentu saja pahalanya dilimpahkan kepadamu”
Syeikh Abdullah bin Mubarak meninggal di kediamannya di daerah Hait, pada bulan Ramadan tahun 181 H selepas berperang melawan Romawi.
Arikel ini disadur dari tulisan berjudul Kisah Perjalanan Haji Ulama Ahli Hadis yang Digantikan Malaikatdi laman kemenag.go.id.