Sabtu, 23 November 2024

Rupiah Melemah Setelah BPS Umumkan Pertumbuhan Ekonomi 5,01 persen

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 92-point pada level Rp14.572 per dolar Amerika Serikat pada perdagangan Senin 9 Mei 2022

Hot News

TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Nilai tukar rupiah ditutup melemah 92-point pada level Rp14.572 per dolar Amerika Serikat pada perdagangan Senin 9 Mei 2022, setelah BPS Umumkan Pertumbuhan Ekonomi 5,01 persen.

Baca jugaPresiden Jokowi: 2025 Potensi Ekonomi Digital Indonesia US$146 Miliar

Meski terlihat tinggi, pertumbuhan ini sebenarnya melambat bila dibandingkan dengan kuartal keempat 2022 yakni terjadi penurunan sebesar 0,96 persen.

Dengan demikian bisa jadi inilah faktor yang memengaruhi rupiah melemah setelah BPS umumkan pertumbuhan ekonomi 5,01 persen. 

Ibrahim Assuaibi Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka mengatakan pergerakan mobilitas penduduk pada triwulan pertama 2022 sudah sangat baik.

Baca jugaPengumuman Hasil Seleksi Adminsitrasi Rekrutmen Bersama BUMN 2022, Link dan Cara Aksesnya di Sini 

“Kondisi ini memberi dampak positif kepada pertumbuhan produksi, konsumsi, dan investasi,” ujar dia.

Dengan pertumbuhan ekonomi ini, nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku pada mencapai Rp4.513 triliun, sedangkan nilai PDB atas dasar harga konstan Rp 2.819 triliun.

Baca juga: Suhu Panas Rawan Dehidrasi: Ini Cara Hindari Dehidrasi Selain Banyak Minum 

Sebanyak 65,74 persen PDB berasal dari sektor industri, perdagangan, pertanian, pertambangan, dan konstruksi.

Sementara itu berdasarkan komponen pengeluaran distribusi, PDB Triwulan Pertama 2022 berasal dari konsumsi rumah tangga dan investasi.

Baca juga: Kebijakan Ganjil Genap di Jakarta Berlaku Lagi Mulai Hari Ini di 13 Titik

Secara eksternal, dolar menguat terhadap semua mata uang utama karena penguncian Covid di China, percepatan inflasi dan memburuknya prospek pertumbuhan ekonomi global akibat perang di Ukraina serta Bank Sentral global yang akan menaikan suku bunga.

Pertumbuhan ekspor China pada April melambat menjadi 3,9% dalam dolar dari tahun sebelumnya, laju terlemah sejak Juni 2020.

BACA DEH  Dinsos Segera Infokan Penyaluran KLJ, KAJ, KPDJ Tahap 4

Baca juga: 5 Arahan Presiden Jokowi demi Pemulihan Ekonomi Nasional, Lihat Nomor 4

Sementara itu The Fed harus menaikkan suku bunga lebih agresif dan mengambil risiko resesi jika masalah rantai pasokan tidak mulai surut.

Fokus ekonomi utama AS berikutnya adalah data inflasi harga konsumen yang diharapkan menunjukkan bahwa tekanan harga naik pada kecepatan tahunan 8,1 persen  pada April, tepat di bawah pembacaan Maret 8,5 persen.

 

 

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Liga Inggris Minggu (24/11): Ipswich v Manchester United

TENTANGKITA.CO, JAKARTA - Laga Liga Inggris pada Minggu (24/11) akan menghadirkan pertarungan tim dengan nama besar sekaligus mempertaruhkan reputasi...