TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Harga beras di pasar internasional anjlok hingga 400 dolas AS menyusul kebijakan Indonesia yang bertekad untuk tidak mengimpor beras.
Hal itu terungkap dalam laporan Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Selasa (14/1).
Dalam laporannnya, Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi, saat mengikuti Rapat Koordinasi Bidang Pangan Provinsi Banten yang dihelat di Pendopo Gubernur, Serang, Banten, menyampaikan informasi itu.
“Kebijakan kita turut memicu harga beras di pasar dunia turun setelah Pak Menko mengatakan kita tidak mengimpor empat produk pangan, salah satunya beras,” ujar Arief.
Beras dari beberapa negara turun mulai dari 640 dolar AS per metrik ton, turun ke 590 sampai 490 dolar AS. “Hari ini sudah dekat-dekat di USD 400-an. Jadi luar biasa kebijakan kita hari ini,” beber Arief.
Berdasarkan data perkembangan harga beras putih 5 persen (Free on Board) dari beberapa negara yang dihimpun tim NFA, terlihat rerata harga beras dari Thailand, Vietnam, Pakistan, dan Myanmar pada Januari 2024 berada di rentang harga 622 dolar AS sampai 655 dolar AS per metrik ton.
Kemudian per 19 Desember 2024 yang merupakan momen setelah pengumuman stop impor beras Indonesia, turun di rentang 455 dolar AS sampai 514 dolar AS per metrik ton. Bulan Januari 2025, India mulai membuka keran ekspornya. Tren harga beras putih pun semakin menurun pada 8 Januari 2025 di rentang 430 dolar AS sampai 490 dolar AS per metrik ton.
Sementara menurut laporan The FAO All Rice Price Index (FARPI) Indeks di Desember 2024 menurun 1,2 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya menjadi 119,2 poin. Namun, dilihat secara setahun penuh, rerata indeks FARPI di 2024 masih lebih tinggi 0,8 persen dibandingkan dengan tahun 2023.
“Harga beras di dunia turun, tetapi harga petani kita disesuaikan lebih baik lagi, menjelang panen raya tahun ini. Sekali lagi terima kasih kebijakan kepada petani Indonesia,” sebut Arief.
Menko Pangan Zulkifli Hasa mengatakan, panen raya mendatang menjadi momentum yang strategis dalam memperkuat stok beras nasional. Oleh karena itu, selain menekankan Perum Bulog untuk mengoptimalkan penyerapan gabah, Zulhas juga menegaskan pentingnya peran pemerintah daerah dalam menyiapkan daerahnya masing-masing dalam rangka mendukung swasembada pangan, khususnya menjaga lahan pertanian agar tidak beralih fungsi.
“Lahan baku sawah kita, kurang lebih luasnya 7,4 hektare, karena ada perubahan alih fungsi, kita minta pemda menjaga betul agar sawah kita tidak berubah fungsi,” kata Menko Zulhas. “Jangan coba-coba merubah atau mengalih fungsi lahan pertanian. Apalagi yang irigasinya bagus dan sudah dibangun sedemikian rupa. Tiba-tiba dialihkan. Kita minta betul masyarakat untuk mengawasi. Tidak boleh ada alih fungsi lahan pertanian, khususnya sawah,” tegasnya.