Kamis, 21 November 2024

Serial UMKM (9): Eksistensi Koperasi Ada Di 100 Negara

Awal mula koperasi modern dapat ditemukan dalam revolusi industri

Hot News

TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Koperasi kerap dipandang sebelah mata. Padahal, kiprah badan usaha itu, sangat potensial sebagai penggerak ekonomi negara. Tidak hanya di Indonesia. Hampir semua negara, kecil dan besar, merasakan dampak dari eksistensi koperasi.

Dari bank-bank besar hingga peternak lebah di Chili – terdapat tiga juta koperasi dari berbagai jenis dan ukuran di seluruh dunia, tulis www.uk.coop.Anda akan menemukan koperasi di lebih dari 100 negara di Eropa, Afrika, Asia, Amerika, dan Oseania.”

Terdapat pula koperasi internasional, seperti Koperasi Kopi Pachamama, yang dimiliki dan dikelola oleh ribuan petani dari seluruh dunia.

Menurut fed.coop, dalam Sejarah Singkat Koperasi, dikatakan awal mula koperasi modern dapat ditemukan dalam revolusi industri ketika para pekerja, petani, dan pemilik usaha kecil merasa perlu untuk menggabungkan sumber daya guna memastikan akses ke makanan berkualitas baik, pemrosesan produk pertanian yang efisien, pemasaran, dan keuangan.

Meskipun banyak yang menganggap berdirinya gerakan modern ini adalah Rochdale Pioneers di Inggris pada tahun 1844, organisasi serupa dapat ditelusuri kembali ke tahun 1769 ketika penenun lokal di Fenwick, Skotlandia, membentuk Fenwick Weavers’ Society untuk menjual oatmeal dengan harga diskon, dan bahkan hingga tahun 1498 dengan berdirinya Shore Porters Society di Aberdeen.

Di Amerika Serikat, misalnya, merujuk dari resources.uwcc.wisc.edu, koperasi bukan barang baru. Setidaknya merujuk kepada catatan Universitas Wisconsi di Madison, AS. Organisasi koperasi telah dibentuk sepanjang sejarah untuk memenuhi berbagai kebutuhan, sering kali sebagai respons terhadap tekanan ekonomi dan sosial.

Di Amerika Serikat, organisasi koperasi muncul sangat awal, yang mencerminkan warisan Eropa dari para pemukim awal dan kebutuhan dasar akan solusi kooperatif untuk kondisi pedesaan.

Perkembangan organisasi koperasi AS berakar pada pergolakan yang menjadi ciri Revolusi Industri di Inggris selama tahun 1750-1850.

Ini dipicu oleh berbagai sebab. Selama periode ini banyak perusahaan kecil berbasis rumahan menghilang, memaksa para pekerja pindah ke kota-kota di mana mereka menghadapi kondisi kerja yang keras dan upah yang rendah.

Di daerah pedesaan, gerakan penutupan lahan dan perubahan pola penguasaan tanah mendorong banyak petani kecil meninggalkan tanah mereka ke kota-kota untuk mencari pekerjaan.

Berdasarkan tradisi serikat dagang dan sosial, organisasi gotong royong dan “masyarakat yang bersahabat” bermunculan untuk mengatasi kondisi saat itu, dan berkontribusi pada pengembangan ide-ide bisnis koperasi.

Robert Owen (1771-1858) dan Charles Fourier (1772-1837), yang mencari jalan menuju masyarakat yang lebih harmonis dan utopis, mengartikulasikan argumen yang memberikan dasar pemikiran yang lebih luas untuk organisasi koperasi.

William King (1786-1865) yang lebih pragmatis menganjurkan pengembangan koperasi konsumen untuk mengatasi masalah kelas pekerja. Majalah yang diterbitkannya sendiri, “The Cooperator”, memberikan informasi tentang praktik koperasi serta teori. King menekankan koperasi kecil yang dapat dimulai dengan modal yang disediakan oleh anggota. Ia menekankan penggunaan prinsip-prinsip tata kelola yang demokratis, dan pendidikan masyarakat tentang koperasi.

ICA memiliki 54 organisasi anggota pada tahun 1900, dan merupakan satu-satunya organisasi internasional yang mampu bertahan dari kedua perang dunia, berkat komitmennya terhadap perdamaian dan demokrasi serta tetap bersikap netral secara politik.

Ada kisah menarik. Pendeta Alf Clint mengembangkan pemahaman yang kuat tentang nilai koperasi selama tinggal di desa-desa Papua pada tahun 1940-an. Keyakinannya dalam mendorong inisiatif dengan cara yang konsisten secara budaya membuatnya diangkat sebagai Direktur Koperasi untuk Dewan Misi Australia pada tahun 1953.

Ia membantu dalam pendirian banyak koperasi masyarakat Pribumi di Queensland utara, Selat Torres, dan NSW utara. Ia juga mendirikan Tranby Cooperative College di Sydney pada tahun 1958 yang mengajarkan orang-orang keterampilan untuk menjalankan koperasi mereka sendiri.

Sejak tahun 1970-an, banyak koperasi masyarakat Aborigin dan Selat Torres telah dibentuk untuk menyediakan perumahan, pekerjaan, kesehatan, pelatihan, dan tempat penjualan karya seni.

Organisasi Aborigin dapat mengakses bentuk pendirian yang lebih sederhana melalui Undang-Undang Dewan dan Asosiasi Aborigin Persemakmuran tahun 1976, tetapi banyak yang lebih menyukai model dan prinsip koperasi.

Menurut Joyce Clague MBE: “Kami memilih struktur koperasi karena kami ingin memiliki hak bicara yang setara, kami ingin berbagi tanggung jawab, dan kami ingin bekerja sama untuk meningkatkan kondisi hidup dan peluang hidup kami…”

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Piala Dunia FIFA 2026: Ini Syarat Indonesia Lolos

TENTANGKITA.CO, JAKARTA - Peluang Indonesia menjadi  satu dari dua negara di Grup C yang lolos  dari babak ketiga Kualifikasi...