Kamis, 21 November 2024

Serial UMKM (4): Ayo, Bangun Jaringan Segera

Mereka menghasilkan lebih dari setengah nilai tambah bersih di Jerman dan menyediakan lebih dari 75 persen tempat magang dan pelatihan kejuruan di negara tersebut dan 96,9 persen eksportir Jerman adalah UKM.

Hot News

TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Peran UMKM memperkuat ekonomi Indonesia, yang kerap kali kita dengar, tidaklah kecil. Bahkan, orang nomor satu di Indonesia, Presiden RI Joko Widodo kerap mengingatkan  pentingnya peran sektor usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

“Kita tahu jumlah UMKM kita itu kurang lebih 65 juta dan kontribusi terhadap PDB (produk domestik bruto) ekonomi kita 61 persen. Sangat besar sekali dan penyerapan tenaga kerja di sektor UMKM 97 persen. Sebuah angka yang sangat besar sekali,” kata Presiden.

Peran UMKM

  • Sarana pemerataan tingkat ekonomi rakyat kecil,
  • Sarana mengentaskan kemiskinan 
  • Srana pemasukan devisa bagi negara

Tak hanya di Indonesia. Peran UMKM di negara maju a.l. Inggris diakui. Mereka adalah mesin pertumbuhan ekonomi kita, yang memacu inovasi dan meningkatkan produktivitas, menemukan solusi, dan menciptakan lapangan kerja. UKM juga memainkan peran penting dalam menyalurkan bantuan Inggris kepada jutaan orang miskin dan rentan serta mendukung jaringan kami di seluruh dunia.

BACA JUGA: Serial UMKM (1): Sulit Berkembang? Inilah Kiat Jitu

Lord (Tariq) Ahmad dari Wimbledon, Menteri Negara untuk Asia Selatan, PBB, dan Persemakmuran mengungkapkan hal yang sama. “Saya senang telah mengambil peran di The Foreign Commonwealth and Development Office (FCDO) sebagai Menteri untuk Usaha Kecil dan Menengah.” 

“Ada lebih dari 5,7 juta Usaha Kecil dan Menengah di Inggris. Mereka adalah mesin pertumbuhan ekonomi kita, yang mendorong inovasi dan produktivitas yang lebih tinggi, menemukan solusi, dan menciptakan lapangan kerja.”

UKM juga memainkan peran penting dalam menyalurkan bantuan Inggris kepada jutaan orang miskin dan rentan serta mendukung jaringan  di seluruh dunia. ki akses permodalan dari perbankan maupun lembaga keuangan bukan bank.

BACA JUGA: SERIAL UMKM (2): Memahami Kebutuhan Konsumen

Usaha kecil dan menengah di Inggris memiliki omzet gabungan sebesar £2,4 triliun pada tahun 2023.

Berikut ini adalah rincian angka omzet berdasarkan jumlah karyawan (GOV.UK)

  • Satu hingga sembilan karyawan: £592 miliar
  • Sepuluh  hingga 49 karyawan: £670 miliar
  • Dari 50 hingga 249 karyawan: £763 miliar

UKM menyumbang hampir dua pertiga (61%) dari total lapangan kerja dan sekitar setengah (53%) dari omzet di sektor swasta Inggris (£2,4 triliun). Keberhasilan dan kegagalan kolektif mereka memiliki dampak yang sangat besar pada ekonomi Inggris. Jadi, tidak mengherankan jika UKM secara umum dipandang sebagai mesin utama pertumbuhan dan keberlanjutan.

Di Jerman, tak jauh berbeda. Meskipun banyak perusahaan besar dari Jerman yang dikenal di seluruh dunia, usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan tulang punggung ekonomi Jerman. Apa peran UKM dalam ekonomi Jerman? 55 persen dari lebih dari 45,8 juta karyawan di Jerman bekerja di perusahaan kecil dan menengah. Mereka menghasilkan lebih dari setengah nilai tambah bersih di Jerman dan menyediakan lebih dari 75 persen tempat magang dan pelatihan kejuruan di negara tersebut dan 96,9 persen eksportir Jerman adalah UKM.

BACA JUGA: Serial UMKM (3): Benahi Kemasan Produk

Jadi, menjadi pemain di sektor UMKM, bukan peran yang tak berarti. Peluang untuk menjadi pemain besar, terbuka lebar. Namun, seperti kata Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan, UMKM merupakan sektor yang paling rentan terkena dampak ekonomi.

Untuk itu, ketangguhan para pelaku di sektor UMKM, harus ditingkatkan. Salah satu yang paling lemah adalah  memperkart jaringan [networking].

Asian Journal of Management, Entrepreneurship and Social Science, di laman mereka, mengungkapkan kelemahan UKM terutama dari unsur sumber daya mengakibatkan keterbatasan dalam mengembangkan usahanya. Namun, keberlangsungan usaha pada UKM mengarahkan perusahaan untuk melakukan perbaikan usaha, melalui internasionalisasi.

Sementara itu, pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan UKM untuk internasionalisasi belum memadai. Oleh karena itu, UKM perlu membangun jaringan yang tidak hanya membantu memenuhi kelemahan sumber daya UKM, tetapi dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang mendukung internasionalisasi.

OECD (Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan),  forum dan pusat pengetahuan untuk data, analisis, dan praktik terbaik dalam kebijakan publik, menilai usaha kecil dan menengah (UKM) sangat bergantung pada jaringan eksternal untuk mengakses sumber daya strategis, seperti pengetahuan, teknologi, keuangan atau keterampilan, dan untuk berinovasi dan tumbuh.

Jaringan juga merupakan sumber ketahanan dan keberlanjutan. Jaringan dapat mengambil bentuk yang berbeda di luar hubungan pembeli-pemasok, yang mencerminkan hubungan yang dikembangkan UKM dengan ekosistem mereka melalui pertukaran produk, layanan, aset, atau melalui inovasi dan kolaborasi terbuka.

Jaringan tersebut mencakup jaringan produksi, jaringan pengetahuan dan inovasi (melibatkan universitas dan penyedia layanan bisnis intensif pengetahuan), dan kemitraan strategis. Klaster sering kali dibutuhkan untuk menciptakan manfaat kedekatan dan aglomerasi. Platform dan teknologi digital berperan penting untuk transfer pengetahuan dan efek jaringan.

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Piala Dunia FIFA 2026: Ini Syarat Indonesia Lolos

TENTANGKITA.CO, JAKARTA - Peluang Indonesia menjadi  satu dari dua negara di Grup C yang lolos  dari babak ketiga Kualifikasi...