TENTANGKITA.CO, JAKARTA — “Dalam Bahasa Inggris, mekar berarti to grow, to blossom. Melambangkan semangat bagi tumbuh berkembangnya peran ekonomi perempuan.”
Kalimat di atas bukan terdengar di kelas SMA dari seorang guru biologi atau pula dari dosen mata kuliah ekonomi.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) lah yang mengucapkan. Yang menjadi pendengar adalah para pemimpin negara maju yang hadir dalam side event Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di di La Nuvola, Roma, Italia, pada 30 Oktober 2021.
Penggunaan kata mekar, sepertinya, adalah cara Presiden Jokowi untuk memudahkan agar para pemimpin dunia mengerti apa itu Mekaar dengan dua huruf ‘a’ di antara konsonan ‘k’ dan ‘r’.
Mekaar adalah kependekan dari Membina EkonomiKeluarga Sejahtera (Mekaar), sebuah produk dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM), badan usaha milik negara (BUMN) pembiayaan ultramikro.
Selain Mekaar, PNM memiliki model pinjaman Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) sebagai produk perdana perusahaan pelat merah itu.
Kalau ditilik ke belakang, Presiden Jokowi seperti memiliki ‘hubungan spesial’ dengan PNM terutama Mekaar. Selama hampir 10 tahun pemerintahannya, Kepala Negara sudah puluhan kali mengunjungi nasabah yang seluruhnya perempuan dan para Account Officer (AO) Mekaar di berbagai daerah.
Semasa pemerintahan Presiden Jokowi pula holding pembiayaan ultramikro terbentuk dengan BRI sebagai induk serta PNM dan PT Pegadaian sebagai anggota.
Ketika Presiden Jokowi menyampaikan pidatonya pada KTT G20 di Italia, nasabah Mekaar sudah mencapai 10,4 juta orang dengan nilai pembiayaan US$1,48 miliar.
Jumlah nasabah dan total pembiayaan itu terus mekar. Sampai akhir tahun lalu, nasabah Mekaar sudah hampir mencapai angka 15,2 juta orang dengan pembiayaan mencapai Rp71,2 triliun selama 2023.
Sampai dengan akhir 2023 atau selama sewindu program Mekaar berjalan, PNM telah mengucurkan total pembiayaan Rp244 triliun. Seluruh dana itu adalah untuk mendukung kegiatan usaha para perempuan terutama emak-emak yang kerap disebut sebagai ‘ras terkuat di muka Bumi’
Sekarang, coba bandingkan dengan kondisi delapan tahun lalu ketika PNM memulai program Mekaar pada 2015. Sampai dengan Desember 2016, nasabah aktif program itu baru berjumlah 443 ribu orang dengan kucuran pinjaman sekitar Rp800 miliar.
BACA JUGA: ‘Cerita’ Pengalaman di Tanah Suci
SEPEREMPAT ABAD
PNM berdiri pada tahun 1999 semasa pemerintahan Presiden BJ Habibie. Boleh dibilang BUMN ini adalah salah satu buah dari reformasi pada era itu.
Dasar hukum pembentukan PNM adalah Peraturan Pemerintah No.38/1999 tertanggal 29 Mei 1999. Kemudian, tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai hari ulang tahun PNM.
Beleid itu menyatakan pemerintah menyiapkan modal dasar Rp9,2 triliun dan modal disetor Rp3,8 triliun agar PNM bisa menjalankan roda usaha.
Nah, tepat hari ini, Sabtu 1 Juni 2024, PNM berusia 25 tahun. Tentu seperempat abad bukan usia belia bagi sebuah entitas bisnis meski belum terhitung senior apabila dibandingkan perusahaan pelat merah lain.
Yang pasti, sebagai entitas bisnis milik negara, PNM kini semakin matang. Catatan dalam laporan keuangan perseroan tahun 2023 lalu tentu bisa menjadi acuan dari kesimpulan itu.
Laba PNM dan entitas anak usaha selama tahun lalu saja mencapai Rp1,64 triliun. Secara tahunan (year on year/yoy), catatan itu melonjak tajam. Angka itu tumbuh 66,2% apabila dibandingkan catatan tahun sebelumnya yakni Rp992 miliar.
Total aset PNM sampai dengan 31 Desember 2023 kini sudah menggelembung menjadi Rp51,04 triliun. Angka itu naik 8,9% yoy dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022 yakni Rp46,8 triliun.
Dengan jumlah hampir 15,2 juta orang, nasabah PNM yang didominasi oleh peserta Mekaar tersebar di 6.165 kecamatan, 435 kabupaten atau kota di 35 provinsi seluruh Indonesia.
PNM juga sudah bermetamorfosa menjadi perseroan jumbo dari sisi penyerapan tenaga kerja. Sebagai contoh, total AO atau account officer yang mendampingi nasabah Mekaar sampai dengan Januari 2024 mencapai 41.979 orang.
Mekaar sendiri kini terdiri dari 810 ribu kelompok nasabah yang mengadakan pertemuan setiap pakan. Tidak heran kalau selama 2023, berlangsung Pertemuan Kelompok Mingguan (PKM) Bermakna lebih dari 3,9 juta kali kegiatan oleh 550.000 kelompok nasabah.
Perseroan juga menggelar 13.000 pelatihan lanjutan dengan 725.000 peserta selama tahun lalu. Aktivitas pelatihan dan sejenisnya itu sejalan dengan tiga bantuan modal yang menjadi andalan PNM.
Yang pertama tentu adalah bantuan modal dalam bentuk pembiayaan kepada para nasabah. Bantuan kedua berhubungan dengan modal intelektual dan ketiga adalah modal sosial.
Dua bantuan modal terakhir itu terkait dengan peran PNM untuk memberikan pendampingan dalam menjaga kualitas pembiayaan. Kalau melulu bicara pinjam-meminjam, tentu sulit membayangkan perusahaan yang didirikan pada tahun 1999 itu akan sebesar sekarang.
Dengan menggulirkan bantuan modal intelektual dan moda sosial itu, penyaluran pinjaman kepada para perempuan menjadi lebih efektif, terbukti dengan non-performing finance (NPF) Mekaar yang hanya 0,1 persen.
Untuk tahun ini, salah satu prioritas perseroan adalah melakukan intensifikasi produk dengan mengakselerasi perbaikan kualitas pembiayaan Mekaar.
Selama 2024, manajemen PNM menargetkan pembiayaan Mekaar mencapai Rp74,3 triliun atau tumbuh 8,8% dibandingkan angka tahun lalu dengan target laba bersih Rp1,65 triliun dan aset mencapai Rp57,77 triliun.
Kiranya, kiprah Insan PNM selama 25 tahun ini selaras dengan pesan tulisan tangan Presiden Habibie yang terbingkai dan dipajang di dinding ruang tunggu direksi kantor pusat PNM di kawasan Kuningan, Jakarta.
“Kita adalah keturunan pejuang. Yang tidak mengenal lelah dan kalah. UMKM adalah ujung tombak perjuangan menuju masyarakat sejahtera, tentram dan madani!”
Begitu begitu bunyi pesan tulisan tangan Presiden ketiga Habibie ketika menghadiri perayaan ulang tahun PNM pada tahun 2015.
Selamat ulang tahun PNM.