TENTANGKITA.CO – Produsen jamu terbesar di Indonesia buka kemitraan strategis dengan petani rempah. Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) dan PT Sido Muncul Tbk bersepakat menerapkan tiga langkah untuk membangun kemitraan strategis itu.
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan, ini merupakan tindak lanjut penandatanganan kerja sama pengembangan UMKM antara KemenkopUKM dan PT Sido Muncul Tbk beberapa waktu lalu.
Kerja sama itu mencakup kesepakatan petani rempah dan koperasi petani dengan Sido Muncul sebagai offtaker bagi produk rempah produksi para petani.
BACA JUGA: Presiden Jokowi Setuju Penghapusan Kredit Macet UMKM Rp5 miliar, Ini Syarat dan Ketentuan
“Para petani dan koperasi petani menjadi rantai pasok industri (supply chain), khususnya untuk Sido Muncul,” kata MenkopUKM Teten Masduki usai berdialog dengan para petani rempah dan koperasi petani, di kawasan pabrik Sido Muncul, Kabupaten Semarang di setkab.go.id.
Langkah Kemitraan Stratgis
- Para petani dan koperasi petani menjadi rantai pasok industri atau supply chain, khususnya untuk Sido Muncul.
- Sido Muncul sebagai offtaker bagi produk rempah produksi para petani
- Koperasi petani juga kita perkuat permodalannya lewat dana bergulir LPDB-KUMKM
- Pemberian akses bagi para petani untuk bisa memanfaatkan hasil riset dan penelitian rempah Sido Muncul di Pusat Penelitian Rempah Indonesia (PPRI) dan pembibitan (Nursery)
- Pemberian akses bagi para petani untuk bisa memanfaatkan hasil riset dan penelitian rempah Sido Muncul di Pusat Penelitian Rempah Indonesia (PPRI) dan pembibitan (Nursery)
BACA JUGA: Informasi Bantuan BPUM atau BLT UMKM, Selalu Cek eform.bri.co.id secara berkala Bagi Pelaku Usaha
Menteri Teten menambahkan, bila produk petani terjamin mutunya, penyerapan offtaker semakin mudah, di samping pihak perbankan juga lebih ringan dalam memberikan pembiayaan di tingkat onfarm (petani). Misalnya, melalui KUR Kluster yang plafondnya bisa mencapai Rp500 juta.
“Koperasi petani kita perkuat permodalannya lewat dana bergulir LPDB-KUMKM. Bisa sebagai offtaker, atau untuk membeli mesin-mesin pengolahan rempah dan herbal agar berstandar Sido Muncul,” kata MenkopUKM.
Kerja sama juga mencakup soal pemberian akses bagi para petani untuk bisa memanfaatkan hasil riset dan penelitian rempah Sido Muncul di Pusat Penelitian Rempah Indonesia (PPRI) dan pembibitan (Nursery).
“Para petani memiliki akses untuk mendapatkan benih atau bibit unggul,” kata Menteri Teten.
BACA JUGA: Ini 4 Syarat untuk Dapat BPUM atau BLT UMKM 2022, Cek di Sini
Selain itu, Sido Muncul akan menjadi Bapak Angkat bagi pelaku UMKM, khususnya yang bergerak di sektor makanan dan minuman herbal (jamu).
Kerja sama dengan Sido Muncul ini juga sampai di level pengemasan dan uji stabilitas.
“Sehingga, bisa terukur secara ilmiah kapan kadaluarsa produknya. Maka, standar produk UMKM tidak kalah dengan industri pabrikan,” kata Menteri Teten.
Menteri Teten memastikan akan tercipta kerja sama bantuan teknis dan pendampingan dari Sido Muncul agar produk UMKM berstandar industri dan memiliki nilai ekonomi tinggi.
MenkopUKM pun meyakini kerja sama seperti ini akan memberikan dampak positif bagi pelaku UMKM, karena menciptakan konsep kemitraan usaha besar (industri berbahan baku lokal) dan UMKM dari mulai penyediaan bahan baku hingga masuk rantai pasok industri.
“Model bisnis ini bakal memperkuat fondasi industri nasional. Seperti di Jepang, UMKM memasok bahan baku industri otomotif,” kata MenkopUKM.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Sido Muncul Irwan Hidayat menambahkan, dalam kerja sama tersebut, KemenkopUKM berperan sebagai koordinator, sedangkan Sido Muncul dalam hal memegang peran teknis produksi dari pengolahan bahan baku hingga pengemasan.
“Hasil riset dan penelitian rempah yang kami lakukan di Sido Muncul koperasi bisa memanfaatkan,” ucap Irwan.
BACA JUGA: Program KJP Plus Bakal Dihapus, Ini Kata DPRD
Para UMKM pelaku usaha makanan dan minuman (khususnya yang berbahan baku herbal/rempah) akan mendapatkan bantuan teknis produksi, hingga cara pengemasan, termasuk uji stabilitas produk di laboratorium Sido Muncul.
Irwan berharap pengalaman Sido Muncul yang melakoni usaha herbal sejak 1951 ini bisa jadi referensi dalam kerja sama seperti ini.
“Para pelaku UMKM juga bisa belajar langsung dalam hal proses produksi di Sido Muncul. Harapannya, kelas produk UMKM bisa meningkat, sehingga kepercayaan masyarakat juga ikut naik,” ujar Irwan.