Jumat, 22 November 2024

Ini Cara Aman Pilih Hewan Qurban di Tengah Wabah PMK

Menunaikan ibadah kurban pada Hari Raya Iduladha di tengah wabah Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) yang melanda hewan ternak, butuh ketelitian tersendiri, ini cara aman pilih hewan qurban.

Hot News

TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Menunaikan ibadah kurban pada Hari Raya Iduladha di tengah wabah Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) yang melanda hewan ternak, butuh ketelitian tersendiri, ini cara aman pilih hewan qurban.

Guru besar Fakultas Peternakan UGM dan juga konsultan Ahli Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Ali Agus menjelaskan hal-hal sebagai berikut, diambil dari situs Muhammadiyah.or.id.

Baca juga: MUI Izinkan Hewan Kena Penyakit Mulut dan Kuku atau PMK Jadi Kurban, Ini Syaratnya 

Hewan ternak yang paling terdampak wabah PMK di Indonesia adalah hewan ternak sapi, karena itu pilihan hewan qurban disarankan kambing atau domba.

Menurut dia, domba relatif resisten ketimbang sapi dalam menghadapi wabah PMK. Sapi adalah hewan paling banyak terkena wabah PMK.

“Ini salah satu faktor, saya ki ini bisa diorientasikan ke sana untuk mengurangi resiko, kegalauan atau kekhawatiran. Kalau sapi kita khawatir, tapi kalau domba kita mati satu bisa diganti (karena harga belinya tidak semahal sapi),” ujar dia.

Menurut dia, virus yang menyebabkan PMK bisa menular ke hewan lain melalui udara, air, tanah, termasuk bisa menempel pada manusia.

Sejauh ini wabah diketahui tidak berbahaya bagi manusia, namun  penyebarannya sangat cepat pada hewan berkuku belah.

Baca juga: Ini Harga Hewan Qurban 2022 dan Kriterianya Menurut Syariat Islam

Dia menganjurkan pada panitia dan sohibul qurban tidak melakukan kontak pada hewan saat mencari hewan kurban.

Dikhawatirkan, virus tersebut terbawa manusia dan membahayakan hewan jika berpindah-pindah dari ternak sat uke ternak lain.

Jika bisa, transaksi jual beli hewan qurban dilakukan secara online, misalnya hewan ternak digambarkan dengan menggunakan foto, video serta bobotnya.

“Jadi orang tidak perlu ke kandang, bisa melihat-lihat lewat teknologi digital,” ujar dia.

Tahap krusial selanjutnya adalah saat melakukan penyembelihan, menurut dia panitia kurban harus siap sedia agar tidak ada carrier virus yang ikut.

Dia menyarankan untuk melakukan penjagaan biosecurity atau gas desinfektannya pada tempat pemotongan hewan kurban.

“Virus ini bertahan sampai ada yang satu bulan di air, dan ada juga yang bertahan sampai tiga bulan di tanah,” ujar dia.

Baca juga: Ini Harga Hewan Qurban 2022 dan Kriterianya Menurut Syariat Islam

Sedangkan soal daging ternak, menurut dia masih aman dikonsumsi. Namun disarankan untuk mengonsumsi jeroan, hidung, dan kikil.

Karena meski virus PMK ini tidak bersifat zoonosis (menular dari hewan ternak ke manusia) namun tetap harus mengedepankan kehati-hatian dalam mengolah dan mengkonsumsinya.

Fakultas Kedokteran Hewan UGM juga telah merekomendasikan berbagai usulan langkah pengendalian dan penanggulangan wabah ini.

Fokusnya adalah tindakan karantina, pengawasan dan pembatasan lalu lintas ternak, serta penutupan pasar hewan.

Dekan Fakultas Kedokteran Hewan UGM Teguh Budipitojo mengatakan perlu memusnahkan sumber infeksi dengan stamping out pada hewan yang telah terpapar.

Selain itu juga dilakukan biosekuriti dengan dekontaminasi kandang, peralatan, kendaraan, dan bahan lain yang berpotensi menularkan virus.

Langkah ini dilakukan dengan penyemprotan larutan desinfektan yang efektif terhadap virus dan pemusnahan bahan-bahan yang sudah terkontaminasi.

Jenis desinfektan yang efektif membunuh virus penyebab PMK diantaranya sodium hydroxide (2%), sodium carbonate (4%), citric acid (0.2%), acetic acid (2%), sodium hypochlorite (3%), potassium peroxymonosulfate (1%), dan chlorine dioxide.

Pakar virologi molekuler FKH UGM Aris Haryanto menjelaskan bahwa virus penyebab PMK dapat bertahan di luar tubuh hewan penderita selama 2 minggu, tahan berbulan-bulan dalam semen, epitel, kelenjar limfa, dan makanan produk asal hewan serta olahannya.

“Virus penyebab PMK juga tahan terhadap kekeringan dan angin. Hewan penderita PMK dapat mengeluarkan virus baru selama 50 jam dan menular ke ternak lain di sekitarnya pada radius 100 km,” katanya.

Selain itu, hewan penderita bertindak sebagai carrier yang dapat bertahan selama 8 sampai 24 bulan.

Penularan PMK dapat terjadi melalui  kontak langsung hewan penderita dengan hewan lain yang rentan,  kontak tidak langsung melalui alat atau sarana transportasi, manusia yang terkontaminasi serta  penyebaran melalui udara.

“Penyebaran melalui udara dapat menjangkau sejauh 170 km di darat dan 250 km di laut,” katanya.

Baca juga: Puasa Arafah dan Tarwiyah, Keutamaan, Niat dan Waktu Pelaksanaannya 

Gejala Penyakit Hewan ternak penderita PMK akan menunjukkan demam tinggi, nafsu makan hilang, produksi air liur yang berlebihan, terbentuknya lepuh-lepuh berisi cairan pada mukosa mulut, hidung, bibir, dan lidah. Lesi pada kaki, kuku, sela jari sehingga hewan enggan bergerak, pincang, dan kuku mengelupas.

“Hewan yang terinfeksi dapat mengeluarkan virus melalui cairan vesikel, air liur, susu, urine, dan feses. Virus dapat dikeluarkan 1-2 hari sebelum hewan tertular menunjukkan gejala klinis,” paparnya.

 

 

 

 

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Pekan Ke-12 Liga Inggris Sabtu (23/11): Arsenal v Nott’m Forest

TENTANGKITA.CO, JAKARTA - Pekan ke-12 Liga Inggris pada Sabtu (23/11) akan menghadirkan sejumlah laga di antaranya tiga tim peringkat...