TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Indonesia memadang perdagangan dunia saat ini diwarnai hambatan-hambatan mulai dari proteksionisme, perang dagang hingga tidak berfungsinya WTO atau Organisasi Perdagangan Dunia secara maksimal.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, “Ketika negara-negara yang sudah maju menerapkan standar ganda, WTO justru tidak berkutik,” ujar Menteri Lutfi.
Baca juga: Mendag Lutfi: Sanksi Keras untuk Distributor yang Timbun Minyak Goreng
Menteri Lutfi mengatakan hal itu dalam salah satu panel diskusi yang disponsori Channel News Asia (CNA) dari Singapura bertema “The Biggest Trade Deal in the World”.
Karena itu, mahalnya harga komoditas di dunia saat ini justru menjadi peluang bagi para petani di negara-negara berkembang besar seperti Indonesia, India, Brasil dan Tiongkok untuk menikmati keuntungan lebih.
Hal ini, menurut dia merupakan titik keseimbangan atau ekuilibrium baru dalam perdagangan komoditas pangan dunia.
Baca juga: KJP Juni 2022 Cair Tanggal 6 Juni? Alhamdulilah
“Jangan dirusak dengan menyalahkan salah satu negara misalnya Tiongkok karena posisi dagang yang kurang menguntungkan.
“Bahaya kalau beberapa negara maju berkelompok untuk membenarkan standar ganda.”
Standar ganda adalah negara-negara yang sudah maju menyalahkan dan mengganggu perdagangan bebas dunia, ketika mereka kurang diuntungkan posisi dagangnya terhadap suatu negara tertentu, misalnya Tiongkok.
Baca juga: Timnas Indonesia vs Bangladesh dalam FIFA Match Day, Link Live Streaming?
Padahal, dahulu ketika posisi dagang mereka diuntungkan sehingga petani di Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang makmur, semua negara berkembang dipaksa membuka pasar mereka.
“Harus ada kebersamaan dan kesetaraan kesempatan dalam perdagangan bebas dunia,” kata Mendag Lutfi.
Menteri Lutfi tidak setuju dengan pendapat dari CEO Suntory Holdings, salah satu produsen makanan dan minuman terbesar di dunia asal Jepang, Tak Miinami, yang menyalahkan China dengan kebijakan zero-Covid atas ketidakstabilan perdagangan dunia saat ini.
Baca juga: Informasi Lengkap Beasiswa LPDP Metalurgi dan Sains Material, untuk ASN dan Masyarakat Umum
Menurut Menteri Lutfidunia harus mengakui fakta bahwa ketika Tiongkok mulai mendominasi perdagangan dunia, dampak positifnya dapat dirasakan seluruh masyarakat dunia dengan harga barang-barang yang semakin terjangkau.
“Kami di Indonesia sangat merasakan betul manfaatnya. Apalagi Tiongkok juga menjadi sumber utama transfer teknologi bagi negara-negara berkembang saat ini,” ujar Menteri Lutfi.
Padahal, lanjut Mendag Lutfi, Tiongkok baru bergabung dengan WTO di tahun 2001.
Baca juga: Deretan Sekolah Mahal di Indonesia, Ada yang SPPnya Rp310 juta, Silahkan Pilih Kalau Mampu
Tapi manfaatnya jauh lebih terasa dibandingkan empat puluh tahun lebih sejak perdagangan dunia didominasi oleh kapitalisme Barat.
“Biarkan harga pangan tinggi saat ini menjadi sinyal agar petani dan peternak di negara-negara berkembang termasuk Indonesia meningkatkan produksi, sehingga nantinya harga akan turun dengan sendirinya karena pasokan melimpah,” tegas Mendag Lutfi.