TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Rusia akhirnya berhasil menguasai PLTN terbesar Eropa di Kota yaitu PLTN Zaporizhzhia, setelah memenangkan bentrokan sepanjang malam dengan tentara Ukraina, demikian pengumuman otoritas setempat.
“Saat ini, lokasi PLTN Zaporizhzhia diduduki oleh pasukan militer Federasi Rusia,” kata sebuah pernyataan oleh Inspektorat Pengaturan Nuklir Negara dikutip dari Anadolu Agency, Jumat 4 Februari 2022.
BACA JUGA: Ukraina: Jika PLTN Zaporizhzhia Meledak maka Eropa akan Berakhir
Pernyataan ini juga menyatakan bahwa tidak ada perubahan tingkat radiasi yang terjadi pada PLTN Zaporizhzhia, yang sebelumnya meningkat setelah kebakaran terjadi karena penembakan Rusia.
Sebelumnya pada Jumat, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa serangan pasukan Rusia di PLTN Zaporizhzhya harus dihentikan dan jika ledakan terjadi, “itu akan menjadi akhir dari Eropa.”
BACA JUGA: Pengamat Komunikasi: Pembicaraan di Belarusia Turunkan Tensi Krisis Rusia – Ukraina
Perang Rusia di Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari, telah menimbulkan kemarahan internasional.
Uni Eropa, AS, dan Inggris, antara lain, menerapkan sanksi keuangan yang keras terhadap Moskow.
BACA JUGA: Delegasi Rusia Tiba di Belarus untuk Negosiasi Damai dengan Ukraina
Lebih dari satu juta orang telah meninggalkan Ukraina ke negara-negara tetangga, menurut Badan Pengungsi PBB.
PLTN Zaporizhzhia mempunyai enam pembangkit, dan bencana kebocoran Chernobyl pada 1986 hanya terjadi di satu pembangkit.
BACA JUGA: Putin Siap Kirim Delegasi Rusia Perundingan ke Ukraina, Tanda-tanda Perang Berakhir?
“Kita harus segera menghentikan tentara Rusia. Jika ada ledakan, itu akan menjadi akhir dari segalanya, akhir dari Eropa, ”kata presiden.
“Ini berarti evakuasi Eropa. Hanya intervensi Eropa yang bisa menghentikan pasukan Rusia. Jangan biarkan Eropa mati karena bencana di pembangkit listrik tenaga nuklir,” tambahnya.
BACA JUGA: X Factor Indonesia Senin Depan Tayang atau Tidak? Pantau di Link Live Streaming Ini
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan sebelumnya di Twitter bahwa kebakaran telah terjadi di pabrik saat pasukan Rusia menyerang.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan kebakaran di PLTN Zaporizhzhia “tidak mempengaruhi peralatan penting” di pembangkit tersebut.