TENTANGKITA.CO, JAKARTA — Kremlin, istana kepresidenan Rusia, mengumumkan bahwa delegasi Rusia untuk pembicaraan damai dengan Ukraina tiba di Kota Gomel, Belarusia, Minggu.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan delegasi itu terdiri dari perwakilan dari istana kepresidenan, kementerian luar negeri dan pertahanan termasuk dalam delegasi, ujar Peskov kepada wartawan di Moskow.
BACA JUGA: Putin Siap Kirim Delegasi Rusia Perundingan ke Ukraina, Tanda-tanda Perang Berakhir?
“Sesuai dengan kesepakatan yang dicapai, delegasi Rusia yang terdiri dari perwakilan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan dan departemen lain, termasuk administrasi kepresidenan, tiba di Belarus untuk melakukan pembicaraan dengan Ukraina.
“Kami akan siap untuk memulai negosiasi ini di Gomel,” kata dia.
BACA JUGA: Bulan Sabit Merah Turki Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Ukraina di Tengah Serangan Rusia
BACA JUGA: KJP Maret 2022 Kapan Cair: Paling Lambat Tanggal 8, Cek di Sini
Menanggapi undangan tersebut, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan dia akan setuju untuk mengadakan pembicaraan di Belarus jika negara itu “tidak mengambil bagian dalam permusuhan.”
Zelenskyy menambahkan bahwa negosiasi dapat diadakan di tempat lain, mencantumkan Warsawa, Budapest, Istanbul, atau Baku sebagai platform yang memungkinkan untuk pertemuan.
BACA JUGA: Agresi Rusia ke Ukraina: Tembak-menembak Terdengar di Pusat Pemerintahan
Sebelumnya Rusia sudah menyatakan siap mengirim delegasi untuk pembicaraan damai dengan Ukraina.
“Menanggapi usulan (Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy), Vladimir Putin siap mengirim delegasi Rusia ke Minsk di tingkat perwakilan Kementerian Pertahanan, Kementerian Luar Negeri dan Administrasi Kepresidenan untuk pembicaraan dengan Delegasi Ukraina,” kata juru bicara Dmitry Peskov sehari setelah Moskow melancarkan intervensi militer di Ukraina.
BACA JUGA: Ini Bidang dan Program Studi yang Jadi Prioritas Penerima Beasiswa LPDP 2022
Menurut juru bicara Kremlin, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko berjanji bahwa Minsk akan siap untuk menciptakan “semua kondisi yang diperlukan untuk proses negosiasi Federasi Rusia dan Ukraina.”
Ketegangan mulai meningkat akhir tahun lalu ketika Ukraina, AS dan sekutunya menuduh Rusia mengumpulkan puluhan ribu tentara di perbatasan dengan Ukraina.