TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Di bawah ini link twibbon untuk memperingati serangan Umum 1 Maret sekaligus dukungan menjadi Hari Penegakan Kedaulatan Negara.
Serangan Umum 1 Maret mempunyai makna mendalam bagi bangsa Indonesia.
BACA JUGA: Begini Cara Cek Hasil Seleksi Kartu Prakerja Gelombang 23, Bisa Lewat HP atau Dasboard
Salah satunya adalah menunjukkan eksistensi Republik Indonesia di tengah agresi militer Belanda.
Makna yang cukup penting ini membuat Sri Sultan Hamengku Buwono X mengusulkan agar tanggal 1 Maret menjadi salah satu hari besar nasional.
BACA JUGA: Mau ada Lagi Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) Tahun 2022?
Dia mengusulkan agar 1 Maret diperingati sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara.
Alasannya karena peristiwa ini merupakan momentum sejarah dalam penegakan kedaulatan negara.
BACA JUGA: Begini Cara Cek Hasil Seleksi Kartu Prakerja Gelombang 23, Bisa Lewat HP atau Dasboard
Menurut Sultan, penegakan kedaulatan negara tetap penting hingga saat ini dan masih relevan untuk diperjuangkan.
“Ini akan jadi hari yang memberi ruang bagi bangsa untuk diingatkan bahwa kesepakatan nasional yang sudah ada tidak bisa diganggu gugat dengan aspirasi lain yang mengatasnamakan demokrasi atau HAM,” katanya.
BACA JUGA: Masih 15,5 Juta Orang Tinggal di Rumah Tidak Layak Huni pada 2020, Sekarang?
Berikut ini link twibbon untuk memeriahkan peringatan Serangan Umum 1 Maret
- https://www.twibbonize.com/seranganumum1maret07
- https://www.twibbonize.com/peringatanseranganumum1maret
- https://www.twibbonize.com/seranganumum2
- https://www.twibbonize.com/1maret
- https://www.twibbonize.com/hari-penegakankedaulatannegara
Sejarah Serangan Umum 1 Maret
Pada 1949 Belanda melancarkan agresi militer kedua dan mengumumkan pada dunia internasional bahwa Republik Indonesia sudah bubar.
Presiden, Wakil Presiden dan anggota kabinet lain ditawan oleh Belanda.
BACA JUGA: Kartu Prakerja Gelombang 24 Segera Dibuka Kuota 500 Ribu Peserta?
Namun masih ada kekuatan militer Indonesia yang dipimpin oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman dan melakukan Operasi Gerilya Rakyat Semesta.
Kekuatannya adalah pasukan organik dan non organik termasuk laskar dan rakyat bersenjata yang bertahan di pelosok-pelosok daerah.
Panglima Besar Soedirman memberikan instruksi melakukan serangan balik untuk membuktikan bahwa Indonesia masih mempunyai kekuatan militer yang kuat dan eksis.
BACA JUGA: Jadwal Pencairan KJP Plus Maret 2022, Ini Informasi Resmi Pemerintah Jakarta
Petinggi militer dan sipil memutuskan akan ada serangan besar-besar pada tanggal 1 Maret 1949.
Aba-aba serangan itu adalah bunyi sirine pukul 06.00 tanda jam malam berakhir.
Kemudian pada hari yang telah ditentukan tentara Indonesia menyerang pasukan Belanda dari segala penjuru kota.
BACA JUGA: Vaksinasi Booster Beri Perlindungan Sampai 91% dari Risiko Terburuk Covid-19
Serangan ini mengagetkan dan berhasil memukul mundur tentara Belanda meninggalkan pos-pos mereka.
Beberapa persenjataan yang dimiliki Belanda berhasil direbut oleh tentara gerilya.
Tepat jam 12.00 siang, tentara Indonesia diperintahkan untuk kembali mundur menuju pos-pos gerilya.
BACA JUGA: Bulan Sabit Merah Turki Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Ukraina di Tengah Serangan Rusia
Hal ini berhasil membuktikan bahwa Indonesia masih mempunyai tentara dan berhasil menguasai Yogyakarta dalam waktu singkat.
Peristiwa ini sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam perundingan yang sedang berlangsung di Dewan Keamanan PBB yang menjadikan pihak Belanda terdesak.