TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Kubu Timnas Indonesia telah menabuh genderang perang. “Kita harus ambil tiga poin,” ujar Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. Kamis (10/10) Garuda akan menghadapi tuan rumah Bahrain di laga ketiga Grup C babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026.
Bahrain, yang digunduli Jepang 0-5 di laga kedua di Bahrain, bisa menjadi pijakan mengukur kekuatan negara yang berada di sebuah kepulauan kecil.
DATA PERTANDINGAN
- Laga: Bahrain vs Indonesia
- Stadion: Stadion Nasional Bahrain, Riffa
- Hari: Kamis (10/10)
- Waktu: 23:00 WIB
- Pertandingan: Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia
- Live: RCTI dan Sportstars 2
Bahrain berada dalam kelompok kepulauan antara Semenanjung Qatar dan sebelah timur laut pesisir Arab Saudi. Bahrain adalah sebuah negara pulau yang berada dekat pesisir barat Teluk Persia di Timur Tengah. Bahrain adalah sebuah kepulauan kecil yang berpusat di Pulau Bahrain, yang merupakan pulau terbesar di Bahrain. Negara ini hanya berjarak sekitar 23 km (14 mi) sebelah timur Arab Saudi, yang dihubungkan dengan Jembatan Raja Fahd.
Pada tahun 1968, ketika Pemerintah Inggris mengumumkan keputusannya (ditegaskan kembali pada bulan Maret 1971) untuk mengakhiri hubungan perjanjian dengan negara-negara syekh Teluk Persia, Bahrain awalnya bergabung dengan delapan negara bagian lainnya (Qatar dan tujuh Negara Syaikh Trucial yang sekarang menjadi Uni Emirat Arab) di bawah perlindungan Inggris dalam upaya untuk membentuk persatuan emirat Arab.
Namun, sembilan negara syekh tersebut masih belum menyetujui persyaratan persatuan hingga tahun 1971, yang mendorong Bahrain untuk mendeklarasikan dirinya sepenuhnya merdeka pada tanggal 15 Agustus 1971.
Ketika Raja Hamad bin Isa Al Khalifa mulai berkuasa pada tahun 1999, Bahrain memasuki era reformasi dan pembangunan baru dalam monarki konstitusional, sejalan dengan Piagam Aksi Nasional dan amandemen konstitusi tahun 2002. Dengan demikian, Bahrain telah membuat pencapaian perintis dalam pembangunan, serta reformasi politik dan demokrasi yang maju dan berkelanjutan, dan perkembangan positif dalam hukum dan lembaga konstitusional, yang menjadikan Bahrain memiliki posisi terkemuka di tingkat regional dan internasional.
Di sepak bola, Bahrain terbilang muda. Asosiasi Sepak Bola Bahrain, yang didirikan pada tahun 1951 dan bergabung dengan FIFA pada tahun 1966. Mereka belum pernah mencapai Piala Dunia, tetapi dua kali hampir mencapainya dalam satu pertandingan.
Bahrain memenangkan penghargaan tim dengan perkembangan terbaik FIFA pada tahun 2004, dan finis keempat di Piala Asia 2004, mengalahkan Uzbekistan di perempat final tetapi kalah dari Jepang di semifinal dengan skor 4–3.
Bahrain kemudian kalah dari Iran dalam pertandingan perebutan tempat ketiga, sehingga finis di posisi keempat secara keseluruhan. Bahrain mengalami tahun emas pada tahun 2019, memenangkan Kejuaraan WAFF dan Piala Teluk Arab untuk pertama kalinya, di bawah kepemimpinan Helio Sousa.
Pada tahun 1988, Bahrain lolos ke Piala Asia AFC pertamanya, tetapi berakhir di posisi terbawah dengan hanya dua kali seri di Piala Asia AFC 1988.
Dalam Piala Asia AFC 2023, Bahrain menjadi juara grup bersama Malaysia, Korea Selatan, dan Yordania. Setelah kalah 3-1 pada pertandingan pertama melawan Korea Selatan, mereka menang dua kali berturut-turut sebelum kalah dari Jepang di Babak 16 Besar.
Pada 19 September 2024, Bahrain menduduki peringkat ke-76 FIFA Ranking. Indonesia, yang asosiasi sepak bolanya berdiri 1930 di peringkat ke-129. Menurut Erick, target mengumpulkan 15 poin dalam 10 laga di Grup C pada putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia –termasuk mengalahkan Bahrain, Kamis (10/10)– merupakan tugas yang tidak mudah karena posisi Indonesia terhitung underdog.
“Tapi, ketika timnas mampu bersaing dengan negara-negara kuat di Asia, masyarakat kita bangga dengan sepakbola, yang mampu menaikkan martabat Indonesia,” ujarnya.