TENTANGKITA, JAKARTA – Pendaftaran Kartu Prakerja gelombang 23 disebut-sebut segera dibuka lagi, tetapi persaingan dipastikan akan lebih ketat.
Pasalnya, untuk tahun 2022 ini pemerintah ‘hanya’ mengalokasikan dana Rp11 triliun untuk mendukung program Kartu Prakerja termasuk gelombang 23.
Sementara, tahun lalu, total anggaran Kartu Prakerja selama gelombang 12 sampai dengan gelombang 22 mencapai Rp21,2 triliun.
Dengan begitu, berarti alokasi anggaran untuk program Kartu Prakerja hanya separo dari pengucuran tahun lalu.
Hal itu tentu bisa berdampak terhadap besaran insentif yang akan berkurang atau jumlah peserta dikurangi bahkan sampai dengan 50 persen.
Selama 11 gelombang pada 2021, dari batch ke-12 hingga 22, Program Kartu Prakerja menjangkau 5.931.574 penerima efektif.
Dengan capaian ini, dalam dua tahun pelaksanaannya sejak April 2020, program Kartu Prakerja telah membuka sebanyak 22 batch, menjaring penerima lebih dari 11,4 juta orang, dari total email pendaftar yang register di situs mencapai lebih dari 83 juta.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari seperti dilansir laman resmi Kartu Prakerja.
PESERTA KARTU PRAKERJA
Secara khusus, pada tahun 2021, Provinsi Papua Barat menjadi Provinsi dengan pertumbuhan jumlah penerima terbanyak di Indonesia, dari 2020 ke 2021 sebesar 838 persen.
Pada 2020, penerima Kartu Prakerja di Papua Barat hanya 7,6 ribu orang, sementara pada 2121 melonjak mencapai 71,3 ribu penerima.
Program Kartu Prakerja inklusif menjangkau eserta di 514 Kabupaten/Kota. Program ini pun semakin tersosialisasi dan terdistribusi dengan baik, ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah penerima tahun 2021 di luar Jawa.
“Kami juga mencatat bahwa peserta semakin memahami proses bisnis program, dilihat dari semakin kecilnya jumlah penerima yang dicabut kepesertaannya dari sekitar 478 ribu di tahun 2020 (7,9% dari total peserta ditetapkan) menjadi hanya sekitar 88 ribu di tahun 2021 (1,4% dari total peserta ditetapkan),” urai doktor ekonomi lulusan University of Colorado at Boulder, Amerika Serikat, ini.
Denni Purbasari menguraikan, pada 2021 ada 688 jumlah pelatihan unik aktif yang tersedia di ekosistem Kartu Prakerja.
“Kami bersyukur, rata-rata rating pelatihan di ekosistem Kartu Prakerja mencapai 4.9 dari nilai maksimal 5,” jelasnya. Rata-rata harga pelatihan Kartu Prakerja yang dibeli oleh penerima yakni Rp 332.000. Sementara itu, durasi pelatihan yang ada dalam ekosistem Kartu Prakerja rata-rata berlangsung selama 424 menit.
Capaian lain, kata ‘Kartu Prakerja’ mencapai posisi sembilan di penelusuran terpopuler Google Indonesia sepanjang tahun 2021.
BPS telah merilis hasil Sakernas Agustus 2021, yang mengkonfirmasi bahwa program Kartu Prakerja semakin diketahui, dipahami dan bermanfaat bagi Angkatan Kerja.
- 87,22% Penerima yang menyelesaikan pelatihan menganggap program ini meningkatkan keterampilan kerja mereka.
- 83,33% Penerima menggunakan insentif untuk kebutuhan sehari-hari, dan 34,15% untuk modal usaha.
- Selanjutnya, 27% Penerima Kartu Prakerja yang tidak bekerja pada Januari 2021, saat ini sudah bekerja atau berwirausaha.
Selain itu, studi evaluasi dampak oleh peneliti Harvard, MIT, TNP2K yang tergabung dalam lembaga penelitian JPAL SEA menemukan bukti empiris adanya dampak positif Program Kartu Prakerja terhadap 9 dari 10 indikator termasuk:
- ketahanan pangan
- ketahanan finansial
- kebekerjaan
- kewirausahaan
- pendapatan
- inklusi keuangan
TEROBOSAN KEBIJAKAN
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Cipta Kerja Airlangga Hartarto mengapresiasi Program Kartu Prakerja membuktikan sebagai satu-satunya layanan publik secara digital dan menjadi terobosan kebijakan ekonomi yang berdampak khususnya di bidang ketenagakerjaan dan kewirausahaan.
“Hal positif lainnya, Program Kartu Prakerja mengakselerasi inklusi keuangan dimana 28% penerima Program Kartu Prakerja yang tidak memiliki rekening bank atau e-wallet sebelumnya, saat ini sudah memiliki rekening bank atau e-wallet,” ungkapnya.
Untuk itu, pemerintah memutuskan bahwa Program Kartu Prakerja dilanjutkan dan anggaran Program Kartu Prakerja pada tahun 2022 sebesar 11 triliun rupiah.
“Pada semester 1 program ini masih akan menjalankan skema semi bansos dan di Semester 2 akan dijalankan secara hybrid. Program ini juga terkait dengan inklusi keuangan yang bisa menjadi contoh dalam Presidensi G20 Indonesia di mana program ini bisa direplikasi oleh negara berkembang lainnya,” tegas Menko Airlangga.
Demikian informasi tentang pendaftaran Kartu Prakerja gelombang 23 yang persaingannya bakalan makin ketat.