TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Kondisi udara Kota Jakarta nyaris tak membaik dalam dua hari terakhir ini. Tidak sehat. Lantaran, pada Rabu (7/8), menurut indeks kualitas udara (AQI), berada di peringkat ketiga terburuk di dunia.
Nomor satu Kinshasa disusul Kampala, Jakarta, Beijing dan Kairo. Rangking ke-119 adalah Yangon Myanmar sekaligus kota paling bersih di dunia dan di atasnya Auckland Selandia Baru.
Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 12,4 kali lipat dari nilai pedoman kualitas udara tahunan WHO. Particulate Matter (PM2.5) adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari atau sama dengan 2.5 µm (mikrometer). Pengukuran konsentrasi PM2.5 menggunakan metode penyinaran sinar Beta (Beta Attenuation Monitoring) dengan satuan mikrogram per meter kubik (µm/m3). Pemantauan PM2.5 yang dilakukan oleh BMKG ini baru dimulai sejak tahun 2020.
BACA JUGA: IQAIR: Polusi Udara Jakarta Jumat (26/7) Paling Tak Sehat
Tingkat polusi udara | Indeks kualitas udara | Polutan utama |
---|---|---|
Tidak Sehat | 156 US AQI | PM2.5 |
Berapa tingkat polusi di Jakarta?
Jakarta adalah ibu kota Indonesia, dengan sekitar 10,7 juta penduduk pada tahun 2020. Kota ini dikenal sebagai pusat ekonomi, politik, dan budaya negara ini, dengan wilayah metropolitannya seluas 6392 km2. Mengenai masalah polusi di Jakarta, secara statistik kualitas udaranya buruk. Pada tahun 2019, rata-rata tahunan PM2,5 adalah 49,4 µg/m³.
Ada sejumlah faktor yang berkontribusi terhadap tingginya tingkat polusi di Jakarta. Selama tahun 2019, tercatat kadar PM2.5 sebesar 67,2 µg/m³, yang menempatkan kualitas udara bulan itu ke dalam golongan “tidak sehat” (55,5 hingga 150,4 µg/m³ untuk digolongkan sebagai tidak sehat). Agar kadar setinggi ini dapat masuk, sumber-sumber seperti kendaraan, emisi pabrik, dan pembakaran bahan organik secara terbuka semuanya berperan besar.
Rekomendasi Kesehatan
Hindari olahraga di luar ruangan | |
Tutup jendela Anda untuk menghindari udara luar yang kotor | |
Kenakan masker di luar ruangan | |
Nyalakan pembersih udara |