TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Kota Jakarta, yang bakal kehilangan status sebagai ibu kota Indonesia, Selasa (6/8) nomor dua kota paling tidak sehat atau polutif sedunia versi IQAIR. “Jakarta Unhealthy.” Demikian status Jakarta Air Quality indeks.
Tingkat Polusi | Indeks Kualitas Udara | Polutan Utama |
---|---|---|
Tidak Sehat | 154 US AQI | PM2.5 |
Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 12,1 kali lipat dari nilai pedoman kualitas udara tahunan WHO.
Tingkat polusi yang lebih tinggi sering kali disertai peningkatan jumlah risiko kesehatan, serta jumlah kasus yang terjadi. Beberapa gejala yang mungkin terjadi adalah timbulnya infeksi dada, iritasi pada mata, kulit, mulut dan hidung, serta peningkatan kerentanan terhadap timbulnya penyakit pernapasan seperti emfisema, bronkitis dan asma yang parah.
BACA JUGA: Kualitas Udara Jakarta: Tidak Sehat Bagi Kelompok Sensitif
Berdasarkan data yang diambil selama tahun 2019, Jakarta mengalami periode polusi terburuk dari bulan April hingga Desember, dengan periode polusi yang sangat buruk tercatat pada bulan Mei, Juni, Juli, September, dan Oktober. Semuanya memiliki peringkat tidak sehat yaitu PM2,5 di udara, yang mengharuskan pembacaan berada di atas 55,5 µg/m³.
Tiga bulan pertama tahun ini memiliki kualitas udara terbersih, meskipun masih tinggi (dengan Januari menjadi rata-rata terendah pada 24,2 µg/m³).
Rekomendasi Kesehatan
Hindari olahraga di luar ruangan | |
Tutup jendela Anda untuk menghindari udara luar yang kotor | |
Kenakan masker di luar ruangan | |
Nyalakan pembersih udara |