Jumat, 22 November 2024

Timnas Indonesia: Tanah Airku, Ibu Soed dan Sepak Bola

Diharapkan, semangat cinta Merah-Putih di lagu Tanah Airku, menginspirasi dan  membangun semangat pantang menyerah Timnas Indonesia di putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, September 2024 - Juni 2025.

Hot News

TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Sepak bola Indonesia melahirkan ‘lagu wajib’ baru? Ya, dan Anda mungkin bertanya: Lagu apa atau apa judulnya? Jika Anda rajin menyaksikan pertandingan tim sepak bola Indonesia, Anda pasti menemukan jawabannya.

Kini, setiap kali usai berlaga di Tanah Air, pemain dan ofisial Timnas Indonesia berdiri melingkar, mengikuti lingkaran putih di bagian tengah lapangan. Mereka berdiri menghadap penonton. Penonton berdiri. Dan, selang berapa lama, terdengar:

Tanah Airku, tidak kulupakan,
Kan terkenang, selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh,
Tidak kan hilang dari kalbu
Tanahku yang kucintai
Engkau, kuhargai

Walaupun banyak negeri kujalani,
Yang mahsyur permai dikata orang,
Tetapi kampung dan rumahku,
Di sanalah ku merasa senang
Tanahku tak kulupakan,
Engkau kubanggakan.

Itu adalah lirik lagu Tanah Air, yang diciptakan Ibu Soed pada 1927. Lagu itu, kini, disadari atau tidak, seperti ‘lagu wajib’  sepak bola Indonesia. Dinyanyikan usai berlaga di event besar di Tanah Air.

Lagu Tanah Airku, kini, seperti ‘menggeser’ populeritas Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan di dalam stadion. Usai berlaga, lagu itu,  kini mulai gandrung dinyanyikan oleh para pemain,  bersama ofisial tim, berdiri di lingkaran tengah lapangan hijau. Dan didukung  para penonton dari tribune stadion. “Bulu kudug  berdiri…” ujar satu pendukung tim nasional Indonesia usai menang dari Filipina.

Bahkan,  saat lagu akan dilantumkan, semua penonton pun ikut berdiri tegap dan  menyanyikannya bersama seperti saat mengumandangkan lagu Indonesia Raya sebelum laga. “…Tanahku yang kucintai… Engkau, kuhargai.

BACA DEH  Usai Kalah 0-4 Dari Jepang, Erick Thohir: ...Saya Siap Mengundurkan Diri

‘Lagu kebangsaan’ itu, kini, merasuk ke jiwa penonton, pemain bahkan menggilas populeritas Anang Hermansyah-Arsanty. Duet itu ‘diganyang’ saat mencoba untuk menyela kebiasaan baru itu. Anang-Arsanty  harus rela: Mundur teratur dan pulang dari Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Seperti sebuah kutipan, begitulah rasa ketika menyanyikan lagu Tanah Air bersama di dalam stadion. “Dipercaya  ketika mendengar lagu kebangsaan negara asalnya, masyarakat akan bereaksi dengan perasaan bangga dan patriotisme dan  lagu tersebut memiliki kekuatan untuk menyatukan orang-orang dalam asosiasi serupa.”

Ibu Soed, bisa jadi, tak pernah membayangkan, lagunya kini kembali populer melalui  sepak bola Indonesia. Tanah Airku  lagu nasional Indonesia yang diciptakan oleh Ibu Soed pada tahun 1927 –dan dinyanyikan oleh Rita Effendy– terinspirasi terhadap para pahlawan yang menimba ilmu di Belanda dan Jerman.

The Legend Saridjah si Pencipta Lagu Tanah Airku: Saridjah Niung atau lebih dikenal dengan sebutan Ibu Soed./abad.id

Sepulangnya mereka dari sana mereka mengaplikasi ilmunya untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Seperti yang terkandung dalam lagu ini,  syairnya, menceritakan seorang WNI yang mengembara ke berbagai negara, tetapi tetap kembali ke Indonesia untuk kemajuan tanah air tercinta.

Ibu Soed nama aslinya Saridjah Niung. Dia lahir 26 Maret 1908 dan wafat  26 Mei 1993. Dia adalah seorang pemusik, guru musik, pencipta lagu anak-anak, penyiar radio, dramawan dan seniman batik Indonesia. Lagu-lagu yang diciptakan Ibu Soed sangat terkenal di kalangan pendidikan Taman Kanak-kanak Indonesia.

Tepat tanggal 28 Oktober 1928, Ibu Sud bersama aktifis gerakan mendeklarasikan Sumpah Pemuda. Ibu Sud yang dikenal sebagai pionir pencipta lagu serta pandai bermain biola bertugas sebagai protokol acara.

Dalam catatan sejarah Ibu Soed telah mendapatkan penghargaan Museum Rekor Indonesia. Sebab produktif menciptakan 480 lagu. Mulai dari Burung Kutilang, Naik Delman, Kupu-Kupu, Naik-Naik ke Puncak Gunung, Desaku, Hai Becak, Berkibarlah Benderaku, Bendera Merah Putih termasuk  Tanah Airku.

Lagu itu, kini,  sepert  menggambarkan ‘kisah’ para anak bangsa, yang akhirnya  menegaskan kebangsaannya –Thom Haye, Sandy Walsh, Jay Idzes, Shanye Pattynama, Ragnar Oratmangoen, Justin Hubner, Ivar Jenner, Rafael Struick, Jordi Amat, Nathan Tjoe A On, Calvin Verdonk–  usai mengembara di negeri Kincir Angin, Belanda bersama orang tua mereka, yang memiliki ‘trah Merah-Putih’ di darah mereka.  Termasuk untuk Marselino Ferdinan, Pratama Arhan, Asnawi Mangkualam, yang rela kembali dari Belgia, Korea Selatan ketika Merah-Putih memanggil.

BACA DEH  Kualifikasi Piala Dunia 2026 (AFC): Persaingan Ketat, Ini Jadwal, Hasil dan Klasemen

“Dan, tahukah Anda, bisa memakai bintang dan garis, saat Anda melangkah di salah satu blok atau, Anda tahu, saat Anda turun dari pesawat terbang atau saat Anda mendengar lagu kebangsaan diputar, Anda tahu, itu salah satu dari perasaan terbesar di dunia karena Anda tahu  ada orang-orang di rumah yang mendukung dan memperhatikan Anda,” kata Michael Phelps,  mantan perenang kompetitif Amerika dan  atlet Olimpiade paling sukses dan paling berprestasi sepanjang masa.

Semoga, semangat cinta Merah-Putih di lagu Tanah Airku menginspirasi dan  membangun semangat dan pantang menyerah Timnas Indonesia di putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, September 2024 – Juni 2025.

Di sanalah ku merasa senang
Tanahku tak kulupakan,
Engkau kubanggakan.

 

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Piala Dunia FIFA 2026: Ini Syarat Indonesia Lolos

TENTANGKITA.CO, JAKARTA - Peluang Indonesia menjadi  satu dari dua negara di Grup C yang lolos  dari babak ketiga Kualifikasi...