TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Juara bertahan Italia bakal dapat ujian berat dari Swiss di babak 16 besar EURO 2024 atau Piala Eropa 2024 pada Sabtu (29/6) di Stadion Olimpiade Berlin, Jerman.
Terakhir, Italia, berhasil menjinakkan Swiss dengan skor 3-0 di Piala Eropa 2020. Tapi, akankah, itu akan kembali berulang? Swiss kini jauh lebih baik. “Ini adalah babak 16 besar dan kami ingin menang, tidak peduli negara mana yang kami hadapi,” kata Michel Aebischer, pemain Swiss yang bermain untuk tim Serie A, Bologna. “Saya sangat menyukai Austria, tapi Swiss juga sangat kuat,” kata pemain Italia, Zaccagni.
Jadwal Lengkap Babak 16 Besar
Sabtu (29/6)
Minggu (30/6)
- Jerman vs Denmark 02:00 RCTI/Vision+
- Inggris vs Slowakia 23:00 RCTI/Vision+
Senin (1/7)
- Spanyol vs Georgia 02:00 RCTI/Vision+
Selasa (2/7)
- Portugal vs Slovenia 02:00 RCTI/Vision+
- Rumania vs Belanda 23:00 RCTI/Vision+
Rabu (3/7)
- Austria vs Turki 02:00 RCTI/Vision+
BACA JUGA
- EURO 2024: Saat CR7-Portugal Tekuk Lutut Di Kaki Georgia
- Ini Jadwal Lengkap Babak 16 Besar dan Klasemen EURO 2024
Secara kualitas pemain, Italia dan Swiss, tidak jauh berbeda, meskipun secara prestasi di EURO, Italia lebih baik. Italia dua kali juara 1968 dan 2020. Swiss, sejauh ini, belum. “Mereka terbukti menjadi tim yang bagus secara keseluruhan. Kami telah melihat banyak video Swiss,” kata Zaccani di uefa.com. “Mereka tim yang sangat kompak, mereka bermain untuk satu sama lain dan akan membutuhkan pertandingan yang hebat untuk mengalahkan mereka.”
Italia, di sisi lain, sejauh ini belum mampu memperlihatkan penampilan yang menjanjikan. Itu terbukti mereka kalah dari Spanyol dan harus tertinggal lebih dulu sebelum menang 2-1 dari Albania.
Scamacca, Pellegrini, Frattesi, Chiesa, Jorginho kerap mengalami kebuntuan di box 16 lawan. Gerakan mereka mudah terbaca. Selain sulit membuat improvisasi dalam kebuntuan.
Bisa jadi, faktor kelahan yang teramat dalam dari pemain, menjadi pemicu. “Kami mungkin belum pulih dengan baik dari tuntutan dan pentingnya turnamen ini,” kata Luciano Spalletti, pelatih Italia memberikan alasan.
Kemudian, menurut sejumlah pengamat, “Ini adalah tim yang sedang dalam masa transisi.” Pasalnya, hampir semua materi tim ini, berbeda dari tiga tahun lalu. Saat melawan Inggris di Wembley. Dari tim itu, yang tersisa, hanyalah Gianluigi Donnarumma (kiper), pahlawan adu penalti melawan Inggris, Giovanni Di Lorenzo, Nicolo Barella dan Federico Chiesa dari Juventus.