TENTANGKITA.CO, JAKARTA — Account Officer (AO) atau petugas pendamping PNM Mekaar tidak hanya bisa menyalurkan kredit untuk para nasabah, tapi juga menggali potensi dan memberi solusi pada masalah yang dihadapi kelompok dampingannya.
Seperti yang dilakukan oleh Triska yang sudah menjadi AO selama 2 tahun di PNM Mekaar Padalarang, Bandung, Jawa Barat
Awalnya, para nasabah yang dia dampingi mengeluh persoalan sampah di lingkungannya.
Sampah di lingkungan para nasabahnya ini tidak diambil oleh petugas karena Tempat Penampungan Akhir (TPA) kebakaran dan tidak bisa digunakan.
Triska tergerak untuk membantu nasabahnya, tapi cara yang dilakukan tidak biasa, bukan dalam bentuk uang, tapi pelatihan.
“Alhamdulilah bisa membantu para nasabah di sini melalui pembiayaan, tapi juga membantu lebih sehat dengan menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman,” ujar Triska.
Melalui program Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU) milik PNM, Triska dan Nasabah PNM Unit Padalarang menggelar pelatihan pengelolaan sampah melalui bank sampah.
Bank sampah yang dipilih adalah Bukit Berlian Padalarang, tidak hanya mengelola sampah mengelola sampah, pelatihan juga mencakup budidaya maggot.
Maggot adalah istilah untuk menyebut larva lalat Black Soldier Fly (BSF/Hermetia illucens) yang memiliki kemampuan untuk mengolah bahan organik menjadi sumber pakan yang bernilai tinggi.
Limbah organik seperti sisa makanan, limbah pertanian, dan kotoran hewan dapat dicerna dan dimakan oleh maggot.
Maggot ini sesuai dengan karakteristik masalah yang dihadapi oleh warga Padalarang, karena bisa mengurai sampah menjadi bahan yang lebih bermanfaat.
Pelatihan pengelolaan sampah dan budidaya maggot ini merupakan salah satu bentuk dari tiga modal PNM untuk mendukung pertumbuhan ultra mikro dan UMKM, yaitu finansial, intelektual dan sosial.
Modal finansial diberikan melalui pembiayaan usaha produktif, sedangkan modal intelektual melalui pendampingan antara lain pelatihan, berbagi info dan pengalaman.
Sedangkan modal sosial, PNM membangun kepedulian nasabah melalui jejaring usaha dan sinergi bisnis yang mampu membantu percepatan usaha nasabah.
Direktur Utama PT PNM Arief Mulyadi mengapresiasi langkah AO yang telah berkontribusi menyelesaikan permasalahan masyarakat.
Menurut dia, bank sampah merupakan strategi yang tepat untuk membangun kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.
“Bank sampah ini bisa membuat masyarakat mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari sampah. Mengubah sesuatu yang tidak ternilai menjadi sesuatu yang berharga,’ ujar dia.
Langkah tersebut menurut dia bisa membawa manfaat ganda, tidak hanya pilar ekonomi, namun pembangunan lingkungan yang bersih, hijau dan sehat di lingkungan sekitar.
Ketua kelompok PNM Mekaar Padalarangan, Ema mengatakan hingga kini Bank Sampah Bukit Berlian sudah bisa mengelola hingga 2 ton sampah organik.
Hasilnya juga sudah bisa dirasakan tidak hanya oleh para nasabah tapi warga sekitar.
“Sudah hampir 2 ton sampah organik sudah berhasil dikelola di bank sampah bukit berlian padalarang,” ujar dia.
PNM berkomitmen untuk membantu para nasabah mendapatkan ilmu baru untuk pengembangan pada masing-masing sektor usaha.
Harapannya, nasabah mampu mengembangkan usahanya dengan cara yang berbeda seperti pemberdayaan yang biasa dilakukan.
Untuk diketahui, PNM merupakan lembaga pembiayaan dan pendampingan perempuan prasejahtera di Indonesia melalui sektor usaha ultra mikro.
PNM tidak hanya memberikan modal usaha, tetapi berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk juga dilakukan. Hingga kini sudah ada 15,2 juta nasabah PNM di seluruh Indonesia.