Minggu, 24 November 2024

Jenderal dan Dirut BUMN Ramaikan Halal bi Halal Anak Pancong

Anak Pancong adalah komunitas remaja era 1980—1990-an yang sempat nongkrong bareng di kedai kopi dan kue pancong di sebelah terminal Rawamangun. Mayoritas dari anggota komunitas ini adalah lulusan SMP 74, Rawamangun, dan SMA 31 Kayumanis, Jakarta Timur.

Hot News

TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Pertemanan selama 40-an tahun masih terjalin dengan kuat di kalangan Anak Pancong—komunitas anak muda era 1980-1990-an di Rawamangun, Jakarta Timur.

Hal itu tergambar ketika Anak Pancong dan rekan-rekan kumpul bareng di fasilitas olahraga Jakarta International Velodrome, Jl. Pemuda, Jakarta Timur, pada Senin 15 April 2024.

Hampir 60-an orang hadir di acara halal bi halal Anak Pancong antara lain Laksamana Muda TSNB ‘Cokky Hutabarat, Direktur PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Arief ‘Menyek’ Mulyadi, dan Dirut PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) Leonard M. Manurung.

Cokky Hutabarat kini menunggu pelantikan sebagai Sekretaris Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) dan selanjutnya akan menyandang pangkat bintang tiga sebagai Laksamana Madya.

“Persahabatan Anak Pancong bukan lagi sekadar hubungan pertemanan. Lebih daripada itu, telah terbentuk rasa persaudaraan,” ungkap Cokky Hutabarat yang juga founder Anak Pancong.

Kalau Anak Pancong kumpul, menurut dia, tak cuma berisi nostalgia atau membicarakan keadaan saat sekarang seperti kondisi keluarga atau suasana kerja di kantor masing-masing.

“Tapi kami juga mampu bersenda gurau layaknya saat sekolah dulu dengan kondisi pribadi masing-masing yang lebih dewasa tentunya, sehingga tidak menimbulkan rasa ketersinggungan di antara kita,” ujar perwira tinggi Angkatan Laut itu.

“Gak terasa, pertemanan kami itu udah 40-an tahun. Hampir setengah abad. Perasaan saya masih inget banget bagaimana kita masa-masa sekolah dulu pakai celana putih abu-abu,” kata Arief Mulyadi.

PNM adalah BUMN pembiayaan ultramikro yang saat ini memiliki 15,2 juta nasabah di seluruh Indonesia.

Sementara itu, PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) adalah perusahaan patungan PT Inalum dan PT Aneka Tambang (Antam) yang membangun, memiliki, mengembangkan dan mengoperasikan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR).

SGAR adalah proyek strategis nasional (PSN) yang mengolah bauksit menjadi alumina yang untuk selanjutnya diolah menjadi aluminium. Proyek itu, kata Dirut PT BAI, memitigasi dampak UU No. 3/2020 yang melarang ekspor mineral mentah wajib menyelesaikan komitmennya membangun industri hilirisasi.

Menurut Leon, panggilan kecil Leonard M. Manurung, hilirisasi tidak hanya berbicara dampak finansial pada saat ini tetapi harus melihat jangka panjang.

Hilirisasi dapat meningkatkan nilai tambah hasil ekstraksi bahan tambang yang akan berbanding lurus dengan peningkatan keuntungan perusahaan dan masyarakat sekitar tambang dengan semakin terbukanya lapangan pekerjaan.

“Kumpul bareng Anak Pancong menjadi salah satu momen refreshing buat saya di tengah kesibukan ngurus refinery di Mempawah, Kalimantan Barat,” kata founder Anak Pancong ini.

Ada beberapa nama terkenal lagi yang merupakan Anak Pancong tetapi tidak bisa hadir dalam pertemuan tersebut karena sudah memiliki agenda kegiatan lain.

Sebut saja Deputi bidang Usaha Mikro Menteri Koperasi Usaha Kecil Menengah (UKM), Dr Yulius, dan Direktur Bank Danamon Herry Hykmanto, dan komedian senior Abdel Achrian.

“Mohon maaf, gue gak bisa hadir karena ada jadwal syuting,”  kata Abdel Achrian seperti ditirukan Farid Arafat, founder Anak Pancong.

Begitupun dengan Yulius. Pejabat eselon 1 di KemenkopUKM itu tidak bisa hadir karena sudah ada agenda yang tidak bisa ditinggalkan.

“Ya, kalau Anak Pancong kumpul begitu. Dadakan aja. Rencananya sehari dua hari sebelum hari-H,” ungkap St Eries ‘Ires’ Adlin, founder Anak Pancong.

Anak Pancong adalah komunitas remaja era 1980—1990-an yang sempat nongkrong bareng di kedai kopi dan kue pancong di sebelah terminal Rawamangun. Mayoritas anggota komunitas ini adalah lulusan SMP 74, Rawamangun, dan SMA 31 Kayumanis, Jakarta Timur.

Kisah pertemanan selama sekitar 40-an tahun tersebut bahkan sudah menjadi sebuah buku berjudul Anak Pancong: Semoga Yang Tersisa Makin Bermakna. Buku dengan tersebut disunting oleh Cokky Hutabarat dan St Eries ‘Ires’ Adlin yang memang menekuni profesi wartawan dan penulis.

Menurut St Eries Adlin, ada produser film yang sudah melirik untuk memfilmkan kisah Anak Pancong dari buku tersebut. Namun, pandemi Covid-19 membuat rencana tersebut belum terealisasi hingga sekarang.

“Teman-teman sedang memikirkan lagi bagaimana kelanjutan rencana itu. Semoga menjadi kenyataan,” kata Ires.

Halal bi halal Anak Pancong di Kafe Velo itu juga dihadiri oleh Ketua Ikatisa 31, Hendy Al Buchory dan Umar Harris, Ketua KAMI 74.

Ikatisa 31 adalah komunitas almuni SMA Negeri 31 sedangkan KAMI 74 adalah komunitas alumni lintas angkatan SMP Negeri 74.

“Kami siap berkolaborasi dengan Anak Pancong dalam kegiatan yang bisa memberikan dampak positif kepada sekolah di mana dulu kami menimba ilmu,” kata Hendy.

Harapan senada disampaikan oleh Umar Harris yang kebetulan juga founder Anak Pancong.

“KAMI 74 punya rencana menggelar Festival UMKM dan kuliner. Nanti Anak Pancong bakal kami gandeng untuk berpartisipasi di kegiatan tersebut,” kata Umar Haris.

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Liga Inggris Minggu (24/11): Ipswich v Manchester United

TENTANGKITA.CO, JAKARTA - Laga Liga Inggris pada Minggu (24/11) akan menghadirkan pertarungan tim dengan nama besar sekaligus mempertaruhkan reputasi...