TENTANGKITA.CO, BANTUL – Seorang sopir taksi online bernama Susmono, pemilik Elvano Puyuh, Onggopatran, Piyungan, Bantul, Yogyakarta yang banting stir dan sukses ternak burung puyuh.
Susmono memulai usaha peternakan burung dari kecil, dengan kandang kapasitas 1.000 ekor burung. Saat itu dia hanya memproduksi telur konsumsi burung puyuh.
Kemudian juga mulai menetaskan telur burung puyuh dengan indukan hanya 50 ekor.
“Saya pelan-pelan bikin peternakan puyuh sambil masih jadi sopir taksi online di bandara,” ujar dia seperti yang ada di channel Youtube “Cap Capung”, dikutip Jumat (15/3).
Setelah bandara Adi Sucipto ditutup untuk penerbangan komersial, Kusmono fokus menjadi peternak burung puyuh.
Pertama kali membangun kandang hanya berukuran 3×6 meter dari bahan anyaman bambu. Genteng yang digunakan juga bekas pakai, dengan kapasitas 1000 ekor.
Tapi ternyata Susmono melihat potensi dari bisnis peternakan burung puyuh cukup besar. Pesanan telur tiap hari bertambah. Hingga akhirnya Susmono memutuskan mencari lahan yang lebih luas.
Saat ini dia sudah mempunyai 2.000 ekor indukan dan bisa melakukan pembesaran burung puyuh dengan kapasitas 20.000 ekor tiap bulan.
“Sekarang saya fokus untuk pembibitan burung puyuh. Kalau telur saya punya mitra mandiri, orang-orang yang titip jual pada saya,” ujar dia.
Susmono sudah menguasai trik pemasaran telur dan burung puyuh. Dia sudah merasakan pengalaman jatuh bangun dalam bisnis ini.
“Orang kalau sudah senang, mau beternak puyuh, bangun tidur mikir puyuh, sudah ada makan atau belum,” ujar dia.
Perawatan burung puyuh cukup mudah
Perawatan ternak burung puyuh cukup mudah. Saat ini sudah banyak alat-alat peternakan canggih yang dijual di pasaran.
Misalnya zaman dahulu, untuk memberi minum burung puyuh harus dengan galon. Namun saat ini alat untuk minum burung puyuh sudah tersedia otomatis.
Demikian juga untuk membersihkan kotoran, saat ini sudah tersedia alat pembersihan yang otomatis, atau semi otomatis.
“Saya masih pakai yang manual karena belum ada dana besar,” ujar dia.
Dia mempersilahkan masyarakat yang ingin belajar soal kandang burung puyuh untuk datang ke peternakannya.
“Ini contoh kandang yang ekonomis buat menengah ke bawah. Tapi sudah memadai untuk proses pembibitan, ” lanjut dia.
Proses pembibitan ternak burung puyuh
Proses pembibitan burung puyuh diawali saat telur masuk mesin penetas, sekitar 16-17 hari. Baru setelah itu dibesarkan hingga usia 45 hari.
Burung puyuh berkualitas baik, memasuki masa produktif pada usia 45 hari. Namun rata-rata peternak ingin cepat berproduksi, memang pada usia 37 hari puyuh sudah bisa berproduksi namun “uritan” atau telur dalam burung belum siap untuk bisa bertelur tiap hari.
“Saya jual bibit puyuh saat usia remaja, sekitar 28 hari. Tergantung permintaan. Kalau orang yang sudah berpengalaman tentang puyuh, mintanya yang pecah telur. Tapi yang baru memulai biasanya beli di usia remaja untuk kualitas,” ujar dia.
Dia ingatkan pada peternak puyuh pemula, jangan asal membeli burung puyuh bibit. Karena burung puyuh tidak mempunyai kualitas yang sama.
Ada penetas baru, yang terkadang cuma asal menetaskan tanpa silsilah.
“Kendala itu cuma cuaca. Pas cuaca panas, kandang harus kita kontrol, kita kasih kipas blower, biar udara keluar masuknya harus,” ujar dia.
Menurut Susmono, semua limbah peternakan burung puyuh bisa dimanfaatkan. Kotorannya bisa dijadikan bahan biogas, sedangkan limbah telur tetasnya bisa dijadikan pakan lele. Burung yang mati juga bisa dijadikan pakan lele.
Strategi Marketing
Penjualan burung puyuh pada dasarnya dilakukan secara online dan offline. Tapi memang tergantung pada strategi marketing yang diterapkan.
Jika peternak baru harus bisa mencari perhatian di pasar, misalnya dengan harga yang bersaing, namun harus diikuti dengan kualitas. Intinya harus berani bersaing.
“Prospek peternakan puyuh itu banyak sekali, permintaan dari telur, bibit. Alhamdulillah,” ujar dia.
Antrian pembelian di peternakan Susmono sudah mencapai beberapa bulan kedepan.
Tapi beternak puyuh menurut dia harus sabar dan tidak terburu-buru balik modal atau mendapatkan keuntungan.
“Kalau harus target sekian dalam waktu berapa bulan, nggak bisa. Seiring waktu sajalah,” ujar dia.
Keuntungan beternak burung puyuh
Susmono sudah merasakan berkali-kali jatuh bangun menjadi peternak puyuh. Kerugian terjadi bahkan saat keuntungan sudah di depan mata.
“Misalnya kadang pas sedang akan kirim, tapi tiba-tiba ada masalah. Namanya usaha ya begitu, yang penting silaturahmi,” ujar dia.
Beternak puyuh menurut dia cukup stabil. Harga jualnya memang tidak setinggi komoditas lain, tapi cukup stabil.
“Kelihatannya kecil, tapi dengan jumlah yang besar ya besar juga hasilnya,’ ujar dia.
Tips mencari pembeli menurut Susmono adalah carilah pembeli yang konsisten. Ada tipe pembeli yang kadang membeli kadang tidak.
Selain itu, carilah beberapa pembeli telur, sehingga bisa membandingkan harga jualnya.
“Para peternak muda yang penting mau belajar. Insya allah kita bisa bertahan,” ujar dia.