TENTANGKITA, JAKARTA – Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini marah kepada pegawai BNI di Kecamatan Tambaksari, Surabaya, karena dianggap lamban melayani warga.
“Mana kepala cabangnya? Ayo pak semua enggak usah nunggu, antre orang. Bukan memudahkan ini mempersulit. Saya minta camat lurah cari orang, gak begini satu-satu,” ungkap Mensos Risma seperti ditayangkan televisi nasional, Senin 27 Januari 2021.
Menurut Mensos Risma, pelayanan pihak BNI tidak optimal terutam terkait dengan proses cetak buku tabungan dan kartu ATM.
Sebelumnya, Mensos Risma meminta pencairan bantuan sosial (Bansos) Kemensos dipercepat, sementara itu Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) atau Bansos sembako dapat dicairkan dalam bentuk tunai.
Percepatan pencairan Bansos Mensos Risma kepada pemerintah daerah (pemda) dan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dengan alasan sekarang sudah memasuki akhir tahun
“Saya minta pencarian dipercepat. Ini sudah akhir tahun. Senin besok saya minta semuanya tuntas. Tidak ada penerima manfaat yang belum mencairkan bantuannya,” kata Mensos di hadapan Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin dan pimpinan Bank Himbara di Kabupaten Trenggalek 25 Desember 2021, Jawa Timur.
Pada hari itu juga, Mensos Risma menyusuri jalanan desa langsung mencari rumah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang diketahui belum cair bantuan sosialnya.
Menikmati Wisata Pantai dan Surga Penyelam di Pulau Weh, Aceh
Tiba di Desa Melis, Kecamatan Gandusari, Trenggalek, rombongan berhenti di jalan desa. Mensos kemudian meminta petugas bank mencairkan bansos milik warga di tempat tersebut.
“Ini yang lansia dikasih kesempatan dulu. Penjenengan gadah KTP ne Bu? Dipun beto KTP nipun? Dipendet sodoyo nggih (Kamu ada KTP kan Bu? Dibawa KTP nya? Dicairkan semua saja ya bantuannya),” katanya seperti dilansir laman KEMENSOS.
Pencarian bansos di Desa Melis secara umum merupakan KPM BPNT. Hari itu sekitar 5 orang KPM dari desa tersebut mencairkan bantuan. “Njih remen. Matur nuwun Bu Risma (Ya senang (dengan telah cairnya bantuan-edt. Terima kasih Bu Risma),” kata nenek Sainem (82), singkat.
Mensos berpesan, agar bantuan yang telah diterima digunakan sesuai keperluan dan ketentuan. Tidak boleh untuk membeli rokok atau keperluan yang tidak sesuai.
Terkait masih adanya KPM yang belum menerima bansos, disinyalir mereka berasal dari perluasan program PKH atau BPNT/Program Sembako yang kurang mendapat informasi secara utuh.
Untuk itu, Mensos meminta kepada para pendamping PKH dan BPNT untuk menyisir agar mereka dapat menerima bansos sebelum 31 Desember.
Kemensos melalui Inspektorat Jenderal melakukan kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Percepatan Penyaluran KKS Program Keluarga Harapan (PKH) dan BPNT/Program Sembako agar penyalurannya tak melewati 31 Desember.
TENTANG KASUS OMICRON DI INDONESIA
Pencairan bantuan sosial (bansos) Kemensos diawasi oleh Aparat Penegak Hukum (APH) di 514 kabupaten/kota seluruh Indonesia melibatkan Kejaksaan Agung dan Bareskrim Mabes Polri untuk memastikan bisa tepat waktu, tepat jumlah serta tepat sasaran.