Minggu, 24 November 2024

Latar Belakang dan Arti Nama Bulan di Kalender Hijriyah: Nomor 2 Artinya Wabah Penyakit Kuning

Penamaan bulan-bulan ini sudah ada sebelum Islam, dan ketika Islam muncul, penamaan ini dibiarkan dan tidak dirubah.

Hot News

TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Ternyata, ada latar belakang dan sebab terkait dengan penamaan dan arti nama bulan dalam kalender Hijriyah.

Silakan simak latar belakang nama bulan dalam kalender Hijriyah seperti dilansir laman muhammadiyah.or.id:

  1. Muharram

Bulan yang menjadi pembuka tahun Hijriyah ini sesuai dengan arti kata muharram yakni ‘yang dihormati’ atau ‘yang terhormat’. Periode bulanan itu memang menempati posisi tersendiri karena orang-orang Arab memberikan penghormatan dengan mengharamkan perang pada bulan itu.

Namun, selain Muharram, ada tiga bulan lagi di mana seperti ada larangan untuk berperang yakni Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Rajab.

Yang menarik, tiga bulan selain Rajab yakni Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram adalah berurutan. Hal itu seperti lafdzul jalalah atau lafadz ‘Allah’ yang terdiri dari alif, lam, lam dan ha’.

Huruf  alif  terpisah dan berdiri sendiri sebagaimana bulan Rajab, sedangkan huruf-huruf setelahnya, yaitu lam, lam dan ha’ seperti tiga bulan haram yang berurutan.

Penamaan bulan-bulan ini sudah ada sebelum Islam, dan ketika Islam muncul, penamaan ini dibiarkan dan tidak dirubah.

  1. Shafar

Bulan ini dinamakan Shafar karena adanya wabah penyakit kuning. Warna kuning dalam bahasa Arab adalah ‘ashfar’. Ada juga yang mengatakan bahwa sebab penamaannya karena kota-kota pada bulan ini menjadi kosong, yang dalam bahasa Arab adalah ‘shifrun’ karena para penduduknya pergi berperang.

  1. Rabi’ul Awwal

Bulan ini dinamakan “Rabi’ul Awwal” dikarenakan di bulan ini terjadi musim gugur. Kata ‘rabi’ memiliki beberapa arti di antaranya hujan di musim semi, sungai kecil, warna hijau pada tumbuh-tumbuhan, dan juga rerumputan yang tumbuh di musim semi.

BACA JUGA: Muhammadiyah Umumkan Awal Puasa 1 Ramadan 1445 H Jatuh 11 Maret 2024 Bukan Mau Dulu-duluan Kok

  1. Rabi’uts Tsani

Selain Rabi’ut Tsani, bulan ini juga dikenal dengan sebutan Rabi’ul Akhir.  Kata ‘rabi’ dalam bulan ini punya pengertian yang sama dengan Rabi’ul Awwal.

Ada juga yang mengatakan bahwa Rabi’ul Awal merupakan awal musim semi, sedangkan Rabi’ul Akhir merupakan inti atau pertengahan musim semi.

Sementara itu, menurut masyarakat Arab, musim semimemiliki dua arti: musim semi dari arti penamaan bulan tersebut, dan musim semi secara waktu. Musim semi dalam arti penamaan bulan, adalah dua bulan ini: Rabi’ul Awwal dan Rabi’ul Akhir.

Sementara itu, musim semi dalam arti waktu adalah waktu dimana bermunculannya tanaman kam’ah (jamur truffle) dan naura’, lalu setelah itu buah-buahan akan mulai tampak.

  1. Jumadil Awwal

Kata ‘jumadi’ menurut orang-orang Arab bermakna musim dingin, karena air pada bulan ini membeku (jumud) keadaan ini terjadi selama dua bulan berturut-turut.

Oleh karena musim dingin di mayoritas negara Arab memang terkadang cukup ekstrem, sebagaimana musim panasnya. Sesekali juga turun salju di beberapa lokasi tertentu, dan menjadi hal yang biasa.

  1. Jumadits Tsani

Sebagaimana penamaan Jumadil Awwal, penamaan Jumadil Akhir juga mengacu pada keadaan musim yang dingin dan jumud. Bahkan di musim ini juga mulai banyak muncul es karena pembekuan air.

  1. Rajab

Ada beberapa pendapat yang mengatakan sebab penamaan bulan Rajab. Salah satunya adalah karena pada bulan itu orang-orang Arab saling mengatakan ‘urjubuu; yang berarti berhentilah dari perang dan pengepungan.

Versi lain mengatakan bahwa penggunaan ini sebelumnya karena mereka takut akan perang, karena makna lain dari ‘rajab’ adalah takut. Ada juga yang mengatakan bahwa kalimat rajab berasal dari kata ‘tarjib’ yang berarti pengagungan.

Pendapat lainnya adalah kata rajab berasal  karena bulan Rajab adalah pertengahan tahun, seperti halnya ‘rawajib’ atau tulang-tulang jari yang berada di tengah.

Ada yang berpandangan bahwa penamaan bulan rajab mengacu pada kegiatan pemupukan pohon.

BACA JUGA: Sejarah Muhammad Darwis Berganti Menjadi Kiai Ahmad Dahlan, Pemberian Ulama Besar Mekkah Madzhab Syafii

  1. Sya’ban

Satu pendapat menyatakan bahwa kata sya’ban dari asal kata ‘sya’b’ yang berarti bangsa, suku dan sekelompok orang. Pada masa lalu di Arab, pada bulan itu orang-orang Arab berkelompok-kelompok (tasya’ub) atau berpencar dalam mencari air.

Ada juga yang mengatakan bahwa penamaan ini terkait dengan penampakan bulan ini di antara dua bulan yang mulia: Rajab dan Ramadhan. Maka mereka kemudian menggambarkan bulan ini dengan penuh kemuliaan.

  1. Ramadan

Latar belakang penamaan Ramadan adalah karena periode itu bertepatan dengan musim panas dengan suhu udara yang sangat tinggi.

Meski begitu, ada juga yang mengatakan bahwa penamaan Ramadhan ini karena di dalamnya terampuni dosa-dosa bagaikan api yang membakar habis dosa-dosa yang ada.

Dahulu orang-orang Arab Jahiliyyah menamakannya Al- Asham atau tuli. Karena saat bulan ini tiba, tidak terdengar suara senjata karena mereka terlarang untuk berperang di dalamnya, kemungkinan juga karena kondisi yang sangat panas itu.

  1. Syawwal

Ada pendapat yang menyatakan kata Syawwal berasal dari kata ‘syawwiluu’ atau yang bermakna pergilah.

Ada juga yang mengatakan bahwa kata Syawwal merujuk pada gerakan ekor unta yang bergerak karena memasuki musim kawin unta. Maka dari itu orang-orang Arab di masa jahiliyah melarang pernikahan di bulan Syawal.

Ketika Islam datang, justru tradisi dihilangkan, malah pernikahan di bulan Syawwal adalah bernilai sunnah.

  1. Dzulqo’dah

Bulan ini dinamakan Dzulqo’dah karena dahulu pada bulan ini merupakan bulan duduk (duduk dalam bahasa Arab adalah qu’uud). Pasalnya, di periode-periode itu, orang-orang Arab berhenti dari peperangan dan berpergian jauh, sebagai persiapan menjelang bulan haji yang akan datang setelahnya. Selain itu bulan ini juga merupakan salah satu bulan haram.

  1. Dzulhijjah

Bulan ini dinamakan “Dzulhijjah” karena dahulu orang-orang Arab berhaji pada bulan ini. Begitu juga karena rangkaian ibadah haji selesai dan sempurna pada bulan ini. Karena rangkaian bulan haji ada tiga bulan berturut-turut: Syawwal, Dzulqo’dah dan Dzulhijjah, dan ibadah haji tidak diterima selain pada bulan-bulan ini.

Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Liga Inggris Minggu (24/11): Ipswich v Manchester United

TENTANGKITA.CO, JAKARTA - Laga Liga Inggris pada Minggu (24/11) akan menghadirkan pertarungan tim dengan nama besar sekaligus mempertaruhkan reputasi...