TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Indonesia akan membangun tanggul laut raksasa di sepanjang pantai utara atau pantura Pulau Jawa untuk mencegah kawasan pesisir pulau paling padat ini makin tenggelam akibat banjir rob.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pantura merupakan kawasan penting bagi perekonomian Indonesia.
Di pantura ada 70 Kawasan Industri, 5 Kawasan Ekonomi Khusus, 28 Kawasan Peruntukan Industri, 5 Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri, serta berbagai infrastruktur logistik nasional seperti bandara, jalur kereta api, hingga pelabuhan.
Wilayah ini juga menjadi tempat tinggal lebih dari 50 juta penduduk dan puluhan kawasan industri, sehingga harus dijaga kelangsungannya.
Saat ini pantura mengalami ancaman degradasi lingkungan seperti erosi, abrasi, banjir, penurunan permukaan tanah (land subsidence) dengan laju 1 – 25 cm per tahun.
Ancaman lain adalah kenaikan permukaan air laut sebesar 1 – 15 cm per tahun di beberapa lokasi.
“Berbagai ancaman yang mengintai kawasan Pantura Jawa itu akan mempengaruhi keberlangsungan aktivitas ekonomi dan meningkatkan potensi bencana bagi jutaan penduduk yang berdiam di daerah tersebut,” ujar Airlangga dalam sebuah seminar di Jakarta, Rabu (10/1).
“Giant sea wall (tembok laut raksasa) ini sangat diperlukan karena untuk mencegah penurunan permukaan tanah,” lanjut dia.
Akibat banjir rob terjadi kerugian sebesar Rp2,1 triliun per tahun saat ini. Kerugian ini akan bertambah besar menjadi Rp10 triliun per tahun dalam satu dekade kedepan jika masalah ini tidak ditangani dengan baik.
Menurut Menko Airlangga total estimasi kebutuhan anggaran pembangunan proyek tanggul laut ini bisa mencapai Rp164,1 triliun.
Pembangunan akan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu pembangunan tanggul dan pesisir sungai sepanjang 120 kilometer (km) pada 2030, pembangunan tanggul laut adaptif di sisi barat dan timur Jakarta pada tahun 2040, dan menutup tanggul laut dengan waduk pada 2050.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang juga hadir dalam acara tersebut mengatakan tanggul laut raksasa di pantura ini adalah jawaban fenomena kenaikan permukaan laut, hilangnya tanah, dan sekaligus juga menjadi jawaban atas kualitas hidup sebagian rakyat Indonesia yang masih mengenaskan.
“Kita ingin ini jadi pembicaraan, topik diskusi kalangan akademisi, kalangan pengusaha, kalangan teknokrat, engineers-engineers Indonesia,” ujar Prabowo.