G24NEWS.TV, JAKARTA – Tahun ini Natal di Palestina akan menjadi “sangat menyedihkan”, setelah 3% komunitas Kristen di Jalur Gaza tewas dalam serangan Israel sejak 7 Oktober lalu, ujar seorang tokoh agama.
Dalam sebuah wawancara dengan situs Democracy Now, Mitri Raheb, rektor Universitas Dar al-Kalima, mengatakan: “Saya rasa sepanjang hidup saya, saya tidak mengalami begitu banyak kesedihan, tetapi juga begitu banyak kemarahan atas apa yang terjadi di Gaza. ”
BACA JUGA: Natal Palestina akan Sangat Sedih Tahun Ini, Tidak Ada Perayaan di Betlehem
“Saya khawatir ini adalah akhir dari kehadiran umat Kristen di Gaza. Tahukah Anda, kehadiran umat Kristen di Gaza sudah ada sejak 2.000 tahun lalu,” tambahnya, dikutip dari Anadolu Agency.
Raheb mencatat bahwa perayaan Natal telah dibatalkan di Betlehem.
“Anda tidak memiliki lampu Natal. Anda tidak memiliki pohon Natal di Betlehem. Tidak ada turis yang datang karena perang,” ujarnya.
“Di sini, di Tepi Barat, kami mengalami penjajahan apartheid oleh pemukim Yahudi,” tambah Raheb.
BACA JUGA: Selesaikan Konflik Palestina-Israel: Cabut Hak Veto Anggota DK PBB
“Saya merasa sangat disayangkan bahwa di musim ini, ketika setiap gereja mendengar kata-kata, ‘perdamaian di bumi’, Amerika Serikat malah memveto gencatan senjata. Sayang sekali,” katanya.
Dia mencatat bahwa lebih dari 8.000 anak telah terbunuh di Gaza sejak 7 Oktober.
Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 20.057 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai 53.320 lainnya, menurut otoritas kesehatan di wilayah kantong yang terkepung.
BACA JUGA: Peringatan Hari HAM Sedunia, 17.700 Warga Palestina Twas di Gaza, 48.800 Lain Luka Serius
Serangan gencar Israel telah menyebabkan kehancuran di Gaza dengan setengah dari persediaan perumahan di wilayah pesisir rusak atau hancur, dan hampir 2 juta orang mengungsi di daerah kantong padat penduduk tersebut di tengah kekurangan makanan dan air bersih.
Hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas, sementara lebih dari 130 sandera masih disandera.
Semoga saudara-saudara kita di Palestina yang akan merayakan Natal mendapatkan berkah.