Jumat, 22 November 2024

Krisis Iklim Makin Mengkhawatirkan, Indonesia Tak Boleh Lengah

Krisis iklim makin hari makin mengkhawatirkan. Dunia termasuk Indonesia tidak boleh lengah. Ini penjelasan lengkapnya.

Hot News

TENTANGKITA.CO- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memaparkan kesuksesan Indonesia menurunkan emisi karbon antara tahun 2020 hingga 2022 dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G77 dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dalam rangkaian World Climate Action Summit (WCAS) COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), Jumat (1/12/2023). Krisis iklim makin hari makin mengkhawatirkan. Dunia termasuk Indonesia tidak boleh lengah.

Jokowi menyebut Indonesia sukses menurunkan emisi karbon hingga 42 persen dibandingkan dengan perencanaan Business as Usuall (BAU) tahun 2015. Jokowi juga menyebut sudah bekerja keras untuk memperbaiki pengelolaan Forest and Other Land Use (FOLU), serta mempercepat transisi energi menuju energi baru terbarukan. Indonesia terus menjaga dan memperluas mangrove dan merehabilitasi hutan dan lahan, serta menurunkan deforestasi pada titik terendah dalam 20 tahun terakhir.

Menanggapi itu, Direktur Eksekutif Yayasan MADANI Berkelanjutan, Nadia Hadad mengatakan klaim kesuksesan Presiden Jokowi terhadap upaya penurunan emisi karbon dan deforestasi Indonesia dari tahun ke tahun, tidak boleh membuat negara ini lengah terhadap krisis iklim yang makin mengkhawatirkan.

BACA JUGA:Tiga Aktivitas Sepele yang Ganggu Kualitas Tidur Terbaik

“Indonesia harus tetap tegas menuju titik akhir net-zero emisi dengan menyapih bahan bakar fosil, apalagi mengingat bahwa data dan fakta harus dilihat utuh dari berbagai perspektif,” ujar Nadia melalui keterangan tertulis diterima NU Online, Selasa (5/12/2023).

Laporan terbaru Global Carbon Project (GCP) menunjukkan bahwa di tahun 2023 ini Indonesia menduduki sepuluh besar penyumbang emisi terbesar di seluruh dunia. Jumlah karbon yang dihasilkan Indonesia meningkat sebesar 18,3% dari tahun 2022, peningkatan paling banyak dibandingkan negara-negara lainnya. Kenaikan emisi berasal dari penggunaan energi fosil (khususnya batu bara), alih fungsi lahan, dan deforestasi Indonesia yang tinggi. Menurut Nadia dari pencapaian yang disampaikan Presiden Jokowi, masih banyak catatan dan pekerjaan rumah yang masih tertinggal.

BACA DEH  Pneumonia Ancaman Serius bagi Anak-Anak, Kematian Terjadi Setiap 43 Detik
Temukan Artikel Viral kami di Google News
Artikel Terkait
Terpopuler
Terbaru

Piala Dunia FIFA 2026: Ini Syarat Indonesia Lolos

TENTANGKITA.CO, JAKARTA - Peluang Indonesia menjadi  satu dari dua negara di Grup C yang lolos  dari babak ketiga Kualifikasi...