TENTANGKITA.CO – Tiap 10 menit, Israel bunuh seorang anak Palestina melukai dua lainnya dalam serangan selama sebulan terakhir di Gaza, ujar Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) Senin (6/11).
“Rata-rata, satu anak terbunuh dan 2 orang terluka setiap 10 menit selama perang,” kata UNRWA dalam pernyataan yang dipublikasikan di X (sebelumnya Twitter), dikutip dari Anadolu Agency.
UNRWA adalah badan utama PBB yang bekerja di Jalur Gaza. Sekolah-sekolah lembaga ini menampung sekitar 670.000 pengungsi Palestina. Badan bantuan tersebut telah kehilangan sedikitnya 70 stafnya sejak serangan dimulai.
“Melindungi warga sipil di saat konflik bukanlah sebuah aspirasi atau cita-cita; itu adalah kewajiban dan komitmen terhadap kemanusiaan kita bersama,” tambahnya.
Israel menggempur habis-habisan Gaza baik dari udara maupun darat setelah negara juga diserang rudal Hamas pada 7 Oktober lalu.
Pemboman Israel di Jalur Gaza telah menewaskan sedikitnya 10.022 warga Palestina, termasuk 4.104 anak-anak dan 2.641 wanita, ujar Departemen Kesehatan Palestina.
Sedangkan di Israel, korban jiwa hampir mencapai 1.600 tewas, menurut angka resmi.
Selain banyaknya korban jiwa dan pengungsian besar-besaran akibat pengepungan Israel di wilayah tersebut, pasokan bahan pokok juga semakin menipis bagi 2,3 juta penduduk Gaza.
Pelanggaran Nyata Hukum Internasional
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan akan meluncurkan permohonan kemanusiaan senilai $1,2 miliar untuk membantu 2,7 juta warga Palestina.
“Saya sangat prihatin dengan pelanggaran nyata terhadap hukum humaniter internasional yang kita saksikan. Biar saya perjelas: Tidak ada pihak dalam konflik bersenjata yang berada di atas hukum humaniter internasional,” kata Sekjen PBB.
Guterres menggambar situasi di Gaza terkepung dan dibombardir dan terjadi “lebih dari sekedar krisis kemanusiaan,” Guterres menekankan bahwa mereka sedang menghadapi krisis kemanusiaan, yang mengguncang dunia dan mengguncang kawasan.
Dia menekankan bahwa perlindungan warga sipil harus menjadi prioritas utama dan menyoroti bahwa Gaza menjadi kuburan bagi anak-anak, dengan ratusan anak perempuan dan laki-laki dilaporkan terbunuh atau terluka setiap hari.
“Bencana yang terjadi membuat perlunya gencatan senjata kemanusiaan menjadi semakin mendesak seiring berjalannya waktu,” kata Guterres.
“Pihak-pihak yang berkonflik – dan tentu saja komunitas internasional – menghadapi tanggung jawab mendasar dan mendesak: menghentikan penderitaan kolektif yang tidak manusiawi dan secara dramatis memperluas bantuan kemanusiaan ke Gaza,” tambahnya.