TENTANGKITA.CO, JAKARTA – Kawasan Gunung Semeru diperkirakan akan dilanda hujan lebat di kawasan puncak maupun lereng, sehingga berpotensi menyebabkan banjir lahar.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan potensi hujan lebat ini bisa terjadi hingga tiga hari kedepan, terhitung sejak Jumat 10 Desember 2021 hingga Minggu 12 Desember 2021.
Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Fachri Radjab mengatakan hujan lebat ini diperkirakan terjadi pada siang hari.
“Untuk kawasan puncak Gunung Semeru hujan antara jam 12.00 WIB hingga 15.00 WIB,” ujar Fachri dalam konferensi pers.
“Kawasan lereng juga sama, siang menjelang sore itu masih ada potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Ini yang perlu menjadi kewaspadaan kita,” tambah dia.
Prakiraan cuaca hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Semeru.
BACA JUGA: LETUSAN GUNUNG SEMERU TIDAK BERDAMPAK SIGNIFIKAN BAGI PENERBANGAN
BACA JUGA: LETUSAN GUNUNG SEMERU POTENSI AWAN PANAS DAN BANJIR LAHAR MASIH TINGGI
KRB Gunung Semeru di Kabupaten Malang meliputi:
- Kecamatan Poncokusumo
- Kecamatan Wajak
- Kecamatan Tirtoyudo dan
- Kecamatan Ampel Gading
KRB Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang
- Kecamatan Senduro
- Kecamatan Pasrujambe
- Kecamatan Candipuro
- Kecamatan Tempursari dan
- Kecamatan Pronojiwo
Perubahan Morfologi Puncak Semeru
Plt. Kepala Pusat Riset Aplikasi Penginderaan Jauh LAPAN – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr. Rokhis Khomarudin turut menyampaikan bahwa Gunung Semeru mengalami perubahan bentuk di wilayah kawah hingga lereng di bagian tenggara.
Menurut citra satelit USGS, bukaan baru aliran lava itu tercatat sepanjang 710 meter dengan lebar 110 meter.
Adanya bukaan baru aliran lava dari aktivitas vulkanik Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu (4/12) itu telah menyebabkan kerusakan lahan mencapai 2.417,2 hektar.
“Terjadi perubahan di puncak Gunung Semeru, new lava flow,” jelas Rokhis.
Adapun rincian luas kerusakan lahan meliputi hutan 909,8 hektar, lahan terbuka 764,5 hektar, hutan sekunder 243,1 hektar, lahan pertanian 161,5 hektar, ladang/tegalan 161,2 hektar, perkebunan 77,9 hektar, permukiman 67,8 hektar, semak/belukar 20,9 hektar dan tubuh air 10,4 hektar.