TENTANGKITA, JAKARTA – Jumlah pengungsi erupsi Gunung Semeru bertambah menjadi 6.022 jiwa dan korban meninggal 39 orang yang tersebar pada 115 titik, menurut data Pos Komando (posko) Tanggap Darurat Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru, Kamis 9 Desember 2021.
Sejumlah pelayanan dasar untuk pengungsi harus dioptimalkan, misalnya operasional dapur umum untuk menambah kapasitas masakan, kebutuhan toilet portable dan ruang yang lebih nyaman untuk warga penyintas.
Pemerintah juga masih mengidentifikasi fasilitas pendidikan yang aman dan dapat dimanfaatkan untuk pemindahan para penyintas.
Selain pengungsian, erupsi juga berdampak pada aset warga seperti rumah warga dan hewan ternak.
Berikut jumlah pengungsi di tiap kecamatan:
- Candipuro 2.331 orang.
- Pasirian 983 orang
- Pronojiwo 525
- Tempeh 554
- Sumbersuko 302
- Lumajang 271
- Pasrujamber 212
- Sukodono 204
- Kunir 127
- Tekung 67
- Senduro 66
- Padang 62
- Jatiroto 59
- Kedungjajang 50
- Klakah 45
- Yosowilangun 40
- Rowokangkung 37
- Ranuyoso 26
- Randuagung 24
- Tempusari 23
- Gucialit 14
BACA JUGA : POTENSI AWAN PANAS GUGURAN DAN BANJIR LAHAR MASIH TINGGI
Data sementara mencatat rumah terdampak 2.970 unit dan hewan ternak 3.026 ekor, dengan rincian sapi 764 ekor, kambing 684 dan unggas lainnya 1.578.
Sementara itu, data sementara fasilitas umum (fasum) terdampak antara lain sarana pendidikan 42 unit, sarana ibadah 17, fasilitas kesehatan 1 dan jembatan rusak 1.
Data korban jiwa hingga Kamis 9 Desember 2021 sebanyak 39 orang dan hilang 13.
Petugas di lapangan masih terus melakukan identifikasi dan verifikasi terhadap warga meninggal.
Sedangkan mereka yang hilang, tim SAR gabungan menargetkan waktu 6 hari ke depan dengan fokus di wilayah Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh dan wilayah Desa Curah Kobokan.
BACA JUGA: LETUSAN GUNUNG SEMERU TIDAK BERDAMPAK SIGNIFIKAN BAGI PENERBANGAN