TENTANGKITA.CO – Kota Depok menempati urutan pertama ranking 10 kota paling berpolusi di Indonesia pada 28 Agustus 2023 menurut data IQAir di laman iqair.com.
Kualitas udara berdasarkan Indeks Kualitas Udara (AQI) Kota Depok berada di level 183 dengan tingkat polusi udara masuk kategori tidak sehat.
Polutan utama yang menyebabkan kualitas udara Kota Depok tidak sehat adalah PM2.5.
Menurut laman Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG), Konsentrasi Partikulat atau Particulate Matter (PM2.5) adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari atau sama dengan 2.5mikrometer.
Pengukuran konsentrasi PM2.5 menggunakan metode penyinaran sinar Beta (Beta Attenuation Monitoring) dengan satuan mikrogram per meter kubik.
Laman IQAir memberikan rekomendasi untuk melindungi warga Kota Depok dari polusi udara itu yakni:
– Kenakan masker di luar
– Nyalakan penyaring udara
– Tutup jendela anda untuk menghindari udara luar yang kotor
– Hindari aktivitas outdoor
BACA JUGA: Belum Terjawab KJP Plus Bulan September 2023 Kapan Cair: Yang Resmi Cuma dari P4OP dan Disdik DKI
Berikut ini ranking 10 kota paling berpolusi di Indonesia berdasarkan data IQAir pada 28 Agustus 2023 pukul 09.00 WIB:
Dari data tersebut, DKI Jakarta menempati urutan ke-7 dengan skor 156. Namun, dalam data kota besar di dunia paling berpolusi, Jakarta menempati urutan kedua di bawah Dubai, Uni Emirat Arab, dengan level 173.
Pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta sudah melakukan beberapa langkah untuk memperbaiki kualitas udara di Ibu Kota yang kini menjadi sorotan.
PENYEBAB KUALITAS UDARA MEMBURUK
Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Sigit Reliantoro mengatakan, ada beberapa faktor yang melatarbelakangi buruknya kualitas udara di Jabodetabek.
Termasuk dalam faktor penyebab memburuknya kualitas udara di Jabodetabek adalah siklus meteorologi serta pembuangan emisi dari sektor transportasi.
“Berdasarkan siklus, pada bulan Juni, Juli, dan Agustus itu selalu terjadi peningkatan pencemaran udara di Jabodetabek karena dipengaruhi oleh udara dari timur yang kering,” ujar Sigit saat konferensi pers di kantor Kementerian LHK, Jumat 11 Agustus 2023.
Dia memaparkan bahwa KLHK juga telah melakukan kajian pemicu polusi udara di Jakarta pada tahun 2020.
“Penyumbang polusi udara terbesar berasal dari sektor transportasi dengan emisi sekitar 44 persen, industri sebesar 31 persen, industri energi manufaktur sebesar 10 persen, sektor perumahan sebesar 14 persen dan komersial sebesar satu persen,” ujarnya seperti dilansir beritajakarta.id.
BACA JUGA: Pendaftaran DTKS DKI 2023 Kapan Dibuka: Begini Kata Dinsos DKI
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengajak warga menerapkan sejumlah langkah proteksi di antaranya, rutin mengecek kualitas udara melalui laman resmi BMKG serta pemakaian masker untuk menekan risiko efek paparan polusi udara.
“Upaya preventif dilakukan untuk mencegah atau mengurangi dampak buruk bagi individu warga Jakarta. Misalnya, pemakaian masker, mengurangi aktivitas di luar dan sebagainya karena pencegahan itu harus dilakukan sedini mungkin dan dari diri sendiri,” ungkapnya.
Asep Kuswanto menjelaskan pihaknya juga tengah menyusun kebijakan pengendalian pencemaran udara yang akan tertuang dalam peraturan gubernur.
“Dalam waktu dekat, pergub pengendalian pencemaran udara akan ditandangani Pj Gubernur DKI Jakarta,” jelasnya.
Dia menambahkan, Pergub pengendalian pencemaran udara akan memuat tiga strategi yang terdiri dari pembuatan kebijakan dan regulasi, uji emisi untuk mengurangi pencemaran udara, hingga operasi uji emisi.
BACA JUGA: Formasi PPPK 2023 Kabupaten Sumenep Ada 311 Lowongan CPNS, Kebanyakan Guru Agama
Dinas LH DKI Jakarta juga mendorong agar Ditlantas Polda Metro Jaya maupun Korlantas Mabes Polri untuk mulai menerapkan tilang atau imbauan. Salah satunya, jika ada Operasi Patuh Jaya, di dalamnya juga bisa diterapkan operasi untuk uji emisi.
“Jadi, beberapa strategi baik berpihak maupun tidak berpihak, kami terus melakukan upaya pengetatan sehingga diharapkan kualitas udara Jakarta akan semakin terjaga, dan semakin baik lagi,” ujarnya.