TENTANGKITA, JAKARTA — Kemampuan penularan dan menghindari kekebalan tubuh dari Covid-19 varian Omicorn mengkhawatirkan, ujar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
WHO sudah mengkategorikan varian ini sebagai variant of concern (VoC/varian yang perlu diperhatikan) dan menjadi ancaman global dengan level “sangat tinggi” karena penyebarannya sangat cepat dan bisa menginfeksi kembali orang yang pernah terkena varian lain.
Menurut WHO, ancaman virus ini lebih besar pada kawasan yang mempunyai tingkat vaksinasi rendah, seperti dimuat oleh Berandakita.com, media jaringan tentangkita.co
Tapi kabar baiknya, semua dugaan tersebut masih perlu dibuktikan dengan penelitian lebih lanjut.
WHO ingin mendalami kecepatan penyebaran, tingkat keparahan, kekebalannya terhadap vaksin, obat dan terapi hingga gejala spesifiknya.
“Vaksin pada dasarnya dirancang agar orang jauh dari perawatan rumah sakit. Sejauh ini hal itu sudah dilakukan dengan sangat baik,” ujar Margaret Harris, juru bicara WHO.
“Jadi kita benar-benar perlu tahu apakah varian ini akan mengubah itu.”
Varian omicron pertama kali dilaporkan minggu lalu di Afrika Selatan, dengan peningkatan jumlah warga positif sangat tajam dalam beberapa hari terakhir.
Varian juga ditemukan pada lebih dari selusin negara, termasuk Botswana, Inggris, Jerman, Belgia, Republik Ceko, Israel, Australia, dan Hong Kong.
Sejauh ini, belum ada laporan kematian terkait varian omicron. Sementara itu, banyak negara termasuk AS telah menerapkan kembali beberapa pembatasan perjalanan dalam upaya membendung penyebaran varian baru.
WHO pada Minggu memperingatkan kemungkinan “lonjakan Covid-19 di masa depan, yang dapat memiliki konsekuensi parah.”
Arab Saudi Izinkan Jamaah Umrah Asal Indonesia Tak Perlu Suntik Vaksin Booster
Perketat Pengawasan
WHO menyarankan agar pemerintah meningkatkan pengawasan dan mempercepat vaksinasi serta penerapan protokol kesehatan dengan lebih ketat.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan: “Keamanan kesehatan global terlalu penting untuk dibiarkan begitu saja, atau niat baik, atau pergeseran arus geopolitik, atau kepentingan pribadi perusahaan dan pemegang saham.”
“Omicron menunjukkan mengapa dunia membutuhkan kesepakatan baru tentang pandemi,” katanya, mencatat bahwa kemunculan varian baru menunjukkan betapa “berbahaya dan genting” situasi saat ini.