TENTANGKITA.CO– SK PPPK Kemenag 2023 telah diserahkan kepada 29.069 pegawai di seluruh Indonesia baik di pusat maupun daerah.
Pelantikan PPPK Kemenag 2023 ini dilakukan langsung Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Selasa 15 Agustus 2023 secara luring dan daring.
“Bismillah dengan memanjatkan puji syukur, maka hari ini, Selasa, 15 Agustus, saya Menteri Agama RI dengan ini secara resmi melantik saudara/saudari, menjadi PPPK di Lingkungan Kementerian Agama,” kata Gus Yaqut, dikutip dari Kemenag, Rabu 16 Agustus 2023.
Ada sebanyak 29.069 PPPK yang dilantik dan terdiri dari 16.972 guru, 797 dosen, 951 penghulu, 9.295 penyuluh agama, serta 1.054 jabatan fungsional teknis.
Gus Yaqut berharap pelantikan PPPK ini menjadi jalan keluar bagi persoalan status pegawai non ASN.
Ia berpesan, agar para PPPK yang dilantik tetap mempertahankan dan bahkan meningkatkan kinerja dalam pelayanan publik.
“Tetap ikhlas mengabdi ke bangsa. Jangan setelah diterima bekerja asal-asalan, mentang-mentang sudah punya SK,” katanya.
Baca Juga: Info Pencairan KLJ, KPDJ, KAJ, KPARJ Tahap 2 2022 dan Juli-Agustus 2023, Prediksi Rabu Ini
Apalagi, kata dia, Kemenag merupakan kementerian dengan postur jumbo sehingga diharapkan jadi penyemangat dalam memberi pelayanan terbaik untuk bidang keagamaan dan pendidikan.
Tidak Diskriminatif dan Intoleran
Ia juga meminta para PPPK untuk tidak bertindak diskriminatif dalam pelayanan dengan membedakan agamanya.
Gus Yaqut menekankan, tidak boleh ada praktik tindakan intoleran dan diskriminatif di lingkungannya.
“Beri pelayanan harus adil dan tidak boleh dibeda-bedakan,” katanya.
Baca Juga: Daftar 76 Paskibraka Yang Bertugas di Istana Merdeka: Silakan Cek Anggota dari Daerah Kalian
Ia menambahkan, hal ini merupakan ciri yang harus dimiliki ASN Kemenag.
“PPPK yang dilantik hari ini harus smart, moderat, dan juga menjadi problem solver. Ini tiga hal yang harus Anda miliki agar menjadi ASN yang berdaya,” katanya.
ASN yang smart, kata dia, ditandai dengan karakteristik memiliki integritas, nasionalisme, profesionalisme yang di atas standar, pengetahuan wawasan global, teknologi informasi dan penggunaan bahasa yang baik.
“Harus memiliki keramahan dalam pelayanan, memiliki jejaring yang luas dalam meingkatkan pelayanan, dan tentunya jiwa entrepreneurship yang memadai,” jelas Menag.