TENTANGKITA.CO – DKI Jakarta akan mejadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN pada 5—7 September 2023.
Terkait dengan rencana perhelatan pertemuan Kepala Negara itu, Pemprov DKI mengimbau perkantoran di Jakarta menjalankan work from home (WFH) kepada para pegawainya pada tanggal 5—7 September.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) DKI, Syafirn Liputo, penerapan WFH dapat mengurangi kemacetan dan pembuangan emisis gas sehingga dapat memperbaiki kualitas udara di DKI Jakarta
“Pemprov DKI Jakarta akan menerbitkan imbauan bagi kantor-kantor yang berada dekat dengan pelaksanaan KTT ASEAN untuk dapat melaksanakan atau menyelenggarakan pola kerja dari rumah,” ungkap Syafrin Liputo kepada wartawan pada Jumat, 11 Agustus 2023.
Saat ini, menurut Syafrin Liputo, penerapan WFH sudah diujicobakan di internal Pemprov DKI Jakarta.
“Kami sudah melakukan uji coba penerapan fleksibilitas jam kerja maksimal 2 jam, 120 menit dan kami akan melakukan evaluasi terhadap tingkat kepadatan di jalan,” tuturnya seperti dilansir pmjnews.com.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto juga mengimbau kepada masyarakat agar memantau kualitas udara di sekitar lingkungan. Ia mengajak masyarakat turut aktif mengurangi dampak buruk dari kualitas udara di Ibu Kota.
“Masyarakat juga perlu melakukan upaya-upaya preventif untuk mencegah atau mengurangi dampak itu, misal dengan menggunakan masker mengurangi aktivitas di luar karena memang pencegahan itu harus dilakukan sedini mungkin dan dari diri sendiri,” tukas Asep.
Sementara itu, kualitas udara di Jakarta, pada Jumat 11 Agustus 2023 terpantau dalam kondisi tidak sehat
Data IQAir menyebutkan tingkat polusi kawasan DKI Jakarta berada di angka 178 AQI US pada pukul 07.43 WIB dan menempati peringkat ke-2 (terburuk) di dunia.
BACA JUGA: Amalkan 4 Ijazah Mbah Moen ini di Tiap SUBUH, Dijamin Hutang Cepat Lunas dan Banjir Rezeki
Adapun level ini dapat diartikan udara Jakarta tidak sehat untuk pernapasan kebanyakan orang. Sehingga disarankan untuk memakai masker.
Selanjutnya, tingkat konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 107.4µg/m³ atau setara dengan 21,5 kali dari nilai panduan kualitas udara tahunan Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Sementara itu, suhu di Jakarta hari ini 26 derajat Celcius dengan tingkat kelembaban 81 persen, gerak angin hanya 5,5 km/jam, dan tekanan sebesar 1014 mbar.
Untuk diketahui, peringkat kualitas udara Jakarta saat ini berada di posisi ke-2 di dunia dengan indikator warna adalah merah, yang artinya tidak sehat.
Adapun indikator warna lainnya adalah ungu sangat tidak sehat, hitam berbahaya, hijau baik, dan kuning sedang.